SEBUAH penelitian yang dipublikasikan di jurnal BMC Medicine pada tanggal 14 Oktober 2025 melaporkan efektivitas obat antidiabetes sitagliptin dalam menjaga agar tidak terjadi mineralisasi tulang pada pasien diabetes perempuan.
Penelitian ini merupakan bagian dari jaringan studi Slowdown yang merupakan gabungan para peneliti di Italia.
Penelitian dilakukan untuk mengevaluasi kemanjuran dan keamanan terapi sitagliptin selama durasi 52 minggu terhadap hasil tulang pada wanita dengan diabetes melitus tipe 2.
Penyakit diabetes melitus tipe 2 dan osteoporosis menjadi penyebab utama morbiditas dan kematian terutama pada pasien perempuan.
Angka kejadian osteoporosis pada perempuan semakin meningkat seiring dengan kondisi pascamenopause yang menyebabkan kadar estrogen berkurang secara drastis.
Kondisi diabetes sendiri, tanpa mempertimbangkan faktor hormon estrogen dan menopause, mampu meningkatkan risiko patah tulang terutama pada pasien perempuan.
Dari seluruh obat antidiabetes yang ada, obat dari golongan Inhibitor dipeptidyl peptidase-4 (DPP4-Is) adalah obat yang memiliki profil keamanan yang baik. Salah satu contoh obat dari golongan ini adalah Sitagliptin.
Dari beberapa studi yang telah dilakukan, pemberian Sitagliptin ternyata dapat mengurangi risiko patah tulang dengan meningkatkan pembentukan tulang dan menghambat penyerapan tulang.
Meskipun demikian, studi yang ada sifarnya masih sangat terbatas baik dalam tempat pengujian maupun jumlah pasien yang diperiksa.
Tim peneliti kemudian berusaha mengkonfirmasi temuan studi tersebut dengan melakukan pengujian pada sampel dengan jumlah yang lebih besar, dengan desain uji dilakukan secara acak, tersamar ganda, dan dibandingkan dengan kontrol plasebo.
Penelitian ini dilakukan terhadap 132 pasien perempuan yang memiliki diabetes melitus tipe 2 yang dibagi ke dalam dua kelompok secara acak.
Pembagian secara acak ini dilakukan untuk mengurangi bias dalam penelitian dan meningkatkan validitas data.
Sebanyak 66 pasien diberikan sitagliptin yang dikombinasikan dengan metformin, sementara kelompok kontrol hanya diberikan metformin dan tablet plasebo saja.
Penggunaan plasebo dalam penelitian ini tidak mutlak berisi tablet tanpa zat aktif, karena pasien yang direkrut sudah dalam proses pengobatan menggunakan metformin.
Hanya saja, ditambahkan sitagliptin dalam uji klinis untuk melihat efektivitas sitagliptin dalam mencegah osteoporosis.
Pasien yang terlibat dalam penelitian ini menjalani pemeriksaan beberapa parameter penting sebanyak tiga kali, pada hari ke-0, minggu ke-24, dan minggu ke-52.
Ada banyak penanda klinis yang diperiksa, seperti berbagai parameter untuk kondisi diabetes yaitu, gula puasa, kadar HbA1C, kadar kolesterol total, SGPT, dan SGOT.
Lalu dilakukan juga pemeriksaan terhadap parameter kerapuhan tulang seperti kerapatan tulang (BMD), osteopontin (OPN), osteocalcin (OC), osteoprotegerin (OPG).
Para peneliti juga melakukan pemeriksaan kadar mediator inflamasi yang berperan dalam proses mineralisasi tulang yang menyebabkan osteoporosis.
Hasil penelitian menunjukkan pemberian sitagliptin 100 mg selama 52 minggu berhasil mempertahankan skor T BMD pada tulang panggul total dibandingkan dengan kelompok pasien yang diberikan plasebo.
Pada kelompok pasien plasebo, skor T BMD mengalami penurunan signifikan, yang berarti terjadi osteoporosis.
BMD (Bone Mineral Density) adalah ukuran kepadatan mineral dalam tulang, yang menunjukkan seberapa kuat atau rapuh tulang seseorang.
Skor T adalah salah satu cara untuk mengekspresikan hasil pemeriksaan BMD, yang membandingkan kepadatan tulang seseorang dengan rata-rata kepadatan tulang orang sehat berusia muda.
Bila skor lebih dari -1, maka artinya kepadatan tulangnya normal. Namun, bila skornya di bawah -2,5 maka risiko mengalami osteoporosisnya menjadi lebih tinggi.
Selain data tentang pengaruh pemberian sitagliptin 100 mg pada kerapatan tulang, obat ini juga menurunkan kadar mediator inflamasi tertentu seperti sitokin IL-1β, IL-6, IL-17, IFN-γ (interferon-gamma), CXCL10 (C-X-C motif chemokine Ligand 10), dan MCP-1 (monocyte chemoattractant protein-1).
Semua sitokin yang disebutkan ini adalah sitokin yang berperan dalam peradangan. Bila kadarnya meningkat, maka peradangan akan terjadi lebih berat di dalam tubuh.
Enzim DPP4 di dalam tubuh berperan dalam proses peradangan dan metabolisme sel tulang.
Enzim ini mempengaruhi kadar mediator inflamasi yang kemudian berpengaruh pada diferensiasi sel pembentuk tulang dan produksi sitokin.
Dalam penelitian ini, terbukti bahwa Sitagliptin sebagai Inhibitor enzim DPP4 dapat menurunkan kadar meditor peradangan secara signifikan dalam 24 minggu penggunaan.
Penghambatan enzim DPP4 secara kronis dapat memengaruhi proses pembentukan ulang (remodeling) tulang dengan mengubah pola inflamasi yang berkaitan dengan kesehatan tulang.
Hasil lain yang ditemukan dalam penelitian ini adalah enzim DPP-4 yang hendak dihambat oleh sitagliptin juga menurun secara signifikan.
Analisis terhadap kadar glukosa darah tidak menunjukkan adanya perbedaan antara kelompok yang diberikan sitagliptin 100 mg dan plasebo.
Hasil analisis per-protocol menguatkan temuan utama bahwa sitagliptin mempertahankan skor T tulang panggul lebih baik dibanding plasebo.
Para peneliti dalam studi ini menyimpulkan bahwa Sitagliptin berpotensi membantu menjaga kesehatan tulang panggul pada perempuan dengan diabetes tipe 2.
Efek ini tampaknya independen dari kontrol glukosa, menunjukkan manfaat tambahan dari sitagliptin.
Studi ini membuka jalan untuk penelitian lanjutan tentang peran DPP4-inhibitor dalam pencegahan osteoporosis pada pasien diabetes.
Data dari Center for Disease Control di Amerika Serikat menunjukkan bahwa sekitar 19% perempuan lansia di Amerika Serikat mengalami diabetes pada tahun 2023.
Untuk ukuran Amerika saja itu berarti mencapai angka 5.8 juta perempuan yang mengalami diabetes.
Dengan kondisi diabetes dan postmenopause, artinya perempuan lansia memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami osteoporosis karena kedua kondisi tersebut.
Dengan temuan Barchetta tim peneliti Slowdown ini, diharapkan menjadi permulaan pemeriksaan obat-obatan dari golongan inhibitor enzim DPP-4 dalam kaitannya dengan pencegahan osteoporosis.
Pemeriksaan lebih lanjut pada tempat-tempat lain di luar Itali dan di luar Eropa perlu dilakukan untuk mengkonfirmasi temuan yang telah ada.
Sebagai apoteker, temuan ini dapat digunakan untuk memberikan solusi bagi pasien perempuan yang mengalami diabetes.
Apoteker dapat memberikan advokasi baik pada dokter dan juga pemangku kebijakan agar memasukkan obat ini pada formularium nasional untuk pengobatan yang lebih baik berdasarkan bukti-bukti yang telah terkumpul.
Sumber:
- Barchetta I, Filardi T., Dule S., Cimini FA., Sentinelli F., et.al., 2025. Effect of sitagliptin vs. placebo on bone mineralization in women with type 2 diabetes: the SLowDOWN (SitagLiptin in Diabetes for Osteoporosis in WomeN) randomized clinical trial. BMC Medicine. 23: 562
- Website: https://www.cdc.gov/diabetes/risk-factors/diabetes-and-women-1.html (diakses pada tangal 19 Oktober 2025, 19.40 WIB)***


















