PINRANG IAINews – Dalam rangka merayakan World Pharmacists Day (WPD) 2025, Pengurus Cabang (PC) Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) Kabupaten Pinrang menggelar berbagai kegiatan bermanfaat sebagai wujud pengabdian Apoteker di Kelurahan Fakkie, Kecamatan Tiroang, Kabupaten Pinrang, pada Selasa, 21 Oktober 2025. Peringatan tahunan ini juga dirangkaikan dengan perayaan Hari Kesehatan Nasional (HKN), menegaskan komitmen apoteker dalam memberikan edukasi dan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
WPD 2025 oleh International Pharmaceutical Federation (FIP) mengusung tema Think Health, Think Pharmacists, yang bertujuan untuk menyoroti peran penting apoteker sebagai penyedia layanan kesehatan yang mudah diakses dan sangat diperlukan. Tema ini mengajak masyarakat untuk melihat apoteker bukan hanya sebagai penjual obat, tetapi sebagai mitra kesehatan yang penting dalam menjaga kesehatan masyarakat.
Ketua PC IAI Kabupaten Pinrang, Apt. Dra. Hj. Rahmawati, MARS, dalam sambutannya menekankan pentingnya kegiatan seperti ini sebagai bentuk pengabdian apoteker di tengah masyarakat. “Kegiatan ini merupakan wujud nyata peran apoteker dalam memberikan edukasi dan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Harapannya, kegiatan seperti ini bisa terus berlanjut dan semakin banyak masyarakat yang sadar akan pentingnya penggunaan obat yang benar,” ungkapnya.
Lebih lanjut, beliau juga berharap agar semangat kebersamaan ini tidak hanya terwujud saat peringatan WPD, tetapi dapat terus dipertahankan dalam keseharian para apoteker di lapangan.

Beberapa kegiatan yang dilakukan diantaranya sosialisasi DAGUSIBU (dapatkan, gunakan, simpan, dan buang obat), dan program ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan keterampilan masyarakat dalam pengelolaan obat-obatan di rumah tangga, sekaligus mendorong mereka menjadi konsumen obat yang cerdas.
Penyuluhan DAGUSIBU (Dapatkan, Gunakan, Simpan, dan Buang Obat dengan Benar) menekankan empat langkah penting yang harus diperhatikan oleh setiap konsumen obat:
-
Dapatkan – Obat harus diperoleh dari sumber resmi yang terpercaya seperti apotek, puskesmas, atau toko obat berizin. Konsultasikan dengan apoteker atau tenaga kesehatan untuk memastikan obat yang diterima tepat dan sesuai kebutuhan.
-
Gunakan – Obat yang didapatkan harus digunakan sesuai dengan dosis, waktu, dan cara yang tertera pada etiket atau petunjuk dari dokter/apoteker. Penghentian atau perubahan dosis tanpa saran ahli dapat mengurangi efektivitas pengobatan.
-
Simpan – Obat harus disimpan dengan benar, biasanya pada suhu ruangan, jauh dari jangkauan anak-anak, dan terhindar dari sinar matahari langsung atau tempat lembap. Selain itu, jangan simpan obat yang sudah kedaluwarsa.
-
Buang – Obat yang sudah kedaluwarsa atau rusak harus dibuang dengan aman. Obat padat (tablet/kapsul) dapat dikeluarkan dari kemasan dan dicampur dengan bahan yang tidak menarik (misalnya ampas kopi) sebelum dibuang ke tempat sampah. Kemasan (kotak/botol) sebaiknya dirusak agar tidak disalahgunakan.
Melalui langkah-langkah ini, diharapkan masyarakat Fakkie dapat mengelola obat-obatan dengan lebih baik, meningkatkan efektivitas pengobatan, serta mengurangi risiko penyalahgunaan atau keracunan obat di lingkungan rumah tangga.
Selain penyuluhan DAGUSIBU, kegiatan dilanjutkan dengan program “Apoteker Bertamu” yang menyasar 20 rumah warga di Kelurahan Fakkie. Program ini merupakan bentuk pengabdian masyarakat di mana apoteker mengunjungi langsung rumah-rumah untuk memberikan layanan kefarmasian dan memantau kepatuhan penggunaan obat.

Tujuan utama dari program Apoteker Bertamu adalah untuk memastikan masyarakat memperoleh informasi yang tepat mengenai pengobatan yang mereka jalani, serta memberikan edukasi terkait penggunaan obat yang benar. Melalui pendekatan ini, apoteker dapat menjawab langsung pertanyaan atau kekhawatiran masyarakat mengenai pengobatan mereka, khususnya dalam hal penyakit yang memerlukan pemantauan obat secara teratur, seperti Tuberkulosis (TBC).
Salah satu fokus utamanya memastikan kepatuhan pasien dalam mengonsumsi Obat Anti-Tuberkulosis (OAT), dimana Apoteker memberikan konseling terkait jadwal, dosis, dan cara pengobatan yang benar, serta mengingatkan pasien akan pentingnya menyelesaikan pengobatan selama minimal enam bulan agar pengobatan efektif dan mencegah resistensi obat.
PC IAI Pinrang juga menekankan kepada masyarakat tentang peningkatan literasi kesehatan yang melibatkan skrining penyakit tidak menular (PTM) dan edukasi penggunaan obat yang rasional.
Dalam perjalanan kerumah warga dan Posbindu, apoteker memberikan penyuluhan tentang penyakit tidak menular (PTM) yang saat ini menjadi masalah kesehatan utama di masyarakat. PTM seperti Hipertensi (tekanan darah tinggi) dan Diabetes Melitus seringkali tidak menunjukkan gejala awal yang jelas, sehingga banyak orang yang tidak menyadari bahwa mereka berisiko terkena penyakit ini.
Selain edukasi terkait PTM, apoteker juga mengedukasi masyarakat mengenai penggunaan obat yang rasional. Banyak masyarakat yang masih salah kaprah tentang penggunaan obat, seperti penggunaan obat sisa atau resep orang lain untuk mengatasi gejala yang sama. Hal ini sangat berisiko karena obat yang tidak tepat bisa menyebabkan efek samping yang berbahaya atau bahkan memperburuk kondisi kesehatan.
Para Apoteker Pinrang juga menambahkan penjelasan kapan sebaiknya masyarakat pergi ke apotek dan kapan harus berkonsultasi dengan dokter. Karena swamedikasi yang aman adalah salah satu poin penting yang disampaikan ke warga, yaitu menggunakan obat yang sesuai dengan kondisi tubuh dan atas rekomendasi tenaga kesehatan yang berkompeten. Warga juga diajarkan untuk tidak sembarangan mengonsumsi obat yang berasal dari sisa obat sebelumnya atau yang diresepkan untuk orang lain.
Sehingga harapan dari edukasi tersebut untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat bahwa penggunaan obat haruslah berdasarkan kebutuhan medis yang jelas dan selalu mengikuti saran dari tenaga kesehatan yang berkompeten, dalam hal ini apoteker atau dokter.
Melalui kunjungan langsung ke rumah-rumah warga dan kegiatan edukasi lainnya, apoteker yang hadir di Kelurahan Fakkie, Kecamatan Tiroang, Kabupaten Pinrang, terlihat sangat berperan aktif sebagai mitra kesehatan yang tidak hanya memberikan informasi obat, tetapi juga membangun kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan kefarmasian. Dengan pendekatan personal ini, apoteker membantu masyarakat untuk mencapai target kesehatan yang lebih baik dan mengurangi risiko masalah kesehatan yang berkaitan dengan penggunaan obat yang tidak tepat.

Dalam pernyataan penutupnya, Ketua PC IAI Kabupaten Pinrang Apt. Dra. Hj. Rahmawati, MARS, menyampaikan bahwa masyarakat sangat antusias dengan adanya berbagai kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka peringatan World Pharmacists Day (WPD) 2025. “Masyarakat sangat antusias dengan kegiatan penyuluhan, program apoteker bertamu, dan pemeriksaan kesehatan gratis. Teman sejawat apoteker juga sangat bersemangat dalam berinteraksi langsung dengan masyarakat, memberikan edukasi rumah ke rumah melalui program apoteker bertamu, edukasi DAGUSIBU, serta pemeriksaan kesehatan gratis. Semua ini semakin mempererat hubungan antara apoteker dan masyarakat,” ungkapnya.
Ditempat yang sama Apt. Arni, selaku Ketua Panitia Kegiatan, merasa bersyukur atas keberhasilan pelaksanaan kegiatan WPD 2025 yang berjalan dengan lancar dan mendapatkan respons positif dari masyarakat. “Alhamdulillah, kegiatan WPD tahun ini berjalan dengan lancar dan mendapat sambutan hangat dari masyarakat. Terima kasih kepada seluruh panitia, peserta, serta rekan-rekan apoteker yang telah berpartisipasi dalam kegiatan sosialisasi DAGUSIBU, program apoteker bertamu, dan pemeriksaan kesehatan gratis,” ujar Apt. Arni dengan penuh rasa syukur. (TMN)


















