Informasi
Hubungi Redaksi IAINews melalui email : humas@iai.id
Floating Left Ads
Floating Right Ads
banner 950x90

Pemilihan Kontrasepsi Berbasis Progestin Aman untuk Ibu Menyusui, Optimalkan Peran Apoteker

Webinar Peemilihan Kontrasepsi Berbasis Progestin
banner 120x600
banner 468x60

Makasar, IAINews – Webinar bertajuk “Optimalisasi Peran Apoteker dalam Pemilihan Kontrasepsi Berbasis Progestin Aman Untuk Ibu Menyusui” ikut meramaikan peringatan World Pharmacist Day (WPD) 2025, pada 25 September 2025 yang lalu.

Webinar yang diselenggarakan melalui zoom ini menghadirkan pemateri apt. Yuri Pratiwi Utami, S.Farm, M.Si, C.Herbs, dosen dan praktisi farmasi komunitas; dr. Thesa Ananda Prima, Medical Advisor DKT Indonesia; dan apt. Anissa Chusnul Ayusya, Brand Manager Andalan Pil.

Iklan ×

Webinar Peemilihan Kontrasepsi Berbasis Progestin

Dipandu oleh dr. Argatria Michelle selaku moderator, webinar ini menghadirkan 1000 peserta yang menambah antusias dan semangat para pemateri dalam berbagi ilmu.

“Selamat Hari Apoteker Sedunia teman sejawat Apoteker dan Tenaga Vokasi Farmasi di seluruh Indonesia. Sesuai dengan tema Think Health Think Pharmacist, mari tunjukkan peran kita sebagai apoteker, khususnya dalam pemilihan kontrasepsi yang aman untuk ibu menyusui”, ucap apt. Yuri Pratiwi Utami membuka presentasi pertama.

Presentasi apt. Yuri diawali dengan menjelaskan target dari WHO dan UNICEF pada tahun 2025 yakni 50% penggunaan metode kontrasepsi harus tercapai di Indonesia, dimana Indonesia merupakan negara ke-4 dengan jumlah populasi terbanyak di dunia.

Kontrasepsi Berbasis Progestin
apt. Yuri mengawali webinar dengan mengucapkan Selamat Hari Apoteker Sedunia

”Dengan adanya target tersebut, pastinya akan ada beberapa tantangan bagi tenaga kesehatan khususnya apoteker, sehingga bisa mewujudkan dan bersinergi dengan program pemerintah yakni Keluarga Berencana,” jelasnya. Salah satu yang dapat dilakukan yaitu melalui ”Ketersediaan dan Pilihan Metode Kontrasepsi yang Aman dan Tidak Mempengaruhi ASI untuk Ibu Menyusui ”.

Metode hormonal merupakan salah satu metode kontrasepsi yang paling banyak digunakan, baik yang mengandung hormon kombinasi maupun tunggal. Tetapi kontrasepsi hormonal kombinasi ini tidak direkomendasikan untuk ibu menyusui, karena mengandung estrogen. Sehingga disarankan penggunaan satu hormon yakni progestin.

Apa itu progestin ?

Progestin adalah istilah umum yang digunakan untuk merujuk pada zat-zat, baik yang dibuat secara sintetis (buatan) maupun alami, yang memiliki aktivitas biologis mirip dengan hormon seks wanita progesteron.

Baca Juga  Setetes Darah, Sejuta Harapan: Makna Hari Donor Darah Sedunia

Dalam konteks medis, terutama dalam kontrasepsi dan terapi sulih hormon, “progestin” sering merujuk pada versi sintetis dari progesteron.

Progestin

Berikut poin-poin penting mengenai progestin:

  1. Kemiripan dengan Progesteron: Progestin meniru fungsi progesteron alami tubuh, yang berperan penting dalam siklus menstruasi, kehamilan, dan kesehatan reproduksi.
  2. Peran dalam Kontrasepsi: Progestin adalah komponen kunci dalam banyak jenis alat kontrasepsi (pil KB, suntikan, implan, dll). Fungsinya adalah untuk mencegah kehamilan, terutama dengan menghentikan ovulasi dan/atau membuat lendir serviks lebih kental.
  3. Penggunaan Medis Lain: digunakan juga untuk mengatasi masalah menstruasi, endometriosis, dan sebagai bagian dari terapi sulih hormon pada wanita menopause.

Singkatnya, progestin adalah zat yang memiliki efek seperti progesteron dan seringkali merupakan bentuk buatan yang digunakan dalam pengobatan.

Mengapa Progestin Aman untuk Ibu Menyusui ?

Progestin aman dan direkomendasikan sebagai metode kontrasepsi hormonal untuk ibu menyusui terutama karena alasan berikut:

  1. Tidak Mengganggu Produksi ASI (Laktasi)

Alasan terpenting adalah karena kontrasepsi yang hanya mengandung progestin (dikenal sebagai Progestin-Only Pill atau “minipil,” suntikan 3 bulan, atau implan):

  • Tidak mengandung Estrogen: hormon estrogen, yang biasanya ada dalam pil KB kombinasi, diketahui dapat menurunkan kuantitas dan kualitas Air Susu Ibu (ASI).
  • Aman untuk ASI: progestin tidak memiliki efek negatif yang signifikan terhadap proses laktasi. Bahkan, beberapa penelitian menunjukkan bahwa progestin dosis rendah tidak memengaruhi kelancaran dan jumlah produksi ASI.
  1. Efektivitas Tinggi dalam Mencegah Kehamilan

Meskipun aman untuk menyusui, progestin tetap bekerja secara efektif untuk mencegah kehamilan, terutama dengan cara:

  • Mengentalkan lendir di leher rahim (serviks) sehingga sperma sulit masuk.
  • Menipiskan dinding rahim (endometrium) sehingga sel telur yang dibuahi sulit menempel.
  • Dalam beberapa kasus, menekan ovulasi (pelepasan sel telur).
  1. Jumlah Hormon yang Sedikit Masuk ke Bayi

Meskipun sebagian kecil progestin mungkin berpindah ke bayi melalui ASI, jumlahnya sangat kecil dan tidak terbukti berbahaya atau menimbulkan efek buruk pada kesehatan, pertumbuhan, atau perkembangan jangka panjang bayi, termasuk pada hormon seks atau sistem kekebalan bayi (imunoglobulin).

Baca Juga  Fenomena Duck Syndrome: Apa yang Disembunyikan oleh Genzie?

Alasan ini juga didukung dengan bukti ilmiah yang dipublikasikan, dimana kontrasepsi hormonal progestogen dapat dianggap sebagai solusi yang relatif aman bagi perempuan yang ingin terus menyusui bayinya dengan ASI sambil menggunakan kontrasepsi hormonal. Penting untuk mencari panduan dalam memilih metode kontrasepsi terbaik berdasarkan pengetahuan medis terkini, yang disesuaikan dengan kebutuhan individu dan kondisi klinis setiap perempuan dan tempat tinggalnya.

Kontrasepsi Berbasis Progestin
Bukti Ilmiah mengenai Progestin Aman Bagi Ibu Menyusui

Sehingga perlu diketahui kontrasepsi yang hanya mengandung progestin (seperti minipil, KB suntik 3 bulan, atau implan) adalah pilihan hormonal yang sangat disarankan untuk ibu menyusui karena efektif mencegah kehamilan tanpa mengganggu suplai ASI. Pil KB kombinasi (yang mengandung estrogen) tidak disarankan karena dapat menekan laktasi.

Peran Apoteker dalam Pemilihan Kontrasepsi Aman bagi Ibu Menyusui

Optimalisasi peran apoteker dalam pemilihan kontrasepsi progestin untuk ibu menyusui adalah manifestasi langsung dari semboyan “Think Health, Think Pharmacist.” Hal ini menempatkan Apoteker sebagai ahli obat dan garda terdepan dalam pelayanan kesehatan primer, terutama dalam konteks yang memerlukan pertimbangan keamanan obat terhadap bayi.

Peran Apoteker dalam konteks ini bergeser dari sekadar penyedia obat menjadi konselor dan manajer terapi (terutama obat hormonal), yang berfokus pada keselamatan ibu dan bayi.

  1. Pemberian Konseling dan Informasi Obat (PIO) Berbasis Bukti
  • Aksi Apoteker: memberikan edukasi mendalam kepada ibu mengenai jenis kontrasepsi yang aman. Apoteker menjelaskan mengapa kontrasepsi yang hanya mengandung progestin (minipil, suntik 3 bulan, atau implan) aman karena tidak mengandung estrogen yang dapat menekan produksi ASI, sesuai rekomendasi otoritas kesehatan (WHO, ACOG).
  • Korelasi “Think Health“: apoteker memastikan kesehatan ibu (mencegah kehamilan yang tidak diinginkan) tanpa mengorbankan kesehatan bayi (menjaga kuantitas dan kualitas ASI eksklusif).
    1. Penilaian Kepatuhan (Adherence) dan Risiko Efek Samping
  • Aksi Apoteker: menekankan pentingnya kepatuhan jadwal minum pil (terutama minipil progestin yang memiliki jendela waktu yang sempit). Apoteker juga melakukan follow-up untuk mengidentifikasi dan mengelola efek samping umum progestin (seperti bercak/flek, perubahan siklus haid, atau mual), serta memberikan solusi atau rujukan yang tepat.
  • Korelasi “Think Health“: dengan memantau dan mengatasi efek samping, Apoteker meningkatkan kualitas hidup ibu, memastikan ibu merasa nyaman dengan pilihannya, dan mengurangi risiko ibu menghentikan kontrasepsi secara prematur.
    1. Skrining Kontraindikasi dan Interaksi Obat
  • Aksi Apoteker: melakukan wawancara riwayat kesehatan mendalam (termasuk riwayat kanker payudara, penyakit hati, atau riwayat trombosis/bekuan darah) untuk memastikan tidak ada kontraindikasi mutlak penggunaan progestin. Apoteker juga memeriksa interaksi progestin dengan obat lain yang mungkin sedang dikonsumsi ibu menyusui.
  • Korelasi “Think Pharmacist”: ini adalah peran unik Apoteker sebagai ahli terapi obat, yang mampu melakukan penilaian risiko farmakologis yang kompleks untuk menjamin keselamatan pasien.
    1. Rujukan dan Kolaborasi Interprofesional
  • Aksi Apoteker: apabila Apoteker menemukan kondisi medis atau masalah laktasi yang kompleks (misalnya, dugaan mastitis, depresi pascapersalinan, atau keinginan untuk KB jenis lain), ia harus segera merujuk ibu kepada dokter atau bidan.
  • Korelasi “Think Health”: Apoteker bertindak sebagai bagian dari tim kesehatan yang terintegrasi (kolaborasi Apoteker-Bidan-Dokter), memastikan pasien menerima perawatan komprehensif yang terbaik.
Baca Juga  ADPERTISI Gelar PKM Nasional Bahas Peran Telemedicine Untuk Swamedikasi

Webinar Kontrasepsi Berbasis Progestin

Optimalisasi peran Apoteker dalam pemilihan kontrasepsi progestin adalah bentuk nyata dari praktik Pharmaceutical Care. Apoteker memastikan bahwa pil yang tepat dipilih, digunakan dengan benar, dan tidak mengganggu proses laktasi, sehingga ibu dapat mencapai tujuan Keluarga Berencana (KB) sambil berhasil memberikan ASI eksklusif. Hal ini secara efektif mewujudkan “Think Health, Think Pharmacist” yang menjadi pesan penting pada peringatan Hari Apoteker Sedunia tahun 2025.

banner 325x300

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

banner 950x90