Informasi
Hubungi Redaksi IAINews melalui email : humas@iai.id
Floating Left Ads
Floating Right Ads
banner 950x90

Jangan Salah Obat! Kenali Jenis Batuk Anda dan Gunakan Obat yang Tepat

banner 120x600
banner 468x60

BATUK adalah refleks alami pertahanan tubuh terhadap benda asing yang menyerang saluran pernapasan.

Namun, jika berlangsung secara terus menerus akan sangat mengganggu penderitanya. Oleh karena itu, kondisi ini memerlukan penggunaan obat batuk.

Iklan ×

Memilih obat batuk tidak boleh asal tetapi perlu disesuaikan dengan jenis batuknya.

Kesalahan memilih obat batuk ini justru menyebabkan kondisi tidak membaik bahkan bisa semakin parah.

Berikut panduan tepat memilih obat batuk sesuai jenisnya:

  1. Batuk berdahak ringan (produktif)

Pilih obat ekspektoran seperti guaifenesin atau ammonium chloride. Obat ini merangsang sekresi mukus yang lebih cair dan meningkatkan gerakan silia, sehingga dahak lebih cepat keluar.

Jangan dikombinasi dengan obat penekan batuk, tetapi cukup bantuan minum air putih yang banyak agar lendir encer secara alami.

  1. Batuk berdahak kental dan sulit keluar.
Baca Juga  Bohong Jika Aku Bilang Jadi Apoteker Itu Mudah

Pilih obat mukolitik seperti ambroksol, bromheksin, atau N-asetilsistein/ NAC (khusus kasus berat).

Obat ini memecah ikatan disulfida pada mukoprotein, membuat lendir yang kental menjadi lebih cair dan mudah dikeluarkan.

Cocok untuk bronkitis, infeksi saluran napas bawah, dan COPD. Hindari kombinasi dengan antitusif karena akan mengurangi frekuensi batuk sehingga dahak terhambat keluar.

  1. Batuk kering, iritatif, tanpa dahak.

Pilih obat antitusif sentral seperti dekstrometorfan atau kodein. Obat ini menekan pusat refleks batuk di medula oblongata sehingga frekuensi batuk berkurang.

Cocok untuk batuk malam yang mengganggu tidur atau pascainfeksi.

Jangan digunakan kalau masih ada dahak; kodein hanya boleh di bawah pengawasan medis.

  1. Batuk alergi atau batuk malam hari.
Baca Juga  Minyak Ikan: Pahlawan Tidak Terlihat Untuk Kesehatan Otak

Pilih obat antihistamin sedatif seperti CTM, difenhidramin, atau prometazin.

Obat ini memblok reseptor histamin, dan menenangkan mukosa saluran napas yang gatal atau teriritasi.

Cocok untuk rhinitis alergi atau post-nasal drip. Efek samping: kantuk, hindari aktivitas mengemudi atau hal berbahaya lainnya.

  1. Batuk karena refluks asam (GERD).

Pilih obat antasida seperti promag dan mylanta. PPI seperti omeprazol, lansoprazol, atau esomeprazol.

Pilihan obat di atas perlu kehati-hatian dalam penggunaannya. Pastikan anda berkonsultasi lebih dahulu kepada Apoteker untuk memastikan anda mendapatkan obat yang tepat.

Terkhusus sampaikan jika anda memilih riwayat penyakit agar obat yang digunakan tidak mempengaruhi penyakit tersebut.

Perlu diperhatikan kondisi khusus harus memeriksakan diri ke dokter: jika batuk tidak membaik selama 7 hari, batuk disertai demam tinggi, sesak napas atau nyeri dada, batuk dengan dahak warna tidak normal atau bercampur darah.

Baca Juga  Jangan Salah! Pahami Cara Tepat Buang Sampah Obat

Jangan anggap sepele memilih obat batuk anda. Pastikan pengobatan yang dipilih sangat efektif untuk mempercepat proses pemulihan.***

banner 325x300

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

banner 950x90