Makassar, IAINews – Peringatan World Pharmacists Day (WPD) 2025 menjadi momen penting bagi Apoteker Penyuluh TB PD IAI SULSEL untuk terjun langsung ke masyarakat. Melalui program “Apoteker Bertamu”, tim melaksanakan penyuluhan dan edukasi Tuberkulosis (TBC) di Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) Jalan Sermani 5, Kelurahan Tello Baru, Makassar, pada Jumat, 17 Oktober 2025.
Kegiatan ini terlaksana berkat kolaborasi erat antara Apoteker Penyuluh TB PD IAI SULSEL, Puskesmas (PKM) Batua, dan dukungan aktif dari mahasiswa calon apoteker dari PSPPA Universitas Hasanuddin dan Universitas Almarisah Madani.
Acara ini menghadirkan Dr. apt. Wahyu Hendrarti, S.Si., M.Kes—pengarah Perhimpunan Apoteker Penyuluh TB—sebagai fasilitator utama. Kehadiran beliau didampingi pengurus tim penyuluh lainnya, termasuk apt. Yuri Pratiwi Utami, M.Si., C.Herbs, dan apoteker yang bertugas di PKM Batua, apt. Fithriani Harry Yusuf, M.Tr.Adm.Kes. Para pengunjung posbindu, yang didominasi oleh lansia, menyambut penyuluhan ini dengan antusias tinggi.
TBC: Penyakit Menular yang Wajib Dikendalikan
Sesi edukasi TBC yang dibawakan oleh apt. Wahyu tidak hanya menjelaskan bahwa TBC disebabkan kuman Mycobacterium tuberculosis yang menular melalui udara, tetapi juga fokus pada call to action yang mendesak.

Dr. Wahyu menekankan pentingnya waspada terhadap gejala utama TBC, yaitu batuk berdahak terus-menerus selama dua minggu atau lebih. Ia juga secara spesifik memaparkan bahaya terbesar dari pengobatan:
“Pengobatan TBC harus diminum setiap hari tanpa terputus selama minimal 6 bulan. Kunci suksesnya adalah disiplin. Jika berhenti sebelum tuntas, kuman bisa menjadi kebal obat (TB Resistan Obat/TB RO), yang pengobatannya akan jauh lebih sulit, mahal, dan lama,” tegasnya.

Strategi Pencegahan 3M+1K dan Peran Posbindu
Untuk mengendalikan penularan, Apoteker IAI mendorong penerapan gerakan 3M + 1K (Menutup mulut saat batuk/bersin, Membuang dahak di tempat tertutup, Mencuci tangan dengan sabun, dan Kembali ke Gaya Hidup Sehat).

Dipilihnya Posbindu sebagai lokasi penyuluhan bukan tanpa alasan. Program “Apoteker Bertamu” memanfaatkan Posbindu sebagai wadah yang efektif karena:
- Aksesibilitas dan Kedekatan: Posbindu didirikan di tingkat komunitas, memudahkan warga (terutama lansia) untuk hadir tanpa perlu melakukan perjalanan jauh.
- Dukungan Kader: Posbindu dikelola oleh kader setempat yang memiliki kedekatan dan kepercayaan tinggi dari warga.
- Keberlanjutan Program: Jadwal kegiatan yang teratur memastikan pesan edukasi disampaikan secara berkelanjutan, yang krusial untuk perubahan perilaku jangka panjang.

Di akhir kegiatan, peserta didorong untuk segera memanfaatkan layanan Pemeriksaan Dahak GRATIS di Puskesmas jika curiga adanya gejala.
“TB bukan penyakit aib. Mari kita dukung penderita agar sembuh, demi Indonesia bebas TB!” tutupnya.


















