Informasi
Hubungi Redaksi IAINews melalui email : humas@iai.id
Floating Left Ads
Floating Right Ads
banner 950x90

Tahap Reintroduksi Diet FODMAP, Jadi Detektif Tubuh Sendiri

Belajar uji coba makanan satu per satu, catat reaksinya, dan temukan pola makan yang cocok

banner 120x600
banner 468x60

KALAU kamu sudah berhasil melalui tahap eliminasi diet rendah FODMAP, selamat! Itu artinya kamu sudah memberi kesempatan ususmu untuk tenang dan bebas dari makanan pemicu.

Tapi perjalanan belum selesai. Sekarang masuk ke fase penting berikutnya yaitu tahap reintroduksi atau uji coba satu per satu.

Iklan ×

Di fase ini, kamu akan belajar jadi “detektif tubuh” dengan cara memperkenalkan kembali makanan tinggi FODMAP secara bertahap untuk mengetahui mana yang benar-benar bikin perut rewel dan mana yang ternyata aman dalam jumlah tertentu.

Menetapkan Bahan dari Hasil Eliminasi

Tahap reintroduksi dimulai setelah gejala IBS jauh berkurang saat eliminasi. Daftar bahan pemicu yang sempat kamu hindari sekarang akan diuji ulang.

Misalnya apel (fruktosa tinggi), susu sapi (laktosa), bawang putih (fruktan), atau semangka (poliol).

Tujuannya bukan untuk menghindari semua selamanya, melainkan untuk mengetahui toleransi pribadi.

Karena tiap orang punya batas berbeda, ada yang kuat makan setengah apel, tapi langsung bermasalah kalau lebih dari itu.

Tahap reintroduksi dilakukan dengan cara menguji kembali makanan tinggi FODMAP satu per satu.

Baca Juga  Tahap Eliminasi Diet FODMAP: Langkah Pertama Menuju Perut Lebih Tenang

Misalnya, kamu bisa mulai dengan apel. Coba dalam porsi kecil, lalu perlahan tingkatkan selama dua hingga tiga hari untuk melihat reaksi tubuh.

Jangan lupa mencatat semua perubahan, baik ada gejala maupun tidak, karena catatan ini akan sangat membantu mengenali batas toleransi.

Setelah itu, beri jeda beberapa hari sebelum mencoba makanan lain agar hasilnya jelas.

Dengan cara ini, kamu bisa tahu dengan pasti makanan mana yang aman untukmu.

Pentingnya Pencatatan

Food diary di tahap reintroduksi adalah senjata utama. Tanpa catatan, kamu bisa sulit mengingat makanan mana yang bikin gejala muncul. Catat tanggal, makanan yang diuji, jumlahnya, dan reaksi tubuh.

Contoh Food Diary Tahap Reintroduksi Diet FODMAP

Tanggal Makanan yang Diuji Porsi/Uji Coba Makanan Lain yang Dikonsumsi Gejala (Nyeri, Kembung, Diare, dll.) Waktu Muncul Gejala Catatan Tambahan
1 Maret Apel (Fruktosa) ¼ buah Nasi putih, ayam panggang, wortel kukus Tidak ada gejala Aman, bisa lanjut porsi lebih besar
2 Maret Apel (Fruktosa) ½ buah Oat bebas gluten + pisang matang Kembung ringan 2 jam setelah makan Masih bisa ditoleransi
3 Maret Apel (Fruktosa) 1 buah utuh Nasi putih, ikan bakar, bayam tumis Nyeri perut + kembung sedang 1 jam setelah makan Batasi max ½ buah apel
6 Maret Susu sapi (Laktosa) ½ gelas Telur dadar, quinoa salad Diare ringan 3 jam setelah minum Tidak disarankan dikonsumsi
9 Maret Bawang putih (Fruktan) 1 siung kecil (dimasak) Nasi putih, ayam oven, zucchini Tidak ada gejala Aman dalam jumlah kecil
10 Maret Bawang putih (Fruktan) 2 siung (dimasak) Kentang rebus, tempe panggang Kembung + perut bergas 2 jam setelah makan Sebaiknya dibatasi 1 siung
Baca Juga  Personalisasi Diet FODMAP: Temukan Pola Makan Versimu Sendiri

 

Membaca Pola dari Catatan Makan

Dari catatan yang dibuat, terlihat bahwa apel masih bisa dinikmati dalam porsi kecil, tetapi ketika dimakan utuh justru memicu keluhan.

Susu sapi jelas menjadi masalah karena langsung menimbulkan gejala, sehingga sebaiknya dihindari sama sekali.

Bawang putih ternyata masih aman jika hanya digunakan sedikit, namun tetap perlu dibatasi agar tidak menimbulkan perut rewel.

Analisis sederhana ini membantu penderita IBS memahami makanan mana yang bisa dijadikan bagian dari pola makan jangka panjang dan mana yang harus dijauhi.

Menarik Kesimpulan

Setelah semua kelompok makanan diuji, kamu akan punya gambaran jelas, mana yang boleh masuk daftar aman, mana yang hanya bisa sedikit, dan mana yang sebaiknya dihindari.

Baca Juga  Mungkinkah Mengintegrasikan Pengobatan Tradisional ke Dalam Pengobatan Konvensional di Indonesia?

Dari sinilah kamu bisa lanjut ke fase berikutnya, yaitu personalisasi pola makan jangka panjang.

Tanya Apoteker, Langkah Lebih Pasti

Tahap reintroduksi memang butuh kesabaran, tapi hasilnya sepadan, kamu jadi lebih paham tubuhmu sendiri. Ingat, diet FODMAP bukan sekadar pantangan, melainkan proses untuk menemukan keseimbangan pribadi.

Dan jangan lupa, kalau ragu dengan efek obat atau suplemen yang kamu konsumsi terhadap pencernaanmu, apoteker selalu siap jadi teman diskusi.

Tanya dulu ke apoteker, biar investigasi dietmu lebih mudah, perut tetap tenang, dan kamu bisa jalani hidup tanpa drama IBS!***

 

 

 

banner 325x300

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

banner 950x90