“SETELAH dibuka, parasetamol sirup apakah boleh disimpan, berapa lama? Disimpan dimana?”
“Apa yang perlu diperhatikan saat membeli obat?”.
Pertanyaan-pertanyaan sederhana seperti itu mungkin sering muncul di setiap rumah. Namun, sayangnya, tidak semua keluarga tahu ke mana harus bertanya.
Padahal, di balik etalase apotek, ada sosok penting yang sebenarnya paling tahu jawabannya yaitu apoteker.
Apoteker sering kali hanya terlihat sebagai orang yang menyerahkan obat di balik rak-rak apotek dan instalasi farmasi.
Padahal, perannya jauh lebih dalam dari sekadar “tukang obat”. Mereka adalah garda depan yang memastikan setiap obat digunakan secara aman, efektif, rasional, dan berkhasiat.
Mereka menilai apakah resep dokter sudah tepat, memberikan edukasi cara pakai obat, hingga memastikan obat disimpan pada suhu yang benar.
Namun di tengah derasnya arus informasi, suara apoteker masih jarang terdengar di ruang publik.
Padahal, masyarakat justru sangat membutuhkannya — terutama di era di mana edukasi kesehatan sering kali bercampur dengan hoaks.
Liputan ini menegaskan satu hal sederhana: Ingat Obat, Ingat Apoteker
Masyarakat berhak tahu, dan apoteker punya tanggung jawab untuk menjelaskan.
Apoteker di Kota Malang telah membuktikan bahwa edukasi bisa dilakukan dengan cara yang hangat dan membumi — bahkan lewat gelombang radio.
Sudah saatnya apoteker di seluruh Indonesia ikut bersuara. Tidak harus selalu di radio — bisa lewat podcast, media sosial, tulisan, atau bahkan komunitas kecil di sekitar tempat tinggal.
Setiap kata yang disampaikan apoteker adalah investasi pengetahuan bagi masyarakat.
Setiap edukasi yang diberikan adalah langkah kecil menuju bangsa yang lebih sehat.
Kini, suara apoteker yang dimulai dari Kota Malang, bukan lagi hanya terdengar di apotek, tapi juga di ruang-ruang keluarga.
Dan di balik setiap siaran yang mengudara, ada satu harapan besar yang menyertainya: Keluarga Indonesia yang lebih sehat, mulai dari obat yang tepat.
















