Informasi
Hubungi Redaksi IAINews melalui email : humas@iai.id
Floating Left Ads
Floating Right Ads
banner 950x90

Live Musik dan Penyuluhan Kesehatan Warnai Peringatan World Pharmacist Day di Maluku Tengah.

banner 120x600
banner 468x60

MASOHI, IAINews – Dalam rangka memperingati World Pharmacist Day (Hari Apoteker Sedunia), PC IAI Maluku Tengah bersama Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI) Kabupaten Maluku Tengah menyelenggarakan kegiatan edukatif yang dikemas secara kreatif dan menghibur di Raissa Café, Masohi.

Kegiatan yang mengusung tema “Think Health, Think Pharmacist Bersama Farmasi Wujudkan Hidup Sehat Tanpa Resistensi” ini bertujuan meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya penggunaan antibiotik yang tepat untuk mencegah resistensi.

Iklan ×

Acara dibuka secara resmi oleh Ketua PC IAI Maluku Tengah, apt. Nurtati, S.Si., M.Si, yang dalam sambutannya menekankan pentingnya peran apoteker dalam memberikan edukasi kepada masyarakat.

“Kami ingin menjangkau masyarakat dengan cara yang lebih santai dan menyenangkan. Edukasi kesehatan tidak harus selalu dilakukan secara formal. Melalui kegiatan yang dikemas dengan hiburan seperti ini, pesan tentang penggunaan antibiotik bisa lebih mudah diterima,” ungkap apt. Nurtati.

Turut hadir dalam kegiatan tersebut, Ketua PAFI Maluku Tengah Latri Amahoru, S.Farm, yang memberikan apresiasi atas kolaborasi antara IAI dan PAFI Maluku Tengah dalam menyelenggarakan kegiatan yang menyentuh langsung masyarakat.

Baca Juga  Apoteker Aceh: Kontribusi untuk Kesehatan Global di Hari Farmasi Sedunia

Dalam sambutannya, Latri menyampaikan bahwa kegiatan ini menunjukkan semangat sinergi antarprofesi di bidang farmasi untuk bersama-sama mendorong kesadaran masyarakat tentang bahaya resistensi antibiotik.

“Kita ingin masyarakat memahami bahwa antibiotik bukan obat serba bisa. Dengan edukasi seperti ini, kami berharap penggunaan obat menjadi lebih bijak dan sesuai anjuran tenaga kesehatan,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Panitia apt. Muhammad Jen Hamdani, S.Si., M.Si., menyampaikan rasa syukur dan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung terselenggaranya kegiatan ini. Ia menuturkan bahwa kegiatan ini dirancang dengan konsep edukasi sambil rekreasi, agar pesan kesehatan dapat tersampaikan secara ringan namun bermakna.

“Kami ingin menghadirkan suasana yang berbeda. Melalui konsep santai di kafe dan diiringi live music, masyarakat bisa belajar sambil menikmati hiburan. Pendekatan ini kami pilih agar pesan tentang resistensi antibiotik dapat diterima oleh berbagai kalangan, dari anak muda hingga orang tua di wilayah Maluku Tengah ini,” jelas apt. Jen.

Baca Juga  Jumlah Penderita TBC di Indonesia Terbanyak Kedua Di Dunia

Untuk menarik minat masyarakat Maluku Tengah, kegiatan penyuluhan dikombinasikan dengan penampilan live music dan mini konser dari musisi lokal. Iringan musik yang santai dan familiar membuat suasana semakin hangat dan menarik perhatian warga Masohi yang melintas di sekitar lokasi acara.

Konsep “edukasi sambil rekreasi” ini terbukti efektif. Warga Maluku Tengah tidak hanya datang untuk menikmati hiburan, tetapi juga antusias mengikuti penyuluhan kesehatan yang disampaikan oleh para apoteker.

Mereka aktif bertanya dan berdiskusi mengenai cara penggunaan antibiotik yang benar, bahaya resistensi, serta peran apoteker dalam memastikan pengobatan yang rasional.

Selain sebagai hiburan, live music berperan sebagai media komunikasi publik yang efektif menghadirkan nuansa akrab antara tenaga kesehatan dan masyarakat.

Baca Juga  Gubernur Jawa Tengah, Gandjar Pranowo Buka PIT dan Rakernas IAI 2023 di Solo

Edukasi yang dikemas ringan melalui musik membuat pesan kesehatan tersampaikan tanpa kesan menggurui.

Melalui kegiatan ini, IAI dan PAFI Maluku Tengah berharap masyarakat semakin memahami pentingnya menggunakan antibiotik sesuai anjuran dokter dan selalu berkonsultasi dengan apoteker terkait penggunaannya, serta mendukung terciptanya generasi yang lebih sehat dan bebas resistensi.

“Apoteker bukan hanya bekerja di balik meja, tetapi juga turun langsung ke masyarakat. Kami ingin hadir lebih dekat, memberi manfaat nyata, dan menumbuhkan kesadaran bahwa kesehatan dimulai dari pengetahuan,” tutup apt. Nurtati.

Dengan kolaborasi antara edukasi dan hiburan, kegiatan ini menjadi contoh bagaimana inovasi komunikasi kesehatan dapat mengubah cara masyarakat memahami isu penting seperti resistensi antibiotik, sekaligus memperkuat citra apoteker sebagai mitra utama dalam menjaga kesehatan masyarakat.***

banner 325x300

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

banner 950x90