MAKASSAR, IAINews – Empowering self-care penting dilakukan untuk memberikan pengetahuan yang cukup bagi masyakarta untuk melakukan swamedikasi secara tepat.
Konsep self-care dibahawa dalam seminar kefarmasian Bertema “Empowering Self-Care : Strategi Kefarmasian dalam Manajemen Batuk, Alergi dan Konstipasi’’.
Seminar diselenggarakan oleh Mitra Farma Indonesia bersama Rumah Sakit Akademik Universitas Gadjah Mada serta didukung penuh oleh Opella Health Care, pada 25 Oktober 2025.

Seminar ini menghadirkan apt. Yuri Pratiwi Utami., S.Farm.,M.Si.,C.Herbs, seorang dosen dan praktisi farmasi komunitas. Pemateri kedua apt Sera Afdalanita.,S.Farm, seorang Healthcare Education Specialist.
Hadir memberikan dukungan dan sambutan, Ketua PD IAI Sulawesi Selatan apt. Andi Alfian.,S.Si.,M.Si dan ketua PD PAFI SULSEL apt. Rusmin Rivai.,S.Si., M.Si.
’’Konsep Self-Care adalah kemampuan individu, keluarga dan komunitas untuk mempromsikan kesehatan, mencegah penyakit, mempertahankan kesehatan, serta mengatasi penyakit dan disabilitas baik dengan maupun tanpa dukungan tenaga Kesehatan,” ungkap apt. Yuri Pratiwi.
Empowering Self-Care
Konsep Empowering Self-Care (Pemberdayaan Perawatan Diri) berarti proses atau upaya yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kepercayaan diri individu agar mereka mampu dan berdaya dalam mengelola kesehatan serta kesejahteraan diri mereka sendiri secara mandiri.
Ini bukan hanya tentang melakukan kegiatan perawatan diri, tetapi tentang memiliki kontrol dan kemampuan mengambil keputusan yang tepat tentang perawatan diri tersebut.
Apt Yuri Pratiwi kemudian mengurainakn bagaimana strategi edukasi dan pendampingan pasien untuk manajemen mandiri (empowering self-care) sangat penting, terutama untuk keluhan umum seperti batuk, alergi, dan konstipasi.
Keluhan-keluhan ini, meskipun sering dianggap ringan, memiliki dampak signifikan pada kualitas hidup dan sering kali merupakan kondisi yang dikelola jangka panjang (terutama alergi).
Yang perlu dilakukan oleh tenaga kesehatan, dalam hal ini apoteker dan tenaga vokasi farmasi dalam memberikan edukasi, adalah memastikan pasien dapat membedakan gejala berbagai jenis batuk, melakukan pemilihan obat yang tepat, dan menandai tanda atau red falgs saat kondisi memerlukan tindakan oleh dokter.
Memperkuat Kontrol Diri (Self-Empowerment)
Tujuan utama dari strategi ini adalah memberdayakan pasien agar tidak bergantung sepenuhnya pada tenaga kesehatan untuk setiap keluhan ringan.
Pasien didorong untuk mengambil keputusan yang tepat, misalnya berkaitan dengan identifikasi pemicu laergi dan menghindarinya serta mengambil langkah antisipatif.
Tenaga kesehatan perlu mengedukasi bagaimana agar pasien mampu meningkatkan keyakinan diri (self-efficacy) bahwa mereka mampu mengatasi keluhan ringan secara efektif.
Selain itu fungsi berikutnya adalah mencegah komplikasi dan ketergantungan, mengurangi beban sistem kesehatan karena mengurangi kunjungan ke fasilitas kesehatan.
Penting untuk memastikan, pasien mampu merubah gaya hidup yang dapat mempengaruhi kondisi kesehatannya. Edukasi merupakan kunci utama untuk ini.***


















