Jambi, IAINews – Upaya mencegah penyalahgunaan narkoba di kalangan pelajar terus digencarkan melalui edukasi yang inspiratif. Salah satunya dilakukan oleh apt. Rita Yuliansari, apoteker Muara Bungo sekaligus pengajar bidang Farmasi. Ia memberikan penyuluhan tentang bahaya narkoba bagi generasi Z bersama Komunitas Anti Narkoba di Kota Bungo pada Senin, 6 Oktober 2025. Kegiatan bertema “Generasi Z Cerdas, Tanpa Narkoba” ini diikuti oleh para anak muda yang tergabung dalam Komunitas Kader Inti Anti Narkoba (KIPAN) Bungo.
Dalam paparannya, apt. Rita menjelaskan berbagai jenis narkotika, psikotropika, dan zat adiktif (NAPZA) yang sering disalahgunakan, dan bahaya narkoba serta dampaknya terhadap kesehatan fisik, mental, dan masa depan generasi muda.
Ia menerangkan bahwa narkoba terbagi menjadi tiga kelompok besar, yaitu narkotika, psikotropika, dan bahan adiktif lainnya (NAPZA). Narkotika seperti morfin, heroin, dan ganja bekerja menekan sistem saraf pusat, menimbulkan rasa tenang atau euforia semu, namun berisiko tinggi menyebabkan ketergantungan. Sementara itu, psikotropika seperti ekstasi, shabu, dan LSD memengaruhi kerja otak dengan cara menstimulasi atau menimbulkan halusinasi yang dapat mengubah perilaku dan persepsi seseorang.
Selain itu, terdapat pula bahan adiktif lain seperti alkohol, nikotin, dan inhalansia (lem, bensin, atau cairan pewangi) yang sering disalahgunakan karena mudah didapatkan di sekitar kita. Padahal, efeknya tidak kalah berbahaya karena dapat merusak organ penting seperti otak, jantung, dan paru-paru. Rita menekankan bahwa semua zat tersebut, bila digunakan tanpa pengawasan medis, akan menimbulkan ketergantungan dan gangguan fungsi tubuh yang permanen.
Melalui pemahaman ini, diharapkan para remaja mampu mengenali jenis dan bahaya narkoba sejak dini. “Pengetahuan adalah benteng pertama dalam melawan penyalahgunaan narkoba. Jika tahu risikonya, mereka akan berpikir dua kali sebelum mencoba,” tegas Rita di hadapan peserta yang menyimak dengan antusias.
Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat-obatan. Merupakan zat atau obat yang berasal dari tanaman maupun bukan tanaman, bersifat alamiah, sintetis, maupun semi sintetis, yang dapat menimbulkan efek penurunan tingkat kesadaran serta daya rangsang.
Menurutnya, generasi Z yang akrab dengan teknologi memiliki peluang besar untuk menjadi agen perubahan, namun juga rentan terhadap pengaruh negatif dari media sosial dan lingkungan pergaulan.
“Banyak kasus penyalahgunaan narkoba berawal dari rasa ingin tahu dan tekanan teman sebaya. Karena itu, remaja perlu dibekali pengetahuan tentang bahaya narkoba agar berani berkata tidak pada narkoba,” tegas Rita.
Ia juga menyoroti pentingnya peran apoteker dalam memberikan edukasi penggunaan obat yang rasional, terutama di tengah maraknya penjualan obat secara daring.
“Remaja harus cerdas mengenali obat yang berisiko dan tidak sembarangan mengonsumsi sesuatu hanya karena tren,” tambahnya.
Penyuluhan untuk mencegah bahaya narkoba ini dikemas secara interaktif. Para siswa aktif bertanya tentang berbagai bentuk penyalahgunaan obat, mulai dari obat penenang hingga bahan kimia rumah tangga yang dapat disalahgunakan. Untuk memperkuat pemahaman, Rita menayangkan video testimoni mantan pengguna narkoba yang menggambarkan dampak sosial dan psikologis penyalahgunaan zat berbahaya.
Salah satu peserta, Dea, mengaku sangat terkesan dengan kegiatan ini.
“Saya baru tahu bahaya narkoba, dan ternyata banyak jenis narkoba yang bentuknya mirip makanan atau minuman. Sekarang saya jadi lebih berhati-hati dan bisa mengingatkan teman-teman,” ungkapnya.
Ketua KIPAN Bungo, Ziqri, menambahkan bahwa cara penyampaian materi membuat siswa lebih mudah memahami.
“Penyuluhannya asyik, tidak membosankan. Kak Rita menjelaskan pakai contoh nyata, jadi kami bisa membayangkan dampaknya,” ujarnya.
Pada sesi akhir kegiatan, seluruh peserta menandatangani komitmen bersama “Gen Z Anti Narkoba” sebagai simbol tekad untuk menjauhi narkotika dan menjadi pelopor gaya hidup sehat dan berharap penyuluhan seperti ini bisa dilaksanakan secara rutin dengan melibatkan tenaga kesehatan dan akademisi.
Generasi Z dinilai memiliki peran penting dalam upaya pencegahan penyalahgunaan obat. Sebagai generasi yang tumbuh di era digital, mereka memiliki akses luas terhadap informasi dan media sosial yang bisa menjadi sarana edukasi publik. Dengan kemampuan komunikasi yang kreatif dan cepat beradaptasi terhadap perubahan, Gen Z dapat menjadi agen perubahan dalam menyebarkan pesan positif tentang hidup sehat dan bebas narkoba kepada teman sebaya.
Melalui komunitas sekolah, organisasi mahasiswa, maupun platform digital, generasi muda dapat ikut berperan aktif dalam gerakan literasi obat dan kampanye anti-narkoba. Mereka bisa menjadi pengingat di lingkungan terdekat agar tidak mudah terpengaruh oleh tren berbahaya serta ikut mengedukasi masyarakat tentang bahaya penggunaan obat tanpa resep atau pembelian daring yang tidak bertanggung jawab. Semangat kritis dan solidaritas sosial yang kuat menjadikan Gen Z garda terdepan dalam membangun lingkungan yang lebih sehat, aman, dan berintegritas, serta mencegah bahaya narkoba.
Melalui kegiatan ini, apt. Rita Yuliansari berharap kesadaran remaja terhadap bahaya narkoba semakin meningkat, dan mereka mampu menjadi garda terdepan dalam menciptakan lingkungan yang sehat, produktif, serta bebas dari narkoba.–
https://ayosehat.kemkes.go.id/bahaya-narkoba-bagi-kesehatan-mental


















