JAMBI, IAINews – Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi (FKIK Unja), Dr dr Humaryanto, Sp.OT, M.Kes, dan tim dosen FKIK Unja menghadirkan sebuah program pengabdian internasional bertajuk “Sehat dan Cerdas di Era Digital: Health Awareness and Youth Empowerment Program”.
Kehadiran program pengabdian internasional itu, berawal dari keprihatinan akan kondisi saat ini yang dipicu oleh transformasi digital yang membawa perubahan besar dalam kehidupan setiap individu.
Di satu sisi, kemajuan teknologi memberi akses pengetahuan tanpa batas, namun di sisi lain, penggunaan gawai berlebihan memicu tantangan serius: dari kecanduan gadget, menurunnya aktivitas fisik, hingga meningkatnya kasus bullying.
Pengabdian internasional ini diketuai oleh Dr. dr. Fitriyanti, Sp.KK , dengan anggota Dr. Nofrans Eka Saputra, S.Psi., M.A, Dr. Ummi Kalsum, SKM, MKM, dr. Huntari Harahap, M.Biomed, Ns. Riska Amalya Nasution, M.Kep., Sp.Kep.J, Rion, Nofrianda, M.Psi., Psikolog, Apt. Puspa Dwi Pratiwi, S.Farm., M.Pharm.Sci, Dr. Indri Maharini, S.Far., M.Sc., Apt, Budi Aswin, SKM., M.Kes, dan Dewi Syafitriani, SKM., MKM.

Program yang dilaksanakan bersama mitra Pusat Pendidikan Warga Negara Indonesia (PPWNI) di Klang, Selangor, Malaysia ini menyasar masyarakat dari kalangan anak dan remaja yang merupakan anak Pekerja Migran Indonesia (PMI).
Kegiatan ini dirancang secara partisipatif melibatkan tenaga pendidik, orang tua, hingga komunitas sekolah.
“Kami tidak hanya datang memberikan penyuluhan, tetapi juga mengajak remaja menjadi agen perubahan melalui program edukasi kesehatan yang aplikatif serta kami juga melakukan pemeriksaan kesehatan pada orang tua remaja anak Pekerja Migran Indonesia (PMI), ” ungkap Dr. dr. Fitriyanti, Sp.KK
Rangkaian kegiatan meliputi pemeriksaan kesehatan dasar, psikoedukasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), edukasi pencegahan bullying, hingga pendampingan bagi siswa yang mengalami kecanduan gawai. Kegiatan disusun interaktif, dengan ceramah, diskusi, praktik langsung, hingga pemanfaatan media digital.
Salah satu inovasi menarik dari program ini adalah pembentukan Youth Health Ambassadors, yakni duta kesehatan muda di lingkungan sekolah. Mereka diharapkan mampu melanjutkan kampanye kesehatan, membangun budaya positif, serta menjadi panutan bagi teman sebaya.

Selain itu, tim pengabdi juga menekankan pentingnya literasi digital. Remaja perlu dibekali keterampilan berpikir kritis di tengah banjir informasi untuk membedakan informasi kesehatan yang valid dan hoaks. “Kami ingin remaja tidak hanya sehat secara fisik dan mental, tapi juga cerdas secara digital,” ujar Riska Amalya selaku anggota tim
Program ini sejalan dengan Indikator Kinerja Utama (IKU) perguruan tinggi, khususnya dalam memberikan pengalaman mahasiswa di luar kampus, mendorong dosen berkegiatan langsung di masyarakat, serta menjalin kerja sama internasional. Mahasiswa Universitas Jambi yang terlibat dalam program ini juga mendapatkan pengalaman berharga dalam pengabdian lintas negara.
Hasil yang ditargetkan tidak hanya sebatas peningkatan pengetahuan, tetapi juga perubahan nyata. Dengan adanya workshop, konseling, dan pendampingan, diharapkan angka bullying dapat ditekan, kesadaran PHBS meningkat, serta penggunaan gawai lebih terkendali. Bahkan, kegiatan ini juga dilengkapi dengan pemeriksaan kesehatan rutin, mulai dari cek gula darah hingga pengukuran kebugaran dasar.

Kolaborasi dengan PPWNI Klang, Selangor, Malaysia menjadi jembatan penting untuk mempererat hubungan antarbangsa, sekaligus menunjukkan peran nyata perguruan tinggi Indonesia dalam menjawab tantangan global. Melalui program ini, Universitas Jambi menegaskan komitmennya dalam mencetak generasi muda yang sehat, kuat, dan cerdas menghadapi era digital.***


















