Makassar, IAINews – Dalam rangkaian Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) 2025, Himpunan Apoteker Seminat Obat Tradisional (HIMASTRA) menghadirkan inovasi menarik melalui PHARMA Café. Acara ini berlangsung pada 26–30 Agustus 2025 di Hotel Claro, Makassar, Sulawesi Selatan.
PHARMA Café menjadi salah satu daya tarik utama dengan mengangkat konsep “Jamu Modern untuk Sehat Masa Kini.” Program ini diinisiasi untuk memperkenalkan jamu sebagai minuman kesehatan tradisional yang dikemas secara lebih modern, sesuai dengan selera masyarakat, khususnya generasi muda.
×
Ketua Pengurus Pusat HIMASTRA, apt. Agus Santosa, menjelaskan bahwa kehadiran PHARMA Café merupakan bentuk nyata kontribusi apoteker dalam mengembangkan potensi obat tradisional Indonesia.
“HIMASTRA ingin mengajak masyarakat, khususnya generasi milenial, untuk melihat jamu dari sudut pandang baru. Jamu bukan hanya warisan budaya, tetapi juga memiliki potensi besar sebagai minuman kesehatan yang menyehatkan dan bisa disajikan secara modern ala café. Melalui PHARMA Café, kami ingin menunjukkan bahwa jamu bisa tampil kekinian tanpa kehilangan khasiatnya,” ujar apt. Agus Santosa.
Selama kegiatan berlangsung, HIMASTRA menyediakan 50 cup jamu millennial ala café secara gratis setiap hari. Para pengunjung tidak hanya bisa menikmati minuman jamu segar, tetapi juga berkesempatan menyaksikan langsung demo pembuatan jamu modern. Kegiatan ini dirancang untuk memberikan edukasi tentang bahan-bahan alami yang digunakan serta cara pengolahan yang higienis dan menarik.
Ragam jamu yang dihadirkan dalam PHARMA Café memadukan bahan-bahan herbal populer seperti jahe, kunyit, temulawak, kayu manis, bunga rosella, hingga rempah-rempah khas Nusantara. Dengan sentuhan inovasi, jamu disajikan dalam bentuk minuman berwarna menarik, segar, dan mudah diterima oleh semua kalangan.
PHARMA Café juga menjadi ruang interaktif antara apoteker, peserta PIT, dan masyarakat umum yang hadir.
Melalui kegiatan ini, HIMASTRA ingin menumbuhkan kembali kebanggaan terhadap jamu sebagai produk lokal unggulan sekaligus membuka peluang pengembangan produk herbal Indonesia di era modern.
Selain menjadi ajang promosi jamu, PHARMA Café diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi apoteker muda dan pelaku industri kesehatan untuk terus berinovasi dalam mengembangkan produk herbal.
Dengan dukungan ilmu pengetahuan, riset, dan kreativitas, jamu diharapkan tidak hanya menjadi konsumsi domestik, tetapi juga memiliki daya saing di pasar global.
“Apoteker memiliki peran strategis dalam memastikan mutu, keamanan, dan khasiat jamu. Melalui inovasi seperti PHARMA Café, kita berharap jamu semakin diterima luas, baik di dalam negeri maupun mancanegara. Ini juga sejalan dengan semangat Indonesia menuju kemandirian kesehatan,” tambah apt. Agus Santosa.
Dengan kemasan yang modern, penyajian yang menarik, serta cita rasa yang dapat dinikmati berbagai generasi, PHARMA Café menjadi bukti nyata bahwa jamu bisa hadir sebagai gaya hidup sehat masa kini. Kegiatan ini sekaligus memperkuat posisi apoteker sebagai garda depan dalam pengembangan obat tradisional Indonesia.
