Informasi
Hubungi Redaksi IAINews melalui email : humas@iai.id
Floating Left Ads
Floating Right Ads
banner 950x90

Sinergi One Health: Menteri Pertanian Tekankan Kolaborasi Kefarmasian dan Pertanian

banner 120x600
banner 468x60

Makassar, IAI News – Dalam rangkaian Rapat Kerja Nasional dan Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker Indonesia (Rakernas & PIT IAI) 2025 di Makassar, Menteri Pertanian Republik Indonesia, Dr. Ir. H. Andi Amran Sulaiman, M.P., menyampaikan Keynote Speech yang menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor melalui pendekatan One Health.

Andi Amran Sulaiman menegaskan bahwa pertanian dan kefarmasian memiliki peran strategis dalam mendukung ketahanan kesehatan dan ketahanan pangan nasional.

Iklan ×

One Health adalah jalan untuk menjamin kesehatan manusia, hewan, dan ekosistem secara berkelanjutan. Sinergi pertanian dan kefarmasian akan menjadi pilar penting dalam transformasi kesehatan menuju Indonesia Emas 2045,” ujarnya di hadapan lebih dari 1.500 peserta Rakernas & PIT IAI.

Baca Juga  Menyelaraskan Paradigma: Transformasi Kesehatan di Indonesia Melalui Rakernas dan PIT IAI 2024

Menurut Menteri Pertanian, pertanian merupakan penggerak ekonomi nasional. Data BPS mencatat kontribusi sektor pertanian mencapai Rp 1.934 triliun pada 2020 dengan multiplier effect hingga 29 kali lipat.

Pangan pun disebutnya sebagai persoalan hidup dan mati bangsa, sebagaimana pernah ditegaskan oleh Presiden Soekarno. Oleh karena itu, pengelolaan pangan, obat, dan kesehatan harus terintegrasi.

Pendekatan One Health, yang diinisiasi bersama WHO, FAO, WOAH, dan UNEP, menggarisbawahi bahwa kesehatan manusia, hewan, tumbuhan, dan lingkungan saling terhubung. Lebih dari 60% penyakit menular yang menjangkiti manusia berasal dari hewan (zoonosis). Dengan sinergi lintas sektor, Indonesia diyakini mampu memperkuat sistem deteksi dini, respons cepat, dan koordinasi terpadu menghadapi ancaman kesehatan global.

Baca Juga  Aksi Nyata IAI PD Bengkulu : Edukasi Penggunaan Obat & Dampaknya dalam Dialog RRI Pro 1

Selain fokus pada ketahanan pangan dan kesehatan, Menteri juga menekankan pengembangan fitofarmaka berbasis kekayaan hayati nusantara.

Indonesia adalah rumah bagi 80% tanaman obat dunia, namun baru 22 produk fitofarmaka yang beredar resmi di pasaran. Melalui UU Kesehatan Nomor 17/2023 dan sejumlah kebijakan pendukung, pemerintah berkomitmen mempercepat pemanfaatan bahan obat alami.

“Selama pandemi COVID-19, lebih dari 79% masyarakat Indonesia menggunakan obat tradisional untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Ini menunjukkan potensi besar sekaligus peluang industri farmasi kita untuk bangkit,” jelas Andi Amran.

Kerja sama antara dokter hewan dan apoteker juga dinilai penting dalam riset dan pengembangan obat hewan berbasis herbal. Ekspor obat hewan alami Indonesia bahkan tumbuh hingga 23%, mencapai Rp 450 miliar, dan membuka peluang besar di Asia Tenggara serta Timur Tengah.

Baca Juga  FAPA-CP Buka Fellowship Batch 2: Peluang Emas Apoteker Tingkatkan Kompetensi Internasional

Namun demikian, tantangan masih ada, seperti lemahnya regulasi, keterbatasan standardisasi, dan minimnya riset berbasis bukti. Menteri Pertanian mendorong sinergi antara pemerintah, organisasi profesi, akademisi, dan industri untuk bersama-sama mengatasinya.

Di akhir pidatonya, Andi Amran menegaskan bahwa One Health bukan hanya slogan, tetapi langkah nyata untuk memastikan pelayanan kesehatan lebih berkualitas, menjamin keselamatan pasien, sekaligus mendukung ketahanan pangan dan kesehatan nasional.

banner 325x300

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

banner 950x90