JAMBI, IAINews — Tanggal 14 Juni setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Donor Darah Sedunia (World Blood Donor Day).
Hari istimewa ini bukan sekadar momentum seremonial, melainkan bentuk penghormatan mendalam kepada jutaan pendonor darah di seluruh dunia—para pahlawan tanpa tanda jasa yang telah menyelamatkan nyawa hanya melalui satu tindakan sederhana: mendonorkan darah.
Banyak kisah menyentuh yang menggambarkan betapa vitalnya peran donor darah dalam kehidupan manusia.
Seorang ibu yang mengalami pendarahan hebat pascamelahirkan bisa kembali memeluk bayinya berkat transfusi darah.
Seorang pasien thalassemia mampu melanjutkan hidup dan sekolah berkat transfusi darah rutin. Bahkan korban kecelakaan lalu lintas pun dapat diselamatkan karena ketersediaan darah di rumah sakit.
Asal Usul Hari Donor Darah Sedunia
Hari Donor Darah Sedunia pertama kali diperingati pada tahun 2005 oleh World Health Organization (WHO) bekerja sama dengan International Federation of Red Cross and Red Crescent Societies (IFRC), International Society of Blood Transfusion (ISBT), dan International Federation of Blood Donor Organizations (IFBDO).
Tanggal 14 Juni dipilih karena bertepatan dengan hari lahir Karl Landsteiner, ilmuwan peraih Nobel yang menemukan sistem golongan darah ABO—penemuan penting yang menyelamatkan jutaan nyawa.
Tujuan utama peringatan ini adalah meningkatkan kesadaran masyarakat global akan pentingnya donor darah sukarela, aman, dan teratur, serta untuk mengapresiasi kontribusi besar para pendonor darah di seluruh dunia.
Mengapa Donor Darah Itu Begitu Penting?
Darah adalah komponen penting dalam penanganan medis dan tidak bisa digantikan oleh teknologi apa pun.
Darah tidak dapat diproduksi secara buatan. Sumber satu-satunya adalah manusia itu sendiri. Menurut WHO, setiap dua detik, ada seseorang di dunia yang membutuhkan transfusi darah.
Kebutuhan darah terus meningkat dari waktu ke waktu, baik untuk operasi bedah, perawatan kanker, komplikasi kehamilan, penyakit kronis seperti anemia dan hemofilia, hingga korban bencana dan kecelakaan.
Sayangnya, kebutuhan melebihi stok darah yang ada. Oleh karena itu, kehadiran pendonor darah sukarela sangat dibutuhkan untuk menutup celah kebutuhan yang ada.
Ketika seseorang mendonorkan darah, ia tidak hanya menyelamatkan satu orang. Satu kantong darah dapat menyelamatkan hingga tiga nyawa, karena darah dapat dipisahkan menjadi komponen sel darah merah, trombosit, dan plasma yang digunakan untuk keperluan medis yang berbeda.
Manfaat Donor Bagi Pendonor
Menariknya, donor darah juga memberikan manfaat kesehatan bagi si pendonor. Beberapa manfaat yang sudah terbukti secara ilmiah antara lain:
- Menurunkan risiko penyakit jantung dan stroke akibat berkurangnya zat besi berlebih dalam tubuh.
- Merangsang pembentukan sel darah baru, sehingga sistem peredaran darah tetap segar dan optimal.
- Skrining kesehatan secara rutin, karena calon pendonor akan diperiksa tekanan darah, kadar hemoglobin, dan penyakit menular tertentu.
Riset juga menunjukkan bahwa mereka yang rutin melakukan donor darah cenderung memiliki gaya hidup lebih sehat dan kesadaran tinggi akan kesehatannya sendiri.
Tantangan Sosial dan Harapan Masa Depan
Donor darah ternyata masih menghadapi sejumlah tantangan, terutama di kalangan masyarakat yang belum teredukasi dengan baik.
Ketakutan terhadap jarum suntik, mitos bahwa donor menyebabkan tubuh lemas, hingga kurangnya pemahaman tentang manfaatnya, membuat banyak orang enggan mendonorkan darah.
Momentum Hari Donor Darah Sedunia ini diharapkan mampu mengubah persepsi masyarakat. Edukasi yang konsisten dari tenaga kesehatan, lembaga pendidikan, organisasi sosial, dan media massa perlu terus ditingkatkan. Kampanye yang inklusif dan empatik akan mendorong terciptanya budaya donor darah yang sukarela, teratur, dan berkelanjutan.
Siapa Pun Bisa Menyelamatkan Nyawa
Donor darah bukan hanya tanggung jawab tenaga kesehatan. Setiap orang sehat berusia di atas 17 tahun dan berbobot minimal 45 kg dapat menjadi penyelamat nyawa. Prosesnya pun tidak terlalu menyakitkan dan hanya membutuhkan waktu sekitar 10–15 menit.
Hari Donor Darah Sedunia bukan sekadar ajakan, tetapi panggilan hati. Mari kita jadikan tanggal 14 Juni sebagai momen aksi nyata. Karena setetes darah Anda bukan hanya cairan merah, melainkan setetes harapan bagi mereka yang berjuang melawan maut.***