JAKARTA, IAINews – Hari Gizi Nasional jatuh setiap tanggal 25 Januari. Kali ini PT Kalbe Farma Tbk (Kalbe) merayakannya dengan menggelar serangkaian edukasi soal gizi seimbang.
Melalui anak perusahaan PT Finusolprima Farma Internasional (FIMA) dan Direct To Customer (DTC) Pharma, Kalbe menggelar acara bertema Healthy Eat, Healthy Living.

Acara yang diselenggarakan tepat Sabtu, 25 Januari tersebut untuk mengedukasi masyarakat serta meningkatkan kesadaran terhadap pola hidup sehat dan seimbang.
Puluhan wanita yang berasal dari berbagai komunitas hadir memenuhi ruangan mendengarkan penuturan pemateri, yakni dr Marya Haryono, serta semangat mengikuti demo masak bersama Isman Ridhwansah, pemenang Master Chef Indonesia season 7.
“Kegiatan ini sejalan dengan inisiatif keberlanjutan Kalbe, Bersama Sehatkan Bangsa,’’ ujar Group Marketing Head PT Finusolprima Farma Internasional, dr Siswandi.
‘’Juga visi dan misi FIMA agar dapat terus melakukan berbagai upaya dan inovasi, dengan tujuan akhir meningkatkan kesehatan untuk kehidupan yang lebih baik, dan bersama meningkatkan kesehatan bangsa Indonesia,’’ lanjut dr Siswandi.
‘’Hal ini sejalan dengan program pemerintah yakni target menurunkan angka malnutrisi, salah satunya stunting menjadi 14 persen,’’ ungkap dr Siswandi disela kegiatan.
‘’Namun tidak hanya stunting, kami juga bertekad untuk menurunkan angka wasting dan obesitas,” lanjut dr. Siswandi.
Berdasarkan data statisik Kementerian Kesehatan tahun 2022, stunting menurun dari angka 24,4 persen ke 21,6 persen.
Target Pemerintah terhadap stunting di Indonesia ialah turun hingga 14 persen.
Menurut dr. Marya Haryono, M.Gizi, Sp.GK, FINEM, ada sejumlah hal yang dapat dilakukan masyarakat untuk bersama-sama menekan angka stunting, yang berfokus pada pencegahan malnutrisi.
“Permasalahan gizi di Indonesia saat ini yaitu banyak masyarakat Indonesia yang mengalami malnutrisi,’’ kata dr Marya Haryono.
‘’Malnutrisi adalah kondisi ketidakseimbangan nutrisi dalam tubuh, yang dapat terjadi ketika asupan gizi tidak sesuai dengan kebutuhan harian, kata lainnya yaitu gizi buruk. Gizi buruk meliputi stunting, wasting, dan obesitas,” jelas dr. Marya Haryono.
Ia menambahkan, kebanyakan orang berfikir malnutrisi hanya kekurangan gizi. Namun faktanya, kelebihan gizi pun dapat dikatakan malnutrisi.
Maka dari itu, perlu diingat untuk masyarakat lebih menyadari pentingnya pemenuhan nutrisi harian setiap harinya.
Sebab, faktor kunci yang berkontribusi pada permasalahan gizi adalah pola makan, yakni praktik pemberian dan penyedia makan yang sesuai dengan kebutuhan harian seseorang.
“Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi harian, penting untuk mengonsumsi makanan yang seimbang dan bervariasi, sehingga tubuh mendapatkan semua zat gizi yang diperlukan untuk berfungsi dengan baik,’’ lanjut dr Marya Haryono.
‘’Asupan makanan yang seimbang melibatkan tiga kelompok utama, yaitu karbohidrat, protein, dan lemak, serta mikronutrien seperti vitamin dan mineral,’’ jelas dr Marya Haryono.
‘’Usahakan agar di dalam piring makanan terdiri dari 50 persen sayuran dan buah, 25 persen karbohidrat sehat, dan 25 persen protein, untuk memastikan keberagaman gizi,” papar dr. Marya.
Kemudian, pastikan terdapat makanan yang bervariasi. Dalam hal ini, cobalah untuk tidak mengonsumsi satu jenis makanan secara berlebihan, melainkan makan berbagai macam makanan yang dapat memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh.
Selain itu, atur pola makanan dengan frekuensi yang teratur, seperti tiga kali makan utama (pagi, siang, malam) dan 1—2 kali camilan sehat di antara waktu makan, untuk menjaga energi tetap stabil sepanjang hari.
Pemenuhan gizi harian dapat didukung dengan nutrisi tambahan. PT Finusolprima Farma Internasional memiliki beberapa rangkaian produk yang dapat mendukung upaya pemerintah dalam pemenuhan gizi serta menurunkan angka gizi buruk.
Di antaranya, General Nutrition (Entramix, Entrasoy, Peptisol, Entrakid) dan Speciality Nutrition (Peptibren, Nephrisol, Pulmosol, Hepatosol, Oligo).
“Edukasi gizi bukan hanya soal teori, tapi juga praktek pembuatan dan penyajian menu yang bisa diterapkan di keseharian hidup pasien,’’ tambah dr Siswandi.
‘’Dalam kegiatan Hari Gizi Nasional 2025 ini, kami menghadirkan dokter, ahli gizi, dan chef yang kompeten,’’ papar dr Siswandi.
‘’Kegiatan ini akan dilakukan berkelanjutan, dan diharapkan masyarakat makin aware terhadap pemenuhan gizi dan pemilihan menu yang baik sehari-hari,’’ lanjut dr Siswandi.
‘’Kami juga aktif memberikan edukasi mengenai pemenuhan gizi melalui media social Instagram (@ahlinyagizi.id dan @katamama_official),” tutup dr. Siswandi.***