Tegal, IAINews – Kota Tegal resmi menjadi tuan rumah Rapat Kerja Daerah (Rakerda) Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) Jawa Tengah 2025. Bertempat di Hotel Bahari Inn, acara yang berlangsung selama dua hari, 18-19 Januari 2025 berjalan meriah meskipun diwarnai hujan lebat yang mengguyur kota sejak malam sebelumnya.
Rakerda tahun ini menjadi momentum penting dalam meningkatkan peran tenaga kesehatan dan medis untuk mendukung kesehatan masyarakat yang lebih baik.
Ketua PC Kota Tegal, selaku Tuan Rumah, apt. Elsa, dalam sambutannya menyampaikan rasa syukur atas terselenggaranya acara tersebut.
Ia juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh peserta, baik yang hadir secara langsung maupun daring. “Kami berharap kehadiran para peserta dapat membawa manfaat dan memberikan semangat baru untuk terus meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat,” ujar apt. Elsa.
Meski demikian, ia juga menyampaikan permohonan maaf apabila ada kekurangan dalam penyambutan para tamu. “Kami menyadari adanya tantangan cuaca dengan hujan deras yang menyebabkan genangan air di beberapa titik. Namun, semoga semua ini tidak menyurutkan semangat kita untuk belajar dan berbagi ilmu di acara ini,” tambahnya.
Membangun Peran Tenaga Kesehatan Menuju 2025
Rakerda PD IAI Jawa Tengah 2025 mengusung tema “Mengoptimalkan Peran Tenaga Kesehatan dan Tenaga Medis Menuju 2045“, sejalan dengan visi pemerintah menuju Indonesia Emas 2045. Tema ini menyoroti pentingnya peran tenaga kesehatan sebagai garda terdepan dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Apt. Elsa menjelaskan, terdapat empat pilar utama dalam acara ini yang relevan dengan program nasional, yaitu:
- Pembangunan manusia dan penguasaan IPTEK, yang salah satunya diwujudkan melalui aplikasi “Satu Sehat.”
- Peningkatan derajat kesehatan masyarakat melalui peningkatan akses dan kualitas layanan kesehatan.
- Efisiensi dan efektivitas sistem kesehatan, yang melibatkan kolaborasi lintas sektor antara tenaga kesehatan.
- Edukasi dan informasi kesehatan yang mudah diakses oleh masyarakat, termasuk upaya pengurangan stigma terhadap penyakit tertentu.
Salah satu isu utama yang dibahas adalah penanggulangan tuberkulosis (TBC) di Indonesia. Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2021, pemerintah menargetkan pengurangan kasus TBC secara signifikan. Indonesia saat ini menduduki peringkat kedua dunia dengan jumlah kasus TBC terbanyak, setelah India.
“Untuk mencapai target ini, langkah-langkah strategis perlu terus dilakukan, mulai dari diagnosis dini, peningkatan cakupan pengobatan, hingga pengembangan vaksin baru untuk pencegahan TBC,” ungkap apt. Elsa. Ia juga menambahkan pentingnya kesadaran masyarakat tentang TBC dan penghapusan stigma terhadap penderitanya.
Kolaborasi untuk Peningkatan Kesehatan Masyarakat
Acara ini menghadirkan berbagai narasumber berpengalaman yang membahas tema-tema strategis, termasuk Prof. Dr. Erlina Burhan, Sp.P (K), M.Sc., seorang pakar dalam bidang penyakit pernapasan. Selain itu, hadir juga Prof. Dr. apt. Dyah Aryani Perwitasari, M.Si., Ph.D., Fisqua, yang berbicara mengenai kolaborasi antar tenaga kesehatan untuk meningkatkan kualitas pelayanan medis.
Seminar ini tidak hanya berfokus pada teori, tetapi juga memberikan solusi praktis untuk meningkatkan efisiensi sistem kesehatan.
Para peserta diajak untuk berdiskusi mengenai cara mempermudah komunikasi antar tenaga medis serta memperkuat akses masyarakat terhadap layanan kesehatan.
Apresiasi untuk Seluruh Panitia
Kesuksesan acara Rakerda ini tidak lepas dari kerja keras panitia yang berasal dari PC IAI Kota Tegal, Kabupaten Tegal, dan Kabupaten Brebes. Apt. Elsa menyampaikan apresiasinya kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi. “Tanpa kalian, acara ini tidak akan berjalan dengan lancar. Kalian adalah yang terbaik,” ujarnya.
Rakerda yang berlangsung selama dua hari ini diharapkan menjadi langkah awal untuk memperkuat sinergi antar tenaga kesehatan dan mendukung tercapainya tujuan nasional di bidang kesehatan.
Kolaborasi yang terjalin melalui acara ini diharapkan mampu memberikan dampak positif bagi masyarakat, khususnya dalam mewujudkan layanan kesehatan yang lebih baik di masa depan.