MUARO JAMBI, IAINews – Ramadan memang selalu menghadirkan nuansa hangat dan semangat berbagi. Namun di balik kekhusyukan bulan suci ini, ada tantangan kesehatan yang diam-diam menghampiri—khususnya bagi mereka yang harus tetap mengonsumsi obat di tengah ibadah puasa.
Inilah yang mendorong Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) Cabang Muaro Jambi untuk turun langsung ke masyarakat berkolaborasi bersama tim PKK Muaro Jambi, membawa misi edukatif dan sosial melalui kegiatan bertajuk Bakti Sosial dan Pengabdian Masyarakat 2025.

Kegiatan ini dilaksanakan beberapa waktu lalu di Desa Muaro Jambi yang menyasar kurang lebih 100 keluarga yang membutuhkan.
Mengusung dua fokus utama—edukasi penggunaan obat selama puasa dan pembagian sembako serta vitamin—program ini menjadi wujud nyata peran apoteker tak hanya sebagai tenaga kesehatan, tapi juga agen perubahan sosial.
Salah satu keresahan masyarakat yang paling umum selama Ramadan adalah ketidaktahuan dalam mengatur jadwal minum obat.
Harus diminum kapan? Saat sahur, berbuka, atau di luar jam ibadah? Apakah boleh dikombinasikan dengan suplemen tertentu?
Pertanyaan-pertanyaan inilah yang coba dijawab oleh para apoteker dalam sesi penyuluhan yang dikemas dalam format micro teaching dan sesi tanya-jawab langsung.
Pengabdian ini dihadiri oleh Ririn Novianty, SE selaku Ketua TP PKK Muaro Jambi sekaligus membuka acara. Ririn juga didampingi oleh wakil ketua Novi Asriati, SE. Kegiatan ini juga dihadiri oleh apt. Aisyah, S. Si selaku Ketua Pengurus Cabang Ikatan Apoteker Indonesia Cabang Muaro Jambi.
Menurut apt. Aisyah, S. Si, edukasi semacam ini penting karena masyarakat kerap keliru dalam mengonsumsi obat selama puasa, yang bisa berujung pada efek samping serius atau turunnya efektivitas pengobatan.
Apalagi, kelompok rentan seperti lansia, ibu hamil, dan penderita penyakit kronis memerlukan perhatian khusus dalam hal ini.
Dengan keahlian para apoteker yang memahami interaksi obat dengan makanan dan waktu konsumsi, masyarakat dibekali pengetahuan praktis yang bisa langsung diterapkan sehari-hari. Ini bukan sekadar edukasi biasa, tapi langkah preventif yang menyelamatkan.
Tak berhenti di edukasi, kegiatan ini juga menyentuh sisi kemanusiaan dengan pembagian sembako dan vitamin kepada keluarga kurang mampu.
Dalam momen yang penuh kehangatan ini, setiap paket yang berisi beras, minyak, gula, serta vitamin, menjadi simbol kepedulian dan solidaritas dari para apoteker terhadap masyarakat.
Total 100 paket sembako dan vitamin disalurkan dalam kegiatan ini. Selain menjadi bentuk nyata dari semangat berbagi di bulan Ramadan, aksi sosial ini diharapkan bisa meringankan beban ekonomi masyarakat desa yang terdampak fluktuasi harga dan ketidakpastian ekonomi pasca pandemi.
Acara mulai sejak pukul 08.00 WIB yang diawali dengan sesi micro teaching lalu dilanjutkan dengan pembukaan dan sambutan dari Ketua IAI Cabang Muaro Jambi serta Kepala Desa Mendalo Indah. Kemudian, penyerahan sembako dan vitamin dilakukan secara simbolis, disusul dengan penyuluhan umum dan sesi diskusi terbuka.
Tak hanya itu, kegiatan ini juga akan ditutup dengan evaluasi kelompok, untuk melihat seberapa besar pemahaman warga setelah sesi penyuluhan.
Harapannya, kegiatan ini bukan hanya selesai di satu hari, tapi berdampak jangka panjang terhadap perilaku penggunaan obat masyarakat selama Ramadan dan seterusnya.
Kegiatan ini menjadi refleksi bahwa profesi apoteker punya peran lebih dari yang terlihat. Di balik jas putih dan tumpukan resep, mereka juga adalah pendidik, pelayan masyarakat, dan penggerak aksi sosial.
Lewat kegiatan seperti ini, IAI Cabang Muaro Jambi ingin menegaskan bahwa apoteker juga bisa dan harus hadir dalam kehidupan masyarakat—terutama di saat-saat penuh makna seperti Ramadan.
Dengan semangat profesionalisme dan empati, para apoteker di Muaro Jambi membuktikan bahwa kesehatan masyarakat bukan hanya soal penyakit dan obat, tapi juga soal edukasi, empati, dan kepedulian yang diwujudkan dalam aksi nyata.***