JAMBI, IAINews— Universitas Adiwangsa Jambi (UNAJA) melalui Program Studi Pendidikan Profesi Apoteker (PSPPA) mencatat sejarah baru dengan sukses menyelenggarakan Objective Structured Clinical Examination (OSCE) perdana.
Persiapan OSCE ini telah dilakukan sejak beberapa bulan sebelumnya, mulai dari pelatihan dosen sebagai penguji dan pembuat soal, penyusunan skenario berbasis kompetensi, hingga penyediaan alat dan bahan praktik yang sesuai standar.

Ujian OSCE dilaksanakan pada Sabtu, 19 Juli 2025, sebagai bagian dari upaya UNAJA meningkatkan standar kompetensi lulusan apoteker. Sebanyak 19 mahasiswa PSPPA UNAJA mengikuti OSCE yang dirancang untuk mengukur keterampilan praktik secara objektif dan terstruktur.
Ketua Program Studi PSPPA UNAJA sekaligus Koordinator Pelaksanaan OSCE, apt. Septa Pratama, M.Sc.T.H., menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk komitmen kampus dalam menghasilkan apoteker yang tidak hanya kompeten secara akademik, tetapi juga terampil dalam praktik klinis.
“OSCE ini merupakan sistem evaluasi yang menekankan kemampuan mahasiswa dalam situasi nyata yang akan mereka hadapi di dunia kerja,” ujar apt. Septa Pratama.
Dalam pelaksanaannya, kegiatan ini turut diawasi oleh Dr. apt. Dewi Astriany, M.Si tim monitoring dan evaluasi pelaksanaan OSCE dari APTFI dan Kolegium Farmasi. Penyelia Pusat pelaksanaan Ujian OSCE dari Panitia Nasional UKMPPAI apt. Afdil Viqar Viqhi, S.Si., M.Si. mendampingi pelaksanaan OSCE ini. Keterlibatan mereka menjadi bagian dari proses validasi dan supervisi mutu OSCE UNAJA agar sesuai dengan standar nasional.
Meski merupakan pengalaman pertama, para peserta mengikuti kegiatan dengan serius dan penuh semangat. Salah satu peserta, Zasya Viona, mengungkapkan bahwa dirinya sempat merasa grogi sebelum memasuki station pertama.

“Awalnya tegang sekali, karena semua gerakan dan ucapan benar-benar dinilai,” ujarnya. Namun, ia mengaku berhasil menenangkan diri dengan menarik napas dalam dan berpikir positif.
“Saya anggap setiap station seperti praktik biasa, dan fokus pada komunikasi yang baik dengan pasien simulasi. Itu cukup membantu,” tambah Zasya Viona.
Skenario dalam OSCE ini dibuat sesuai dengan kompetensi nasional yang ditetapkan untuk lulusan apoteker, mencakup aspek klinis, etik, komunikasi, dan keterampilan teknis. Penilai di setiap station terdiri dari dosen dan praktisi yang telah dilatih khusus untuk memastikan objektivitas dan keadilan dalam penilaian.
Keberhasilan pelaksanaan OSCE ini menjadi langkah penting bagi UNAJA dalam membangun sistem evaluasi pendidikan yang kredibel dan relevan. Melalui OSCE, mahasiswa tidak hanya diuji secara teori, tetapi juga diberi ruang untuk menunjukkan kemampuan praktik yang akan mereka bawa ke dunia kerja sebagai tenaga kesehatan profesional.
Dengan semangat berbenah dan berinovasi, PSPPA UNAJA berkomitmen untuk menjadikan OSCE sebagai bagian rutin dalam evaluasi kompetensi, sekaligus menegaskan posisinya sebagai institusi pendidikan tinggi farmasi yang siap mencetak apoteker unggul, kompeten, dan siap bersaing secara nasional maupun global.***