Informasi
Hubungi Redaksi IAINews melalui email : humas@iainews.net
Floating Left Ads
Floating Right Ads
banner 950x90

Mengapa Resistensi Antibiotik Bisa Terjadi?

resistensi antimikroba meutia faradilla
banner 120x600
banner 468x60

PADA tulisan “Resistensi Antibiotik: Penyebab, Dampak, dan Cara Pencegahannya” telah dijelaskan oleh sejawat apt. Agus Purnomo, MM., perilaku apa saja yang dapat menyebabkan resistensi antibiotik, apa yang menjadi dampak bila sampai resistensi terjadi, dan bagaimana cara mencegahnya.

Namun, bagaimana sebenarnya mekanisme sampai resistensi antibiotik bisa terjadi? Mengapa menggunakan antibiotik secara tidak tepat baik oleh manusia atau penggunaan pada hewan ternak bisa menyebabkan resistensi antibiotik?

Iklan ×

Tulisan ini akan mengulas lebih dalam mekanisme terjadinya resistensi antibiotik.

Penggunaan antibiotik yang tidak tepat.

Tubuh kita tidak hanya mengandung susunan materi genetik, gula, protein, dan lemak. Tubuh kita juga menjadi inang bagi milyaran mikroba baik yang sering kita sebut sebagai flora normal.

Mikroba baik dalam tubuh kita berperan dalam mencerna asupan makanan yang kita makan setiap hari, produksi vitamin, stimulasi pematangan sel, stimulasi sistem imun, dan membantu dalam proses pencernaan di usus halus serta usus besar.

Oleh karena itu keberadaan mikroba baik harus kita jaga. Salah satunya dengan tidak minum antibiotik secara sembarangan. Mengapa demikian?

Baca Juga  Apoteker dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Antibiotik bekerja menghambat pertumbuhan mikroba atau membunuh mikroba. Antibiotik tidak mengenal mana mikroba jahat mana mikroba baik. Jadi, Ketika seseorang minum antibiotik, maka baik mikroba jahat maupun baik di dalam tubuhnya akan mati.

Layaknya seluruh makhluk hidup di dunia ini yang berusaha bertahan hidup, begitu pun mikroba.

Apabila seseorang minum antibiotik secara tidak tepat, baik itu tidak sesuai indikasi atau tidak dihabiskan, maka mikroba di dalam tubuh akan berusaha mempertahankan diri.

Cara mikroba di dalam tubuh mempertahankan diri adalah dengan membentuk faktor-faktor resistensi.

Faktor-faktor resistensi itu misalnya dengan sengaja membuat dinding sel tidak bisa ditembus molekul obat, membuat mekanisme agar bisa membuang molekul obat sesegera mungkin, atau memiliki mekanisme agar molekul obat tidak bisa bekerja di sel mikroba.

Faktor-faktor resistensi ini akan dikembangkan baik oleh mikroba baik maupun mikroba jahat.

Apabila mikroba baik membentuk resistensi akibat penggunaan antibiotik yang tidak tepat, maka saat terjadi infeksi oleh mikroba jahat ke dalam tubuh manusia, mikroba baik mampu memberikan resistensi yang sama pada mikroba jahat tadi.

Baca Juga  Cegah Stunting Sebelum Genting

Akibatnya, mikroba jahat memiliki faktor resistensi dan akhirnya sulit untuk dihambat atau dibunuh oleh antibiotik yang kita minum.

Karena mikroba jahat sulit untuk dibunuh, antibiotik yang dikonsumsi menjadi tidak bermanfaat dengan baik, sakit menjadi lebih lama, dan mungkin akan lebih parah.

Penggunaan antibiotik pada hewan ternak.

Sementara itu, praktik penggunaan antibiotik yang tidak tepat pada hewan ternak ternyata lazim terjadi.

Lalu apa hubungannya resistensi antibiotik dengan penggunaan obat ini pada hewan ternak?

Penggunaan antibiotik yang tidak sesuai indikasi pada hewan ternak dapat menyebabkan terjadinya penyimpanan sisa metabolisme antibiotik di daging hewan ternak tersebut.

Apabila daging hewan ternak ini dimakan oleh manusia, maka sisa metabolisme antibiotik tadi bisa ikut masuk ke dalam saluran cerna kita dan bereaksi dengan mikroba baik dalam tubuh kita.

Ingat apa yang terjad pada mikroba baik yang berinteraksi dengan antibiotik? Ya, betul, dia akan membentuk faktor resistensi.

Selain tersimpan pada daging hewan ternak, sisa antibiotik yang digunakan pada hewan ternak dapat ikut terbuang melalui urin dan feses hewan ternak yang nantinya bisa mencemari produk sayuran yang ada di tempat pembuangan.

Baca Juga  Hisyam Abdu Rasyad dari Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia Terpilih Sebagai Sekretaris Jenderal ISMAFARSI 2024-2026

Atau manusia minum air yang tercemar oleh urin dan feses dari hewan ternak, sehingga tanpa sengaja sisa hasil metabolisme antibiotik dapat masuk ke dalam saluran cerna manusia dan bereaksi dengan mikroba baik di dalam tubuh.

Apa yang dapat kita lakukan?

Berbagai penelitian telah menyebutkan bahwa dengan terganggunya komposisi mikroba baik dalam tubuh kita, berbagai gangguan fisik dapat terjadi, mulai dari stunting pada bayi dan balita, radang kronis, sampai pada kemungkinan gangguan kesehatan jiwa.

Oleh karena itu, kita perlu menjaga betul sahabat kita, mikroba baik, di dalam tubuh. Salah satu caranya adalah dengan mengkonsumsi antibiotik sesuai dengan indikasi dan petunjuk penggunaan yang telah diberikan oleh dokter dan apoteker.

Dengan begitu, kita dapat berkontribusi mengurangi kejadian resistensi antibiotik dan membangun masyarakat yang lebih sehat.***

banner 325x300

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

banner 950x90