Informasi
Hubungi Redaksi IAINews melalui email : humas@iai.id
Floating Left Ads
Floating Right Ads
banner 950x90

Manfaatkan Sumber Daya Alam, Kurangi Ketergantungan Impor Bahan Baku Obat

banner 120x600
banner 468x60

BANDAR LAMPUNG, IAINews – Indonesia kaya akan sumber daya alam yang sangat besar. Memanfaatkan sumber daya alam sebagai bahan baku obat, akan mampu mengurangi ketergantungan pada impor.

Iklan ×

‘’Impor bahan baku masih menjadi tantangan untuk kemandirian nasional,’’ ungkap apt. Fany Enno J., M.Farm. Ind, Formulation R & D Business Development PT Sunthi Sepuri.

‘’Peran strategis pemerintah, praktisi industri dan akademisi sangat penting untuk menciptakan kemandirian farmasi,’’ ungkap apt. Fanny Eno kemudian.

Hal itu disampaikan apt. Fanny Eno dalam Seminar Kefarmasian bertema ‘Pengembangan Inovasi dan Teknologi Industri Farmasi dalam Mendukung Kemandirian Nasional’.

Seminar diselenggarakan oleh Program Studi Farmasi, Jurusan Farmasi, Fakultas Kedokteran Universitas Lampung, pada 26 Agustus 2025 lalu.

Sesi pertama seminar menghadirkan apt. Fany Enno J., M.Farm.Ind., yang dimoderatori oleh dosen farmasi FK Unila, apt. Wahyu Alfath Firdaus, M.Farm.

Fany Enno membawakan materi berjudul “Inovasi Berbasis Bahan Baku Lokal: Strategi Industri Farmasi Menuju Kemandirian Farmasi Nasional’’.

Baca Juga  Mobility Program Obat Apps: Kunjungan Lahan Praktek Kerja Lapangan (PKL) Apotek dan Rumah Sakit

Kegiatan ini tak hanya diikuti oleh mahasiswa farmasi FK Unila, tetapi juga melibatkan partisipasi mahasiswa dari sejumlah kampus farmasi lain.

Diantaranya Institut Teknologi Sumatera (ITERA), Universitas Tulang Bawang (UTB), Akademi Farmasi (Akfar) Cendikia, Stikes Adila, Poltekkes Tanjung Karang, Poltekkes Kesuma Bangsa, dan Universitas Aisyah Pringsewu (UAP).

Seminar dibuka secara resmi oleh Kepala Laboratorium Farmasi FK Unila, apt. Citra Yuliyanda P., M.Farm., setelah sambutan dari ketua pelaksana, apt. Zulpakor Oktoba, S.Si., M.Farm.

Seminar ini bertujuan untuk memperkuat ekosistem industri farmasi Indonesia, mendorong kolaborasi antarpihak, serta mengidentifikasi strategi konkret untuk mengurangi ketergantungan pada bahan baku impor.

Sesi kedua dilanjutkan dengan paparan dari Kepala Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) di Bandar Lampung, apt. Ani Fatimah Isfarjanti, S.Si, M.H.

Sesi ini dimoderatori oleh dosen farmasi FK unila, apt. Dwi Ismayati, M.Clin.Pharm. Ani Fatimah memaparkan peran strategis Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dalam mendorong inovasi dan kemandirian farmasi nasional.

Baca Juga  Terobosan Terapi Medis Inovatif: Solusi Baru untuk Kesehatan Masyarakat

Ia menjelaskan bagaimana BPOM terus mendukung inovasi melalui percepatan regulasi dan pendampingan bagi industri lokal.

“BPOM berkomitmen untuk menjadi mitra strategis industri farmasi, memastikan bahwa setiap inovasi yang dihasilkan memenuhi standar keamanan, khasiat, dan mutu yang tinggi,” tegas apt. Ani Fatimah.

BPOM secara aktif mendukung pengembangan obat-obatan berbasis bahan alam. Industri farmasi nasional menghadapi peluang besar sekaligus tantangan yang signifikan.

Menurut apt. Ani Fatimah, salah satu tantangan dalam pengembangan bahan baku adalah terbatasnya industri bahan obat dan masih tergantung pada bahan obat luar negeri. Selain itu, pengetahuan terkait bahan obat masih belum memadai dan jaminan mutu obat belum optimal.

Peluang pasar yang signifikan terbuka seiring dengan tingginya permintaan bahan baku obat. Dengan adanya sekitar 200 industri produk jadi di dalam negeri, pasar bahan baku obat memiliki potensi pertumbuhan yang sangat besar.

Baca Juga  Presentasi 17 Delegasi FFUP dalam FAPA Congress Seoul 2024 Dapat Tanggapan Positif Dari Peserta Kongres

Optimalisasi sumber daya domestik, inovasi teknologi, dan kemudahan investasi menjadi kunci untuk menggarap potensi tersebut.

Salah satu peserta seminar, Siska Endah Tri Utami yang merupakan mahasiswa farmasi FK Unila, mengungkapkan antusiasmenya terhadap materi yang disampaikan. Siska merasa seminar tersebut sangat menginspirasi dan membuka pandangannya terhadap industri farmasi di Indonesia.

“Materi dari para narasumber membuka wawasan saya tentang pentingnya kemandirian farmasi nasional, terutama terkait pemanfaatan bahan baku lokal serta inovasi teknologi terkini,” ujar Siska.

Kegiatan ini tidak hanya menambah pengetahuan akademik, tetapi juga memotivasi Siska untuk berkontribusi. Sebagai mahasiswa farmasi, Siska merasa terdorong untuk aktif dalam penelitian dan pengembangan yang dapat mendukung kemandirian farmasi nasional di masa depan.

Seminar ini diharapkan dapat memotivasi mahasiswa dan akademisi untuk terus berinovasi serta berkolaborasi dalam mengembangkan industri farmasi di Indonesia, demi mewujudkan kemandirian farmasi nasional yang tangguh dan berdaya saing.***

 

banner 325x300

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

banner 950x90