Informasi
Hubungi Redaksi IAINews melalui email : humas@iai.id
Floating Left Ads
Floating Right Ads
banner 950x90

Kuliah Pakar STIKSAM Bahas Penanganan Obat Sitostatika dan Non-Sitostatika

Screenshot 2025 07 05 06 17 16 976 com.google.android.apps .docs .editors.docs edit
banner 120x600
banner 468x60

Samarinda, IAI News – 28 Juni 2025 – Himpunan Mahasiswa D3 Farmasi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Samarinda (STIKSAM) menyelenggarakan Kuliah Pakar bertema “Handling Obat Sitostatika dan Non-Sitostatika” pada Sabtu (28/6/2025) di kampus STIKSAM. Kegiatan ini dihadiri oleh mahasiswa serta dosen dari Program Studi D3 Farmasi.

Acara dibuka secara resmi pada pukul 09.00 WITA oleh Wakil Ketua III Bidang Kemahasiswaan, apt. Heri Wijaya, M.Si., Ph.D., yang dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas penyelenggaraan kegiatan ini dan menekankan pentingnya pemahaman praktis yang akan menunjang kesiapan mahasiswa menghadapi dunia kerja, khususnya di bidang pelayanan kefarmasian rumah sakit.

Iklan ×

Sebagai narasumber, hadir Satrio Alam Bagaskoro, seorang ASN Tenaga Vokasi Farmasi (TVF) di RSUD Kanujoso Djatiwibowo sekaligus alumni STIKSAM.

Baca Juga  4 Delegasi Dosen STIKes Salsabila Serang Presentasi Hasil Penelitian Di Fapa Congress Seoul, Korea Selatan Tahun 2024

Screenshot 2025 07 05 06 17 41 317 com.google.android.apps .docs .editors.docs edit

Dalam pemaparannya, Bagas menjelaskan perbedaan mendasar antara obat sitostatika dan non-sitostatika. Obat sitostatika adalah obat yang digunakan dalam kemoterapi untuk membunuh atau menghambat pertumbuhan sel kanker.

Obat jenis ini memiliki toksisitas tinggi dan memerlukan penanganan khusus karena dapat membahayakan tenaga kesehatan jika tidak ditangani dengan prosedur yang benar.

Sementara itu, obat non-sitostatika merupakan obat-obatan umum yang penggunaannya tidak bersifat sitotoksik, namun tetap memerlukan pengelolaan sesuai standar keamanan.

Bagas menguraikan secara teknis prosedur penanganan kedua jenis obat tersebut di rumah sakit, mulai dari penyimpanan, pemakaian, hingga pembuangannya.

Ia juga mendemonstrasikan langsung bagaimana cara yang tepat dalam menangani obat sitostatika, termasuk penggunaan Alat Pelindung Diri (APD), teknik pencampuran dalam biosafety cabinet, serta pengendalian limbah farmasi berbahaya.

Baca Juga  Presentasi 17 Delegasi FFUP dalam FAPA Congress Seoul 2024 Dapat Tanggapan Positif Dari Peserta Kongres

Dalam sesi motivasi, Bagas menyampaikan pesan inspiratif kepada para mahasiswa, “Saya percaya bahwa ketika kamu mendapat sesuatu, Tuhan juga akan mengambil sesuatu,” ujarnya, mengajak mahasiswa untuk tetap rendah hati dan tangguh dalam menempuh proses belajar.

Kegiatan berlangsung secara interaktif dengan antusiasme tinggi dari peserta yang aktif bertanya dan berdiskusi. Materi yang disampaikan sangat relevan dengan praktik kefarmasian di rumah sakit dan menambah wawasan mahasiswa mengenai pentingnya keamanan dalam penanganan obat berisiko tinggi.

Acara ditutup pada pukul 11.50 WITA dengan harapan bahwa ilmu yang diperoleh dapat diaplikasikan dalam proses pembelajaran maupun praktik kerja lapangan. Kuliah Pakar ini merupakan bagian dari komitmen STIKSAM dalam meningkatkan kompetensi lulusan yang siap bersaing di dunia profesional.

banner 325x300

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

banner 950x90