Informasi
Hubungi Redaksi IAINews melalui email : humas@iainews.net
Floating Left Ads
Floating Right Ads
banner 950x90

Dr. Apt. Fitriana Yuliastuti, M.Sc Raih Gelar Doktor di Bidang Farmasi, Angkat Tema Farmakoekonomi

image1 28 e1730352626226
Dr. Apt. Fitriana Yuliastuti, M.Sc
banner 120x600
banner 468x60

Magelang, IAINews – Dr. Apt. Fitriana Yuliastuti, M.Sc, dosen farmasi di Fakultas Ilmu Kesehatan (Fikes) Universitas Muhammadiyah Magelang (Unimma), berhasil menyelesaikan studi doktoralnya pada 23 September 2024.

Disertasinya yang berjudul “Determinan Biaya Penyakit Kanker Payudara, Serviks dan Paru-paru sebagai Pertimbangan Penyesuaian Tarif INA-CBG’s: Studi Kasus di RS Pusat Kanker Dharmais” berhasil mengidentifikasi dan mengkaji biaya medis langsung serta determinan yang mempengaruhi biaya untuk kanker payudara, kanker serviks, dan kanker paru-paru terkait dengan INA CBG’s.

Iklan ×

“Alasan saya mengangkat tema tersebut adalah karena biaya pelayanan kesehatan semakin meningkat setiap tahunnya. Biaya terapi kanker menempati urutan ketiga dari sepuluh peringkat terbesar biaya penyakit katastropik. Pada tahun 2020, prevalensi tiga penyakit kanker tertinggi adalah kanker payudara 16,6%, kanker serviks 9,2%, dan kanker paru-paru 8,8%,” jelas Dr. Apt. Fitriana Yuliastuti, M.Sc.

“Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran biaya medis langsung, determinan yang mempengaruhi biaya kanker, dan perbandingan biaya klaim berdasarkan tarif INA-CBG’s dengan biaya medis langsung penyakit kanker payudara, serviks, dan paru-paru di rumah sakit,” lanjut Apt. Fitriana.

Menurutnya, penelitian di bidang farmakoekonomi ini menarik karena berhubungan dengan pasien serta kebijakan yang berubah-ubah. Selain itu, minat untuk meneliti di bidang farmakoekonomi masih tergolong sedikit. Perbedaan biaya klaim dari hasil penelitian juga menjadi alasan bagi Apt. Fitriana untuk meneliti bidang tersebut.

Baca Juga  Pentingnya Kecakapan Berbahasa Indonesia dalam Edukasi Obat: Meningkatkan Pemahaman Pasien dan Kualitas Pelayanan Farmasi

Unimma, yang telah bekerja sama dengan platform jadipraktisi.com, memberikan fasilitas kepada Apt. Fitriana untuk mengadakan webinar gratis terkait farmakoekonomi di bidang kesehatan.

image2 23

“Saya mengambil subjek penelitian ini dari pasien peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang menderita kanker payudara, kanker serviks, dan kanker paru-paru pada bulan Januari-Desember 2020 di RS Kanker Dharmais yang memenuhi kriteria inklusi dengan usia 20-60 tahun.

Data determinan pada penelitian ini dilihat dari tiga karakteristik yaitu karakteristik pasien, karakteristik penyakit, dan karakteristik terapi,” papar Apt. Fitriana kepada IAINews.

“Komponen biaya medis langsung dilihat dari masing-masing penyakit berdasarkan biaya utama, yang terdiri dari biaya kemoterapi, biaya radioterapi, dan biaya prosedur bedah.

Biaya terapi tambahan meliputi biaya obat lainnya, biaya laboratorium, biaya konsultasi dokter, biaya akomodasi kamar, administrasi, dan biaya non-pembedahan. Analisis data determinan dilakukan dengan uji statistik Anova, Paired T-test jika data terdistribusi normal, dan Kruskal Wallis jika data tidak terdistribusi normal,” lanjutnya.

Menurut Apt. Fitriana, penelitian di bidang farmakoekonomi merupakan ilmu yang menarik, baik terkait pelayanan kefarmasian, biaya, kebijakan, maupun pemilihan obat untuk formularium dan pencegahan fraud BPJS.

Baca Juga  Peran Apoteker dalam Meningkatkan Akses dan Efektivitas Obat di Indonesia: Tantangan dan Solusi

Perjalanan akademik Apt. Fitriana selama empat tahun menuju gelar doktor bagaikan roller coaster, mulai dari pengalaman di kampus hingga pengalaman di lahan riset.

Pengalaman yang paling berkesan adalah ketika pengambilan data di rumah sakit, yang mengharuskan Apt. Fitriana melakukan perjalanan Jogja-Jakarta. Hal ini tidak mudah, mengingat ia menyelesaikan program doktoral sambil bekerja sebagai dosen dan membagi waktu untuk keluarga.

“Tantangan terbesar dalam penelitian ini adalah pada pengumpulan dan pengolahan data. Hal ini dikarenakan data berhubungan dengan kebijakan pemerintah maupun provider asuransi kesehatan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) dan rumah sakit, sehingga harus hati-hati dalam penyampaian secara deskriptif,” jelas Apt. Fitriana yang merupakan Kepala Bidang Pengukuran Mutu pada instansi Badan Penjaminan Mutu.

Selain itu, tantangan lainnya adalah ketika pengambilan data penelitian, Apt. Fitriana dipindah tugaskan ke Badan Perencanaan dan Pengembangan sebagai Kepala Bidang Perencanaan dan Pengembangan, yang sebelumnya merupakan Kepala Bidang Pengukuran Mutu di Badan Penjaminan Mutu.

Untuk mengatasi tantangan tersebut, Apt. Fitriana menyarankan pentingnya manajemen waktu yang baik dengan menentukan prioritas utama. “Karena saya sudah memiliki tiga orang anak, setiap akhir pekan saya prioritaskan untuk keluarga. Sebelum studi, jauh-jauh hari sudah didiskusikan dengan suami dan keluarga. Karena izin belajar, saya harus tetap bekerja sambil studi,” ujarnya.

Baca Juga  Yuk Mengenal 3 Jenis Obat yang Beredar di Indonesia, Harga Obat Tergantung Dari Ini

“Saya sangat bersyukur atas pencapaian ini. Penelitian ini dapat diaplikasikan dalam dunia nyata, dan saya akan terus mengevaluasi perkembangan ilmu pengetahuan dengan mengikuti kebijakan-kebijakan baru,” lanjutnya.

Apt. Fitriana juga memberikan nasihat kepada mahasiswa farmasi yang ingin melanjutkan studi S3. “Harus menyiapkan mental, materi, dan topik riset yang matang. Studi S3 merupakan studi kepakaran, sehingga sebaiknya mencari topik riset yang tidak akan habis. Ini erat kaitannya dengan pencapaian akademik yang lebih tinggi dan memerlukan publikasi dari hasil riset yang tidak akan habis,” ujarnya.

“Bidang farmasi sangat luas, tidak hanya meracik atau membuat obat, tetapi juga dalam hal pelayanan kefarmasian yang membutuhkan kepakaran lainnya. Saya berharap akan banyak penelitian di bidang farmasi lainnya seperti farmakoekonomi, farmakoepidemiologi, farmakogenomik, dan farmakovigilance, sehingga keilmuan farmasi akan terus berkembang ke sub-sub bidang kefarmasian yang dibutuhkan untuk memenuhi standar pelayanan kefarmasian,” harap Apt. Fitriana.

banner 325x300

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

banner 950x90