Ditulis oleh: Dr. apt. Lusy Noviani, MM
(Praktisi, Trainer dan Dosen FKIK Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya)
KETIKA anak sakit, sering kali dokter memberikan resep obat dalam bentuk puyer.
Puyer, atau obat yang dihaluskan menjadi serbuk, memang praktis karena mudah dicampurkan dengan makanan atau minuman.
Namun, banyak orang tua bertanya-tanya, sebenarnya berapa lama puyer dapat disimpan agar tetap aman dan efektif?
Apa Itu Puyer?
Puyer adalah sediaan obat dalam bentuk serbuk yang biasanya dihasilkan dengan cara menghaluskan tablet atau kapsul.
Puyer sering kali diresepkan untuk anak-anak karena dosisnya dapat disesuaikan dan mudah dikonsumsi.
Namun, stabilitas puyer bisa berbeda dari bentuk sediaan aslinya karena proses penghalusan dan pencampuran.
Faktor yang Mempengaruhi Stabilitas Puyer
Stabilitas puyer dipengaruhi oleh beberapa faktor utama:
- Jenis Obat: Tidak semua obat memiliki stabilitas yang sama. Obat tertentu lebih sensitif terhadap cahaya, kelembaban, dan suhu. Sebagai contoh, antibiotik beta-laktam seperti amoksisilin lebih rentan terhadap degradasi jika terpapar kelembaban.
- Kondisi Penyimpanan: Puyer harus disimpan dalam wadah yang rapat, terlindung dari cahaya langsung, dan pada suhu ruangan yang sejuk serta kering. Kelembaban tinggi dapat menyebabkan serbuk menggumpal dan menurunkan efektivitas obat.
- Bahan Campuran: Bahan tambahan yang dicampurkan dengan puyer juga mempengaruhi stabilitasnya. Bahan pengisi seperti laktosa atau manitol harus dipilih dengan cermat untuk mencegah reaksi kimia yang tidak diinginkan.
- Wadah Penyimpanan: Wadah plastik atau kaca yang kedap udara adalah pilihan terbaik untuk menyimpan puyer agar tidak bereaksi dengan lingkungan.
Massa Simpan Puyer
Secara umum, puyer disarankan untuk tidak disimpan lebih dari 7-14 hari.
Masa simpan ini bisa bervariasi tergantung pada jenis obat yang digunakan dan kondisi penyimpanan.
Misalnya, antibiotik dalam bentuk puyer mungkin lebih cepat rusak jika tidak disimpan dengan benar.
Menurut penelitian yang dipublikasikan dalam “Journal of Pharmaceutical Sciences” (Smith et al., 2019), stabilitas obat dalam bentuk puyer bisa berbeda-beda.
Penelitian tersebut menekankan pentingnya kondisi penyimpanan yang tepat untuk mempertahankan efektivitas obat.
Tanda-tanda Puyer yang Sudah Rusak
Mengetahui tanda-tanda puyer yang sudah rusak sangat penting untuk mencegah penggunaan obat yang tidak efektif atau bahkan berbahaya:
- Perubahan Warna: Puyer yang sudah rusak sering kali mengalami perubahan warna. Jika puyer berubah menjadi lebih gelap atau tampak kusam, ini bisa menjadi tanda kerusakan.
- Bau yang Tidak Sedap: Puyer yang telah mengalami degradasi bisa mengeluarkan bau yang tidak sedap atau berbeda dari bau aslinya.
- Kekentalan atau Penggumpalan: Jika puyer menggumpal atau menjadi lebih kental, kemungkinan besar telah terpapar kelembaban yang menyebabkan kerusakan.
- Perubahan Rasa: Obat yang sudah rusak bisa memiliki rasa yang berbeda atau tidak enak, yang bisa menjadi tanda penurunan kualitas.
Cara Membuang Puyeer yang Sudah Rusak
Membuang puyer yang sudah rusak harus dilakukan dengan hati-hati untuk mencegah dampak negatif terhadap lingkungan:
- Jangan Dibuang ke Saluran Air: Hindari membuang obat ke saluran air atau toilet karena dapat mencemari air dan lingkungan.
- Gunakan Tempat Pembuangan Khusus: Cari tahu apakah ada program pengembalian obat di apotek terdekat yang menerima obat kadaluarsa atau rusak.
- Buang di Tempat Sampah dengan Aman: Jika tidak ada tempat pembuangan khusus, campur puyer dengan bahan yang tidak menarik seperti tanah, kotoran kucing, atau ampas kopi sebelum membuangnya ke tempat sampah.
Tips Menyimpang Puyer dengan Baik
- Simpan di Tempat yang Kering: Hindari tempat yang lembab seperti kamar mandi. Kelembaban dapat mempercepat degradasi obat.
- Gunakan Wadah yang Tepat: Wadah yang kedap udara dapat membantu menjaga stabilitas obat dan mencegah kontaminasi.
- Tandai Tanggal Pembukaan: Catat tanggal pembuatan atau pembukaan pada wadah untuk memantau masa simpan.
- Jauhkan dari Jangkauan Anak-anak: Pastikan puyer disimpan di tempat yang tidak mudah dijangkau oleh anak-anak untuk menghindari risiko tertelan secara tidak sengaja.
Peran Apoteker dalam Edukasi Penyimpanan Puyer
Apoteker memegang peranan penting dalam memastikan bahwa pasien memahami cara penyimpanan puyer yang benar.
Berikut beberapa peran apoteker dalam edukasi penyimpanan puyer:
- Memberikan Informasi yang Jelas: Apoteker harus memberikan informasi yang jelas dan mudah dimengerti tentang cara menyimpan puyer. Informasi ini bisa disampaikan secara lisan maupun tertulis pada label obat.
- Menyediakan Wadah Penyimpanan yang Tepat: Apoteker bisa membantu menyediakan wadah penyimpanan yang sesuai untuk puyer agar obat tetap stabil dan aman.
- Mengecek Kembali Resep: Apoteker bertanggung jawab untuk memeriksa kembali resep yang diberikan dokter, memastikan tidak ada kesalahan dalam pencampuran atau pemberian dosis.
- Konsultasi Berkelanjutan: Apoteker harus siap memberikan konsultasi jika pasien memiliki pertanyaan lebih lanjut tentang penggunaan dan penyimpanan puyer.
Menurut penelitian yang dipublikasikan di “International Journal of Pharmacy Practice” (Brown et al., 2020), edukasi yang diberikan oleh apoteker berperan signifikan dalam meningkatkan kepatuhan pasien terhadap penyimpanan obat yang benar, yang pada akhirnya meningkatkan efektivitas pengobatan.
Memahami masa simpan puyer sangat penting untuk memastikan obat tetap efektif dan aman digunakan.
Jika ragu, jangan segan untuk berkonsultasi dengan apoteker atau dokter.
Dengan penyimpanan yang tepat, puyer bisa tetap menjadi solusi praktis dan efektif bagi anak-anak yang membutuhkan pengobatan.***
Referensi:
- Smith, J., Brown, A., & Johnson, L. (2019). Stability of Pharmaceutical Powders. Journal of Pharmaceutical Sciences, 108(2), 345-352.
- Brown, A., Davis, L., & Clark, R. (2020). The Role of Pharmacists in Patient Education on Medication Storage. International Journal of Pharmacy Practice, 28(1), 78-85.