Informasi
Hubungi Redaksi IAINews melalui email : humas@iai.id
Floating Left Ads
Floating Right Ads
banner 950x90

Asetilsistein: Kenapa Diresepkan pada Pasien Jantung Padahal Tidak Alami Batuk?

banner 120x600
banner 468x60

PERNAHKAH Anda menemukan kasus pasien jantung yang diresepkan Asetilsistein padahal tidak alami batuk? Kenapa bisa dokter meresepkan? Bukannya obat ini sebagian besar diberikan untuk penderita batuk atau gangguan pernapasan ya?

Iklan ×

Pertanyaan ini sering ditemukan saat mendapatkan kasus pasien jantung. Sebagai  apoteker, kita dituntut untuk kompeten secara profesional. Pemahaman terkait hal ini sangat diperlukan untuk menunjang terapi yang rasional dan pemberian informasi obat yang optimal ke pasien.

Asetilsistein (N-acetylcysteine atau NAC) telah digunakan secara luas di dunia medis. Khusus di bidang kardiologi, penggunaan Asetilsistein memiliki mekanisme kerja yang lebih kompleks dan bermanfaat bagi kesehatan jantung sebagai antioksidan. Efek antioksidannya menjadi alasan utama kenapa obat ini diresepkan pada pasien jantung padahal tidak alami gejala batuk.

Baca Juga  Diabetes Mellitus, Kenali Gejala, Tipe dan Pengobatannya

Lalu, bagaimana mekanisme kerja Asetilsistein sebagai Antioksidan?

Berikut penjelasan mekanisme kerja Asetilsistein sebagai antioksidan:

Meningkatkan Produksi Glutation (GSH): Penelitian Toren dan Al-Salam (2018) yang dipublikasikan oleh Oxidative Medicine and Cellular Longevity, secara komprehensif menyatakan bahwa Asetilsistein berperan sebagai prekursor untuk sistein, asam amino esensial yang bertugas untuk mensintesis glutation. Glutation adalah antioksidan endogen.

Melalui meningkatkan kadar glutation dalam tubuh akan membantu melawan radikal bebas secara optimal sehingga akan mengurangi stres oksidatif dan peradangan untuk mencegah kerusakan sel jantung.

Penangkal Radikal Bebas Langsung:  gugus sulfhidril reaktif (-SH) yang dimiliki oleh Asetilsistein dapat secara langsung bereaksi dan menetralkan radikal bebas sehingga meminimalisir kerusakan sel jantung.

Baca Juga  113 Kabupaten dan Kota di Indonesia Masih Menjadi Wilayah Endemis Malaria: Waspada Jangan Sampai Malaria Menjadi Oleh-Oleh Perjalanan Anda

Efek Antiinflamasi: Penelitian Cui dkk (2023) yang dipublikasikan oleh International Journal of Molecular Sciences, menyatakan bahwa efek antiinflamasi Asetilsistein terjadi melalui penekanan aktivitas faktor transkripsi NF-kB (Nuclear Factor kappa-light-chain-enhancer of activated B cells).

Hal ini membantu mengurangi produksi sitokin pro-inflamasi seperti TNF-alfa dan IL-6 yang menyebabkan kerusakan sel jantung.

Khasiat terapi Asetilsistein yang sangat krusial pada pasien jantung menjadi prioritas utama apoteker untuk memastikan penggunaannya aman, efektif, dan rasional.

Apoteker harus paham secara penuh terkait hal ini dan harus mampu mengedukasi tujuan pengobatan kepada pasien atau keluarga.

Melalui edukasi ini menjadi penunjang utama kepatuhan konsumsi obat dan mengurangi kebingungan pasien sehingga efek terapi yang diperoleh lebih maksimal dengan risiko yang diminimalkan.

Baca Juga  Bohong Jika Aku Bilang Jadi Apoteker Itu Mudah

Referensi:

Cui Y., Zhu Q., Hao H., Flaker GC., and Liu Z. 2023. N-Acetylcysteine and Atherosclerosis: Promises and Challenges. Internasional Journal of Molecular Sciences. Vol.24(24). Doi: 10.3390/ijms24242073.

Toren, F., and Al-Salam. 2018. N-Acetylcysteine: A Promising Therapeutic Agent for Cardiovascular Disease. Oxidative Medicine and Cellular Longevity. Doi:10.1155/2018/1053431.

 

 

banner 325x300

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

banner 950x90