TENGGARONG, IAINews – Sebanyak 63 siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Tenggarong, Kalimantan Timur, mengikuti penyuluhan tentang bahaya narkoba yang diselenggarakan oleh mahasiswa farmasi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Samarinda (Stiksam).
Kegiatan berlangsung pada Rabu, 21 Mei 2025, pukul 11.00–13.00 WITA, dengan metode interaktif meliputi presentasi, diskusi, permainan edukatif, serta pre-test dan post-test untuk mengukur pemahaman peserta.
Tim penyuluh terdiri dari Asyha Astina Putri, Aura Reva Hartono, Ayu Maulida, Novita Apriyany Yonca, Novita Sari, dan Nur Azmi Najiya Putri, dengan pembimbing Dr. apt. Eka Siswanto Syamsul, M.Sc.
Materi yang disampaikan mencakup pengenalan narkotika, jenis-jenisnya, dampak buruk bagi kesehatan fisik dan mental, serta cara pencegahan.
Sebelum penyuluhan, peserta mengisi pre-test yang menunjukkan 73,01% siswa memiliki pemahaman “cukup”, sementara hanya 1,58% yang mencapai kategori “sangat baik”.
Selama sesi penyuluhan, siswa terlibat aktif melalui tanya jawab dan permainan edukatif “Ranking 1” yang dirancang untuk memperkuat pemahaman.
Hasil post-test membuktikan peningkatan pengetahuan peserta, dengan 84,12% siswa mencapai kategori “baik” dan “sangat baik”.
“Kami senang melihat antusiasme siswa. Metode interaktif seperti games terbukti efektif meningkatkan pemahaman mereka,” ujar Ayu Maulida salah satu tim penyuluh.
Kegiatan ini mendapat apresiasi dari guru dan pihak sekolah. Kepala SMP Negeri 1 Tenggarong Imam Huzaeni, M.Pd., menyatakan harapannya agar kolaborasi seperti ini dapat berlanjut untuk menciptakan lingkungan sekolah yang bebas narkoba. Kegiatan ditutup dengan penyerahan piagam kenang-kenangan dan foto bersama sebagai dokumentasi.
Selain bermanfaat bagi siswa, kegiatan ini juga menjadi pengalaman berharga bagi mahasiswa Stiksam dalam menerapkan ilmu promosi kesehatan secara langsung.
“Ini adalah kesempatan bagi kami untuk berkontribusi dalam pencegahan narkoba di kalangan remaja,” tutur Novita Sari, salah satu tim penyuluh.
Dengan hasil yang memuaskan, diharapkan upaya serupa dapat terus dilakukan untuk membentuk generasi Z yang sehat dan produktif.***