Informasi
Hubungi Redaksi IAINews melalui email : humas@iainews.net
Floating Left Ads
Floating Right Ads
banner 950x90

7 Makna Berkurban bagi Apoteker dari Sisi Kesehatan

banner 120x600
banner 468x60

“Sungguh, Kami telah memberimu (Muhammad) nikmat yang banyak. Maka laksanakanlah shalat karena Tuhanmu, dan berkurban lah (sebagai ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah). Sungguh, orang-orang membencimu dialah yang terputus (dari rahmat Allah)” (QS. Al-Kausar Ayat 1-3)

SETIAP kejadian yang dialami oleh manusia pasti ada makna yang terkandung. Apalagi kejadian tersebut adalah perintah-Nya.

Iklan ×
pexels monirul islam 229760467 32401115
Sapi di pasar tradisional, salah satu jenis hewan kurban yang diperbolehkan dalam Islam.

Pasti di dalamnya terkandung banyak hikmah untuk manusia yang berpikir. Berkurban merupakan ibadah bagi umat muslim.

Dalam berkurban terkandung banyak makna yang mendalam dari berbagai sisi. Salah satunya ialah kesehatan. Berikut 7 makna berkurban bagi apoteker dari sisi kesehatan, antara lain:

Pertama, menghargai asupan nutrisi yang seimbang. Hari raya Idul Adha atau hari saat umat Islam berkurban sangat identik dengan konsumsi daging. Penting bagi kita untuk mengingat keseimbangan nutrisi yang kita makan. Apoteker bisa memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai porsi yang tepat untuk bisa mengkombinasi daging dengan makanan lainnya seperti sayur dan buah untuk menjaga kesehatan.

Baca Juga  10 Kebiasaan yang Dapat Membuat Berat Badan Membengkak

Kedua, kesadaran pada penyakit yang berhubungan dengan konsumsi daging berlebih. Masyarakat harus disadarkan terkait risiko kesehatan akibat berlebih mengkonsumsi daging seperti kolesterol tinggi, hipertensi, dan asam urat. Apoteker bisa memberikan informasi mengenai pencegahan dan pengelolaan kondisi tersebut.

Ketiga, memahami nilai berbagi dalam kesehatan. Berbagi daging hasil berkurban mencerminkan pentingnya pemerataan sumber daya. Ini menginspirasi apoteker untuk lebih aktif berkontribusi dalam pelayanan kesehatan yang merata, terutama bagi masyarakat yang kurang mampu.

Keempat, pentingnya higienitas dan sanitasi. Pengolahan dan distribusi daging kurban menekankan pentingnya kebersihan untuk mencegah penyakit. Apoteker bisa berperan untuk memberikan edukasi tentang cara menjaga higienitas baik dalam pengolahan makanan maupun kandungan makanan sehari-hari.

Baca Juga  Berapa Lama Obat Puyer Dapat Disimpan?

Kelima, meningkatkan edukasi tentang gizi kepada masyarakat. Momen hari Raya kurban bisa dijadikan kesempatan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat tentang kandungan gizi yang ada pada daging. Tidak hanya daging, makanan lain pun perlu diketahui kandungan gizinya dan cara memaksimalkan manfaatnya melalui pola makan sehat.

Keenam, merenungkan arti pengorbanan dalam praktik profesi. Apoteker diajarkan nilai pengorbanan dalam hal praktik kefarmasian yakni mengorbankan waktu untuk memberikan pelayanan terbaik untuk pasien. Inilah salah satu refleksi sebuah pengorbanan.

Ketujuh, memperkuat solidaritas dan kebersamaan dalam komunitas kesehatan. Hari kurban mengajarkan arti solidaritas. Apoteker pun harus bisa memperkuat kerja sama dengan tenaga kesehatan lainnya untuk memberikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat, khususnya untuk edukasi dan pencegahan penyakit.

Baca Juga  Olahraga Bulu Tangkis Pilihan Apoteker Jakarta Barat untuk Sehat Bersama

Apoteker memaknai berkurban di Hari Raya Idul Adha dari sisi kesehatan, tidak hanya memperkuat peran profesional apoteker, tetapi juga memberikan kontribusi nyata kepada masyarakat. Lewat berkurban apoteker semakin memperkuat peran dalam masyarakat. Banyak peran yang bisa dilakukan seorang apoteker ketika memaknai kurban dari sisi kesehatan. Mari apoteker kita ambil peran tuk jadikan apoteker Indonesia semakin dikenal dan dirasakan keberadaannya.***

banner 325x300

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

banner 950x90