JAKARTA, IAINews — Perkembangan teknologi informasi yang masif menuntut tenaga kesehatan untuk tidak hanya kompeten di bidang klinis, tetapi juga adaptif dalam menyampaikan edukasi kesehatan melalui media digital.
Menyadari hal ini, Indonesian Young Pharmacists Group (IYPG) menginisiasi kegiatan ’IYPG Broadcast: Apoteker Muda, Suara Baru Kesehatan Media’ sebagai wadah pengembangan kapasitas komunikasi bagi apoteker muda Indonesia.
Kegiatan ini dilaksanakan secara daring melalui platform Zoom dan berhasil menghimpun lebih dari 100 peserta yang terdiri dari mahasiswa serta apoteker muda dari berbagai institusi dan organisasi profesi.
Dengan mengangkat tema besar seputar etika komunikasi, personal branding, dan copywriting, IYPG berkomitmen membekali generasi baru apoteker agar mampu menjadi juru bicara isu kesehatan yang cerdas, beretika, dan relevan dengan zaman.
Penguatan Kompetensi Komunikasi Apoteker
Acara dibuka secara resmi oleh Ketua Umum PP IAI, apt. Noffendri Roestam, S.Si., yang dalam sambutannya menekankan pentingnya peran aktif apoteker dalam memberikan edukasi kesehatan berbasis bukti ilmiah di tengah maraknya informasi tidak valid.
Sambutan juga disampaikan oleh President IYPG PP IAI periode 2024–2026, apt. Radian Zakir, S.Farm., yang menyatakan bahwa IYPG siap menjadi katalisator perubahan citra apoteker di ruang publik.
Sesi pertama menghadirkan narasumber apt. Dra. Tresnawati, Wakil Sekretaris Jenderal PP IAI, dengan topik “Etika Menulis & Peran Tulisan dalam Membangun Kepercayaan Masyarakat”.
Dalam paparannya, apt Tresnawati yang juga Pemimpin Redaksi IAINews ini menekankan bahwa setiap tenaga kesehatan harus memahami tanggung jawab moral dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat.
“Ketika apoteker menulis, ia tidak hanya membagikan informasi, tapi juga menanamkan kepercayaan masyarakat terhadap profesi kita,” ungkapnya.
Sesi dilanjutkan dengan diskusi interaktif, di mana peserta menyampaikan keresahan terkait rendahnya minat baca, kesulitan publikasi, hingga kekhawatiran akan plagiarisme.
Narasumber memberikan respons komprehensif, mendorong peserta untuk memanfaatkan media visual sebagai pengantar menuju konten berbasis teks yang mendalam dan valid.
Membangun Citra Positif Apoteker di Era Digital
Pada sesi kedua, hadir apt. Eza Riyeni, S.Farm., seorang pharma-creator sekaligus praktisi konten digital, yang membawakan materi bertajuk “Personal Branding & Copywriting untuk Edukasi Kesehatan”.
Ia membagikan strategi membangun identitas profesional secara konsisten di media sosial serta mengoptimalkan gaya bahasa persuasif agar edukasi kesehatan lebih mudah diterima oleh masyarakat.
“Penggunaan teknologi seperti AI sangat membantu, namun tetap diperlukan filter dan validasi dari apoteker sebagai pemilik keilmuan,” tegas apt Eza Riyeni.
Diskusi juga membahas batasan etis kolaborasi promosi produk, pengelolaan konten di tengah kesibukan, hingga metrik keberhasilan dalam membangun personal branding.
Materi yang disampaikan membuka cakrawala baru bagi peserta dalam melihat potensi profesi apoteker sebagai health communicator.
Penutup dan Tantangan ke Depan
Kegiatan ditutup dengan penyerahan penghargaan kepada para narasumber oleh President IYPG.
Sebagai tindak lanjut dari pembelajaran yang telah diperoleh, panitia turut memberikan tantangan kepada peserta untuk menghasilkan konten edukasi kesehatan yang kreatif, informatif, dan tetap menjunjung tinggi tanggung jawab profesi.
Melalui kegiatan ini, IYPG menunjukkan komitmennya dalam mencetak apoteker muda yang tidak hanya handal dalam praktik kefarmasian, tetapi juga siap tampil sebagai wajah baru komunikasi kesehatan di Indonesia.***