JAKARTA, IAINews – Merayakan Hari Jamu Nasional yang jatuh pada Selasa, 27 Mei 2025 lalu, AIM Traice Indonesia menggelar webinar Kesehatan Nasional bertema ’Pembekalan Inovasi dan Manfaat Jamu Sebagai Kearifan Lokal’.
Diselenggarakan secara online melalui zoom dan YouTube, webinar ini menghadirkan para apoteker sebagai pembicara.
Mereka adalah apt. Ellen Stephani Rumaseuw., M.Farm., C.Herbs., dengan materi ‘Peranan Penting Jamu dalam Sistem Kesehatan’, apt. Surya Wahyudi., S.Si.,MM., C. Herbs. menyampaikan materi ‘Wawasan Ilmiah dan Inovatif dalam Pengembangan Jamu’.
Sementara apt. Walid Ardiansyah.,S.Farm.,C.Herbs membahas ‘Standar Keamanan dan Regulasi Pengembangan Jamu’ dan Dr. apt. Dra. Subaryanti.,M.Si., C.Herbs memaparkan materi mengenai ‘Peran Tenaga Kefarmasian dalam Pengembangan Jamu’.
Pada awal pembicara menjelaskan tentang pengertian jamu yang merupakan obat traditional yang dibuat dari bahan tumbuhan, hewan, mineral dan sediaan galenik atau campurannya yang secara turun temurun digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman.
Apt Ellen Stephani kemudian memaparkan sejarah jamu, hingga ditetapkan adanya Hari Jamu Nasional sejak 27 Mei 2008.
Peranan jamu sangat penting dengan pemanfaatan kesehatan tradisional sesuai arahan presiden RI yang disampaikan pada 21 November 2019, yakni agar menekankan aspek promotif dan preventif pada penanganan kesehatan.
Sesi berikutnya, apt. Surya Wahyudi lebih spesifik membahas ‘Optimasi Profit Melalui Produk Jamu di Apotek’.
Hal ini berangkat dari beberapa tren industri bisnis apotek terbaru di Indonesia seperti digitalisasi dan e commerce serta layanan telemedicine dan telefarmasi.
Tren industri bisnis apotek juga diramaikan dengan adanya fenomena integrasi teknologi cerdas; layanan pengantaran dan pick up.
Masalah lain yang dibahas adalah seputar personalisasi dan loyalitas; kesadaran lingkungan, edukasi dan informasi kesehatan; dan fokus pada kesehatan holistik.
Dari berbagai indikasi persoalan tersebut, apt Surya Wahyudi menjelaskan bagaimana omset apotek dapat ditingkatkan.
Menurutnya, optimasi omset dapat dicapai dengan melakukan layanan kefarmasian dengan jamu.
‘’It’s work! Disamping optimasi omset, dengan layanan kefarmasian jamu dapat meningkatkan branding apoteker dan apotek,’’ jelas apt. Surya Wahyudi.
Di sesi berikutnya, apt. Walid Ardiansyah menjelaskan standar keamanan jamu yakni aman (telah digunakan secara empiris, menggunakan bahan tumbuhan, dan tidak mengandung BKO), klaim khasiat (dibuktikan oleh data empris) serta memenuhi persyaratan mutu (diolah sesuai cara pembuatan, tidak tercemar, dan tidak rusak).
Webinar dalam rangka Hari Jamu Nasional kali ini ditutup dengan materi dari Dr. apt. Subaryanti dengan memaparkan peranan tenaga kefarmasian yakni melakukan edukasi yang komprehensif pada produsen/konsumen akan menghasilkan produk jamu berkualitas dan aman.
Kemudian memberikan edukasi dengan menambah kesadaran akan pentingnya penggunakan jamu yang tepat dan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap produk jamu.***