SIDENRENG RAPPANG – Apoteker Tanggap Bencana Pengurus Daerah Ikatan Apoteker Indonesia Sulawesi Selatan (ATB PD IAI Sulsel0 mengikuti kegiatan Disasater Camp yang diselenggarakan pada 30 Mei – 1 Juni 2025 lalu.
Disaster Camp digelar oleh Masyarakat Peduli Bencana Indonesia (MPBI) dengan tema ‘Cerdas Bencana, Tangguh Bersama’.
Bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran dan keterampilan masyarakat dalam menghadapi berbagai potensi bencana, Disasgter Camp diselenggerakan di kebun Inggris, Desa Talumae, kecamatan Watang Sidenreng.
Acara dibuka oleh Wakil Bupati Sidenreng Rappang (Sidrap), Nur Kana’ah yang memberikan apresiasi atas terselenggarakan Disaster Camp kali ini.
“Edukasi kebencanaan sangat dibutuhkan oleh masyarakat dan merupakan kebutuhan utama dalam penanggulangan bencana,” tutur Nur Kana’ah dalam sambutannya.
“Ucapan salam dan dukungan oleh Bapak Syaharuddin Alrif, bupati Sidrap yang berhalangan hadir. Beliau sangat mendukung kegiatan ini sehingga menyediakan Lokasi pribadi miliknya sebagai lokasi kegiatan,’’ lanjut Nur Kana’ah.
’’Pesan pak Bupati bahwa kegiatan edukasi kebencanaan seperti ini harus selalu digerakkan, mengingat pentingnya kesiapsiagaan masyarakat menghadapi bencana yang bisa datang kapan saja,” lanjut Nur Kana’ah.
Menurut Nur Kana’ah kegiatan ini merupakan langkah nyata memperkuat kesiapsiagaan bersama pada bencana alam yang mungkin terjadi.
Kegiatan Camp Disaster ini terselenggara atas kerjasama BPBD Sidrap, BPBD Barru, BPBD Takalar, Senkom, Apoteker Tanggap Bencana PD IAI SULSEL, STAI DDI, tenaga pengajar MPBI Sidrap, Dinas Kesehatan, dan Tim media dari puskesmas Empagae, serta didukung penuh oleh pemerintah Kabupaten Sidrap.
Perwakilan dari ATB PD IAI SULSEL yang mengikuti kegiatan ini diantaranya apt. Hartati.,S.Si., apt dan Rosnairah.,S.Si (PC IAI Kab. Wajo), apt. Jamal Halim.,S.Si.,M.Kes (PC IAI Kab. Sidrap) dan apt. Ahmad Rusmin.,S.Farm (PC IAI Kab. Enrekang).
Sejumlah training yang dilakukan pada kegiatan Disaster Camp ini yakni ‘Pengantar Mitigasi Bencana’, ’Pertolongan Pertama, Manajemen Api, Bivak/Tali Temali” dan dilanjtutkan dengan jelajah alam, tantangan survival dan simulasi.

Kegiatan Disaster Camp ditutul dengan api unggun ’Cerita Bencana Kita’.
Dalam materi Pengantar Mitigasi Bencana dijelaskan, mitigasi bencana adalah rangkaian kegiatan yang berupaya untuk meminimalisir akibat dari bencana.
Upaya itu dilakukan dengan cara pembangunan fisik infrastruktur maupun upaya menyadarkan dan usaha meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ketika terjadi bencana.
Dalam materi pertolongan pertama gawat darurat dijelaskan bahwa upaya ini dapat menyelamatkan jiwa, mencegah luka menjadi lebih parah, mempercepat pemulihan, menjaga, dan menyadarkan orang yang tidak sadar.
Pertolongan pertama tidak hanya diperlukan pada saat bencana, tetapi teknik-teknik ini juga dapat membantu orang yang menderita akibat dari kecelakaan atau trauma.
Sementara dalam materi dan pemasangan bivak, dijelaskan bivak adalah tempat berlindung darurat di alam bebas, adalah keterampilan penting dalam survival.
Bivak dapat dibuat dari bahan alam seperti ranting, daun, batu, atau dari bahan buatan seperti jas hujan dan tali. Tujuan utama bivak adalah untuk melindungi diri dari cuaca buruk, binatang buas, dan angin.
Selain itu dilakukan kegiatan jelajah alam, tantangan survival dan melakukan simulasi kebencanaan yakni evakuasi korban di medan berlumpur dengan skenario akibat bencana tanah longsor.
Dalam sesi ini dilakukan simulasi, dimana para peserta harus merayap di atas lumpur yang setinggi 2 meter untuk melakukan evakuasi para korban tanah longsor.
Dari kegiatan ini Apoteker memiliki peran yang sangat penting dalam penanggulangan bencana. Mereka tidak hanya berperan dalam penyediaan obat-obatan, tetapi juga dalam memantau kesehatan, memberikan konseling, dan mengedukasi masyarakat terkait penggunaan obat yang tepat dan pencegahan penyakit pasca bencana. Bahkan apoteker juga mampu terjun langsung dan dibutuhkan pada saat mitigasi bencana.***