Informasi
Hubungi Redaksi IAINews melalui email : humas@iainews.net
Floating Left Ads
Floating Right Ads
banner 950x90
IYPG  

Ngobrol Bareng Komunitas RRI Jambi, IYPG IAI Jambi Kupas Tuntas Batas Expired Date dan Beyond Use Date

banner 120x600
banner 468x60

JAMBI, IAINews – Literasi kesehatan masyarakat kembali menjadi sorotan utama dalam siaran Ngobrol Bareng Komunitas di RRI Pro 1 Jambi.

Pada edisi Selasa, 27 Mei 2025 pukul 20.00–21.00 WIB, Tim Branding Indonesian Young Pharmacist Group (IYPG) PD Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) Jambi hadir sebagai narasumber utama.

Iklan ×

Kali ini mengangkat tema penting: “Kenali dan Pahami Expired Date dan Beyond Use Date (BUD) pada Obat.”

narsum dan host Sobat Alifa

Tiga apoteker muda yang berdedikasi — apt. Astuti Noverawati, S.Farm, apt. Masdifal, S.Farm, dan apt. Yuni Adriani, S.Farm — menjadi garda terdepan dalam edukasi publik kali ini.

Dipandu oleh host Adi Putra dan Andri Yulianto, diskusi Ngobrol Bareng Komunitas kali ini berlangsung hangat, ringan, dan mudah dicerna oleh pendengar dari berbagai kalangan.

Membedah Masa Pakai Obat

Dalam pemaparannya, apt. Astuti menegaskan pentingnya memahami standar penyimpanan obat.

Ia mengingatkan bahwa obat yang disimpan tidak sesuai petunjuk dapat mengalami degradasi zat aktif.

Baca Juga  IYPG Broadcast: Gaungkan Peran Apoteker Muda dalam Media Kesehatan

“Obat yang kadaluwarsa atau disimpan sembarangan bisa kehilangan khasiatnya, bahkan membahayakan,” ujar apt Astuti Noverawati.

Dalam Ngobrol Bareng Komunitas kali ini, apt. Masdifal menjelaskan perbedaan antara expired date dan beyond use date (BUD).

Expired date ditetapkan oleh produsen untuk obat yang belum dibuka, sedangkan BUD mengacu pada masa pakai obat setelah kemasan dibuka atau direkonstitusi — seperti sirup antibiotik yang hanya efektif selama 7 hari setelah dilarutkan.

“Setelah lewat dari BUD, efektivitasnya menurun dan bisa menimbulkan efek samping,” jelas apt. Masdifal.

Apt. Yuni Adriani menambahkan bahwa kesalahan umum di masyarakat adalah menyimpan obat cair di kulkas tanpa mencatat tanggal pembukaan.

“Sering terjadi, obat lama disimpan untuk ‘nanti’, padahal bisa berbahaya jika digunakan kembali tanpa perhitungan,” kata apt. Yuni Andriani, mengingatkan khususnya kepada para orang tua.

Baca Juga  IYPG Siap Jadi Tuan Rumah 8th AYPG Leadership Summit 2025 di Lombok, NTB

Apt. Yuni Andriani juga menjelaskan bahwa penggunaan obat tetes mata minidose digunakan paling lama 3 hari sejak dibuka.

“Obat tetes mata dalam bentuk botol digunakan paling lama 1 bulan setelah dibuka. Ini menjaga agar obat tidak terkontaminasi sehingga tetap aman digunakan,”  tambahnya.

Dari Puskesmas ke Dapur Rumah Tangga

Pembahasan juga menyinggung praktik di layanan kesehatan primer seperti Puskesmas, termasuk penggunaan kode racikan V1–V4 dan pentingnya membaca label pada kemasan obat puyer dan kapsul.

Tim IYPG mengajak masyarakat untuk lebih aktif bertanya kepada apoteker jika ragu terhadap kondisi obat yang dimiliki di rumah.

keseruan podcast Sobat Alifa

Podcast Ngobrol Bareng Komunitas berlangsung seru dan hangat

Tidak hanya melalui gelombang radio, program ini juga ditayangkan secara langsung di kanal YouTube RRI pada link https://www.youtube.com/live/1L3Nbo8fGas?si=Y6raayx-D84w5A3Q/

Podcast Ngobrol Bareng Komunitas ini menjangkau audiens digital yang lebih luas, terutama generasi muda dan komunitas profesional farmasi.

Baca Juga  Menabung Kebaikan Seribu Rupiah Sehari, Young Pharmacist HOPE PD IAI Lampung Berbagi Kebahagiaan

Strategi multiplatform ini dinilai efektif dalam menyampaikan pesan kesehatan secara inklusif dan berkelanjutan.

Apoteker Muda, Garda Edukasi Kesehatan

Kehadiran IYPG PD IAI Jambi di ruang publik dalam Ngobrol Bareng Komunitas ini menunjukkan peran nyata apoteker sebagai pendidik dan pelindung masyarakat dalam penggunaan obat yang aman dan bertanggung jawab.

Dengan gaya penyampaian yang santai namun ilmiah, tim berhasil menyampaikan pesan penting: obat tidak cukup hanya dikonsumsi, tapi juga harus disimpan dan digunakan dengan benar.

Acara Ngobrol Bareng Komunitas kali ini mendapat respons positif dari masyarakat dan menjadi bukti kolaborasi produktif antara organisasi profesi dan media publik dalam mendukung literasi kefarmasian.

Edukasi seperti ini diharapkan menjadi agenda rutin yang terus berkembang demi terciptanya masyarakat yang cerdas dan sehat.***

banner 325x300

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

banner 950x90