JAMBI, IAINews – Dalam upaya meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai kesehatan, tim pengabdian dari Dosen Farmasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi (UNJA) mengadakan sesi edukasi swamedikasi mengenai penyakit diare dan cacingan. Kegiatan ini berlangsung pada Jumat, 27 September 2024, bertempat di Yayasan Dayung Habibah, Desa Legok, Kota Jambi.
Edukasi ini meliputi penjelasan tentang gejala penyakit, metode pengobatan yang aman, serta pentingnya menjaga kebersihan dan sanitasi lingkungan. Kegiatan ini dipimpin oleh Apt. Yuliawati, M. Farm, dengan anggota tim yang terdiri dari Apt. Puspa Dwi Pratiwi, M. Pharm, Sci; Dr. Drs. Syamsurizal, M.Si; Apt. Elisma, M. Farm; dan Muhammad Syukri, S.KM., M.Kes. (Epid).
Kegiatan diawali dengan penyuluhan mengenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) untuk mencegah diare dan cacingan. Narasumber PHBS, Muhammad Syukri, yang merupakan dosen Program Studi Kesehatan Masyarakat, menjelaskan berbagai aspek terkait PHBS secara mendalam.

Muhammad Syukri memulai dengan pengenalan tentang penyakit diare dan cacingan, termasuk data kasus, penyebab, dan faktor risiko. Ia menekankan pentingnya tindakan preventif seperti mencuci tangan dengan sabun, mengonsumsi air bersih dan matang, serta menjaga kebersihan makanan dan lingkungan. “Cuci tangan dengan sabun, gunakan jamban yang bersih, dan hindari makanan yang tidak higienis adalah langkah penting dalam pencegahan,” ungkapnya.
Selanjutnya, Apt. Elisma, dosen Program Studi Farmasi UNJA, memberikan penjelasan mengenai swamedikasi untuk diare dan cacingan. Peserta diberikan paket obat, termasuk zinc dalam bentuk sirup dan tablet, serta berbagai merek oralit dan obat cacing yang mengandung pirantel pamoat.
Elisma menyarankan agar penderita diare tetap menjaga keseimbangan cairan tubuh dengan mengonsumsi cukup cairan dan menggunakan larutan oralit untuk menggantikan cairan yang hilang. “Menggunakan zinc hingga 10 hari sangat penting, bahkan jika diare sudah mereda,” jelasnya.
Ia menambahkan, “Swamedikasi dapat membantu mengatasi gejala diare ringan. Namun, penting untuk memahami cara penggunaan obat, dosis yang tepat, serta membaca informasi pada kemasan. Jika diare disertai darah atau berwarna seperti air cucian beras, segera konsultasikan ke dokter.”
Elisma juga memberikan panduan mengenai obat cacing, menyarankan penggunaan sirup untuk anak-anak dan tablet untuk orang dewasa. “Baca petunjuk penggunaan yang tertera pada kemasan. Untuk anak-anak, sebaiknya konsumsi obat cacing dilakukan enam bulan sekali,” tambahnya.
Antusiasme peserta sangat terlihat, dengan banyak pertanyaan yang diajukan, serta keterlibatan aktif dalam diskusi. Delma Aziza Wahyu, salah satu mahasiswa yang terlibat dalam kegiatan ini, menyatakan bahwa pendekatan yang santai dan interaktif membuat peserta lebih berani untuk bertanya dan berbagi pengalaman terkait materi.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program pengabdian masyarakat yang didanai oleh PNBP Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Jambi. Dengan adanya penyuluhan ini, diharapkan masyarakat dapat lebih mandiri dalam mengatasi masalah kesehatan ringan, sambil tetap menyadari pentingnya mengunjungi fasilitas kesehatan untuk gejala yang lebih serius.