Informasi
Hubungi Redaksi IAINews melalui email : humas@iainews.net
Floating Left Ads
Floating Right Ads
banner 950x90

Apoteker Cilik Calon Agent of Change Promosi Penggunaan Obat Rasional

TOS dan Apotekids Inovasi Fakultas Farmasi Unand

apotekids 2
banner 120x600
banner 468x60

PARIAMAN, IAINews – Apoteker Cilik sebagai sarana pendidikan obat yang dilakukan sejak dini adalah langkah yang strategis.

Pendidikan obat yang diberikan sejak usia sekolah dasar menjadi salah satu upaya promosi penggunaan obat yang rasional bagi masyarakat.

Iklan ×

Kelak para Apoteker Cilik ini diharapkan dapat menjadi agent of change dalam promosi penggunaan obat yang rasional bagi keluarga dan masyarakat.

Fakultas Farmasi Universitas Andalas (Unand) melakukan pelatihan Apoteker Cilik (Apocil), yang dimulai pada 13 Juni 2024.

Peserta apocil adalah 27 orang siswa kelas 5 SDN 07 Kota Pariaman. Kegiatan pembinaan ini dilakukan setiap minggu, yang direncanakan selama 3 bulan yang akan berakhir pada Agustus 2024.

apotekids 3
Pelatihan apoteker cilik di SDN 07 Pariaman oleh tim dosen Fakultas Farmasi Universitas Andalas, Padang

Tim Fakultas Farmasi Universitas Andalas  yang diketuai oleh Dr. Apt. Syofyan, S.Si., M.Far, melakukan pelatihan apocil bersama Prof. apt. Dachriyanus, Ph.D dan Dra. Noviatri, M.Hum.

’’kegiatan ini dilakukan dengan pendanaan hibah pengabdian kepada masyarakat dari Direktorat Riset, Teknologi dan Pengabdian Kepada Masyarakat (DRTPM), Kemendikbud tahun anggaran 2024,’’ ungkap apt Syofyan.

’’Pelatihan apocil ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman siswa terkait obat-obatan secara umum, terutama yang sering digunakan untuk pengobatan penyakit umum atau pencegahan penyakit,’’ ujar apt Syofyan.

Baca Juga  World Pharmacist Day (WPD) 2024: "Apoteker Bertamu – Berantas TBC Bersamamu"

’’Selain itu juga menjadikan siswa sebagai agent of change dalam penggunaan obat yang rasional dan pencegahan penyalahgunaan obat melalui program apoteker cilik ini,’’ tutur apt Syofyan.

Syofyan juga menuturkan bahwa pentingnya implementasi pendidikan obat berbasis sekolah sebagai bagian dari pendidikan kesehatan melalui Trias UKS (Usaha Kesehatan Sekolah) di sekolah.

Tujuan khusus dari UKS adalah memupuk kebiasaan hidup sehat dan meningkatkan derajat kesehatan peserta didik.

Di dalamnya mencakup memiliki daya hayat dan daya tangkal terhadap pengaruh buruk penyalahgunaan narkotika, obat-obatan dan bahan berbahaya, alkohol (minuman keras), rokok, dan sebagainya.

’’Melalui pelatihan apocil ini, Trias UKS yang meliputi pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan pembinaan lingkungan sekolah sehat dapat dijabarkan dalam bentuk pendidikan obat sebagai pendidikan kesehatan,’’ jelas apt Syofyan.

apotekids 4

’’Sementara pelayanan informasi obat seperti obat cacing atau tablet tambah darah sebagai implementasi dari pelayanan kesehatan dan penataan dan revitalisasi tanaman obat sekolah (TOS) sebagai bagian dari pembinaan lingkungan sekolah sehat,’’ ujar apt Syofyan.

Baca Juga  Semarak World Pharmacist Day 2024: Senam Bersama dan Edukasi DAGUSIBU di Sukoharjo

‘’Moto dari pelatihan ini adalah Pintar dengan Obat, Cerdas Penggunaannya, Cegah Penyalahgunaannya,’’ tambah apt Syofyan.

‘’Metode pelatihan yang digunakan sebagaimana luaran dari disertasi tersebut adalah berupa metode Cara Belajar Obat yang Benar (CBOB),’’ lanjut apt Syofyan.

Pelatihan Apocil ini adalah penerapan materi dan metode pelatihan berdasarkan hasil riset disertasi dari Dr. Apt. Syofyan, S,Si., M.Farm tahun 2019, sehingga kegiatan ini lebih terstruktur dan lebih menarik.

Apt Syofyan menjelaskan bahwa Metode CBOB ini menggunakan 3 (tiga) pilar dasar dalam belajar tentang obat yaitu yaitu man, materials dan methods  yang disingkat dengan 3 M.

‘’Man artinya belajar obat harus dibawah bimbingan ahlinya, materials artinya belajar obat harus sesuai materinya dengan kebutuhan berdasarkan usianya dan methods artinya bahwa belajar obat harus menyenangkan dengan metode interaktif,’’ ujar apt Syofyan, dosen Fakultas Farmasi Unand

Mempelajari pengetahuan dan penggunaan obat-obatan di masa anak-anak sangat penting untuk mengetahui dan memahami proses memperoleh pola perilaku kesehatan, khususnya yang berkaitan dengan penggunaan obat-obatan.

Baca Juga  Ratusan Warga Cibinong Menikmati Jamu Gratis di GOR Pakansari

Pengetahuan dan sikap seperti itu akan memiliki pengaruh yang menentukan terhadap perilaku dan penggunaan obat-obatan pada tahap dewasa.

‘’Materi pelatihan apocil ini secara umum terdapat 2 (dua) pokok bahasan yaitu obat, jenis, manfaat dan bahayanya serta membaca kemasan dan cara mendapatkan, menggunakan, menyimpan dan membuang (Dagusibu) obat,’’ tutur apt Syofyan.

Apt Syofyan menyampaikan bahwa untuk memantapkan pemahaman siswa terkait obat ini, maka dilahirkan inovasi baru berupa program aktualisasi pojok literasi dan edukasi obat bagi siswa SD yang disingkat dengan Apotekids.

‘’Apotekids ini dibuat di perpustakaan dan ruang UKS yang berisi media informasi seputar obat dan kotak obat sekolah sebagai wadah belajar bagi siswa,’’ jelas apt Syofyan.

Selain itu, juga ditata dan direvitalisasi tanaman obat sekolah yang disingkat dengan TOS. TOS ini berfungsi sebagai media pengenalan obat tradisional bagi siswa.

Hasil pelatihan ini diharapkan akan terlahir apoteker cilik yang baik yang dapat bermanfaat bagi keluarga dan sekolah serta masyarakat sekitar.***

 

banner 325x300

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

banner 950x90