Penulis: apt. Fransiska Cathrine L, M.Farm & apt. I Made Bayu Anggriawan, S.Farm
Apa itu GPP Training Program?
Good Pharmacy Practice (GPP) adalah upaya penyelenggaraan praktik kefarmasian yang bertujuan untuk menjawab kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan apoteker yang optimal dan berdasarkan bukti ilmiah. Dalam upaya penerapan GPP, FAPA Foundation menyelenggarakan The International GPP Traning Program secara rutin di Taiwan. FAPA Foundation sendiri merupakan bagian independen dari FAPA (Federation of Asian Pharmaceutical Assocaiations). FAPA, dibentuk pada tahun 1964, bertujuan untuk menjadi organisasi farmasi internasional terkemuka, membimbing apoteker dan organisasi farmasi di Asia untuk mencapai keunggulan profesional, serta berkontribusi untuk menyediakan sediaan farmasi yang aman, efektif, dapat diakses dengan mudah, terjangkau, hingga dapat mencapai tingkat kesehatan yang optimal.
Program GPP Training Program pertama kali diselenggarakan di Taipei, Taiwan pada tahun 2012. Sejak tahun 2012, berbagai negara setiap tahunnya akan mengirimkan perwakilan untuk mengikuti pelatihan ini. Pada saat pandemi COVID-19 tahun 2020, GPP Training Program sempat terhenti selama 1 tahun kemudian dilaksanakan secara daring (online) pada tahun 2021 dan 2022. Tahun 2023 ini, GPP Training Program kembali hadir dimana sekaligus menjadi pelatihan luring (offline) pertama setelah masa pandemi COVID-19 usai. Hingga tahun ini, GPP Training Program telah menghasilkan 177 lulusan peserta dari 14 negara.
FAPA Foundation terus berupaya untuk melakukan standardisasi praktik kefarmasian di negara-negara Asia, sehingga dapat mencapai terjaminnya kualitas penggunaan obat, keamanan proses dispensing obat, dan berbagai aspek kefarmasian lainnya. Untuk mencapai itu semua, FAPA Foundation bekerja sama dengan para ahli dan pakar kefarmasian dari Rumah Sakit Umum Veteran Taipei dan Pusat Kanker Sun Yat-Sen Yayasan Koo.
Bagaimana cara mengikuti GPP Training Program?
Untuk mengikuti pelatihan ini, peserta tidak dapat langsung mendaftar dan mengikuti pelatihan, melainkan perlu mengikuti beberapa tahapan seleksi dan dinyatakan lolos dalam tes online. Topik tes mengenai materi GPP yang dibagi kedalam 3 kategori tingkatan yaitu tingkat dasar (basic), tingkat menengah (moderate), dan tingkat lanjut (advanced). Selain itu, para peserta juga harus memiliki rekomendasi dari alumni GPP Training Program sebelumnya.
Tahun ini, pendaftaran dibuka dari bulan April hingga Mei 2023. Dari kurang lebih 50 peserta yang mendaftar, peserta yang lolos untuk dapat mengikuti GPP Training Program yaitu 15 orang dari 8 negara yang berbeda. Peserta GPP Training Program 2023 berasal dari Indonesia, Vietnam, Myanmar, Nepal, Bangladesh, Filipina, Cambodia, dan Pakistan. Peserta yang terpilih untuk mewakili Indonesia pada The International GPP Training Program 2023 yaitu apt. Elida Zairina, S.Si, MPH., Ph.D. (Dosen dan Peniliti dari Universitas Airlangga), apt. Fransiska Cathrine L, M.Farm (Farmasi Klinis di Rumah Sakit Siloam), dan apt. I Made Bayu Anggriawan, S.Farm. (Pejabat Pengadaan di RSUP Prof. Dr. I.G.N.G. Ngoerah).
Apa saja kegiatan GPP Training Program?
Opening Ceremony
Pelatihan dibuka dengan opening ceremony pada tanggal 18 Agustus 2023 di Rumah Sakit Umum Taipei. Opening ceremony dibuka dengan sambutan dari Joseph Wang (President of FAPA Foundation), Dr. Yuh Lih Chang (Direktur Departemen Farmasi Taipei Veteran General Hospital (TVGH) & Elected President of FAPA), dan Jaw Jou Kang (President of The Pharmaceutical Society of Taiwan). Setelah penyampaian sambutan, GPP Training Program 2023 dengan resmi dibuka.
Hari pertama dimulai dengan topik materi “Medication Distribution System and Inventory Control”. Selain mendengarkan presentasi, para peserta juga diajak untuk melihat dan mempelajari secara langsung mengenai sistem distribusi dan pengendalian persediaan obat di Rumah Sakit Umum Taipei. Penerapan unit dose dispensing (UDD) dengan didukung teknologi terbaru telah dilakukan di Taiwan sehingga dapat meminimalkan terjadinya medication error.
Hari kedua, materi pelatihan yang diberikan yaitu “Drug Shortage Management”, “Continuing Professional Development”, dan “Sterile Product Preparation”. Para peserta juga kembali diajak untuk melihat langsung bagaimana tenaga kefarmasian di Taipei Veteran General Hospital (TVGH) melakukan preparasi sediaan steril. Tampak peserta merasa kagum dengan teknologi yang ada di Depo/Departemen Farmasi TVGH, mulai dari mesin UDD untuk tablet dan injeksi, mesin Total Parenteral Nutrition (TPN), hingga mesin double check untuk UDD tablet.
Hari ketiga sekaligus menjadi hari terakhir di rumah sakit, para peserta mempelajari topik tentang “Clinical Pharmacy Service Evaluation”, “Clinical Pharmacy System”, dan “Drug Information”. Di akhir topik, peserta mempresentasikan action plan yaitu rencana yang akan dilakukan setelah mengikuti pelatihan dan kembali ke masing-masing negara asal. Hal ini sesuai dengan tujuan GPP Training Program yaitu mempelajari GPP dan sistem kefarmasian di Taiwan untuk bisa diaplikasikan di negara asal peserta.
Dari delegasi Indonesia, apt. Elida menyampaikan action plan tentang “Patient Safety Culture and Adverse Drug Events Reporting in a Hospital: A Survey among Healthcare Professional in a Hospital”. Selain itu, apt. Bayu menyampaikan action plan tentang “Safemeds Disposal Movement” dan apt. Cathrine menyampaikan action plan tentang “Drug Label Prescription”. Penyampaian action plan dijadikan sebagai syarat untuk kelulusan GPP Training Program.
Closing ceremony
Penyerahan sertifikat kelulusan pelatihan GPP Training Program dan badge club GPP 101 diberikan pada sesi closing ceremony. Kemudian acara dilanjutkan dengan closing dinner yang diikuti oleh tim FAPA Foundation, Taiwan Young Pharmacists Group, dan Federation of Taiwan Pharmacists Associations (FTPA).
Kunjungan ke National Health Insurance dan Taiwan Food & Drug Administration
Selain mengikuti GPP Training Program di Taipei Veteran General Hospital, para peserta juga diberikan kesempatan untuk mengunjungi kantor National Health Insurance Taiwan untuk mempelajari sistem asuransi kesehatan yang diberikan oleh pemerintah Taiwan. Hal menarik dari sistem asuransi pemerintah Taiwan yaitu dapat menanggung kebutuhan kesehatan dari seluruh penduduk Taiwan yang berjumlah kurang lebih 23,28 juta penduduk. Asuransi ini dapat digunakan di semua fasilitas layanan kesehatan seperti klinik, rumah sakit umum, maupun rumah sakit swasta, tanpa ada patokan penggunaan obat generik ataupun obat paten.
Setelah mengunjungi National Health Insurance, peserta melanjutkan kunjungan ke Taiwan Food and Drug Administration (TFDA). Terdapat sesi penyampaian materi dan juga tur keliling gedung TFDA bagian laboratorium untuk mendengarkan penjelasan langsung tentang proses pengujian bahan.
Mystery Trip
Penutup dari seluruh rangkaian kegiatan GPP Training Program adalah mystery trip yang dipandu langsung oleh President of FAPA Foundation, Joseph Wang. Peserta diajak untuk mengunjungi Yeh Liu Geopark (situs geologi di Taiwan), pasar tua Jiufen, dan museum penambangan emas yang ada di Ruifang.
Seluruh delegasi Indonesia merasa sangat bersyukur karena dapat mewakili Indonesia di GPP Training Program 2023. Tidak hanya itu, delegasi Indonesia juga ingin mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada FAPA Foundation, Koo Foundation Sun Yat Sen Cancer Center, Taiwan Young Pharmacist Group, Taipei Veteran General Hospital, dan semua pihak yang telah mendukung pelatihan ini. Harapannya, pengalaman yang telah didapat dari GPP Training Program 2023 dapat menjadi langkah kontribusi untuk meningkatkan praktik kefarmasian di Indonesia.