IDUL ADHA identik dengan semangat berbagi, kebersamaan, dan tentu saja… olahan daging kurban! Terlalu banyak menyantap daging—terutama daging merah seperti sapi dan kambing—bisa memicu sejumlah masalah kesehatan, mulai dari gangguan pencernaan ringan hingga risiko penyakit jantung jika tidak disikapi dengan bijak.
Konsumsi daging merah yang berlebihan telah dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker kolorektal, hipertensi, dan kolesterol tinggi. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menyambut Idul Adha dengan tidak hanya penuh rasa syukur, tapi juga penuh kesadaran akan kesehatan.
Mengapa Daging Bisa Jadi Masalah?
Daging sapi dan kambing kaya akan protein, zat besi, dan vitamin B12. Namun, kandungan lemak jenuh dan kolesterol dalam daging merah juga cukup tinggi. Bila dikonsumsi berlebihan, terutama dalam bentuk yang digoreng atau bersantan, bisa memperberat kerja sistem pencernaan dan meningkatkan kadar kolesterol jahat dalam darah.
Daging kambing juga kerap dituding sebagai penyebab tekanan darah tinggi. Meski tidak sepenuhnya benar, pengolahannya yang banyak menggunakan garam, minyak, atau santan merupakan pemicu utama hipertensi pasca-lebaran
Risiko Kesehatan yang Umum Dialami Paska Idul Adha
- Dispepsia (maag/kembung)
Konsumsi makanan tinggi lemak memperlambat pengosongan lambung dan memicu rasa penuh, refluks asam, hingga nyeri ulu hati.
2. Diare
Makanan yang tidak dimasak sempurna sehingga menyebabkan infeksi saluran cerna oleh bakteri seperti E. coli dan Salmonella.
3. Kolesterol tinggi
Lemak jenuh dari daging dan pengolahan bersantan/goreng dapat meningkatkan kolesterol LDL (biasa dikenal dengan kolesterol jahat) yang memicu penyempitan pembuluh darah.
- Hipertensi dan Asam Urat
Konsumsi jeroan dan daging kambing yang tinggi purin meningkatkan kadar asam urat. Natrium dari garam dan bumbu juga memicu tekanan darah tinggi. - Dehidrasi Ringan
Makanan asin dan tinggi protein meningkatkan kebutuhan cairan. Bila tidak diimbangi minum air putih, dapat menyebabkan lemas, pusing, dan urine pekat.
Tips Cerdas Konsumsi Daging Kurban
- Batasi Porsi, Bukan Nikmatnya
Ahli gizi menyarankan untuk tidak mengonsumsi daging merah lebih dari 70 gram per hari. Nikmati dalam porsi kecil dan jangan lupa imbangi dengan sayuran.
- Pilih Metode Masak Sehat
Hindari menggoreng atau memasak dengan santan berlebihan. Pilih metode seperti panggang tanpa lemak, rebus/sop, kukus dan tumis ringan dengan minyak zaitun
- Jangan Lupakan Sayuran dan Serat
Serat membantu mengurangi penyerapan kolesterol dan mempercepat pengosongan lambung. Kombinasikan sate atau gulai dengan lalapan atau sayur asem.
- Minum Air Putih yang Cukup
Air membantu proses detoksifikasi dan melancarkan pencernaan. Hindari minuman manis dan bersoda yang justru memperberat kerja ginjal dan pankreas.
- Batasi Konsumsi Jeroan
Jeroan seperti hati, usus, dan otak memang lezat, tetapi kaya purin yang bisa memicu asam urat.
- Perhatikan Kebersihan Pengolahan
Pastikan daging disimpan dengan benar dan dimasak hingga matang untuk mencegah infeksi bakteri seperti E. coli dan Salmonella.
- Jangan Langsung Tidur Setelah Makan
Berikan jeda 2 jam setelah makan berat sebelum tidur untuk menghindari refluks asam lambung dan gangguan pencernaan.
- Olahraga Ringan Setelah Makan
Berjalan kaki selama 15–30 menit setelah makan bisa membantu menurunkan gula darah dan mempercepat metabolisme.
Nikmati, Tapi Tetap Waspada
Idul Adha bukan hanya tentang makan daging, tapi tentang makna ibadah dan kebersamaan. Menikmati olahan kurban itu boleh, tapi tetap perlu diiringi dengan kesadaran pola makan yang sehat agar kebahagiaan tidak berubah menjadi keluhan di klinik.***