Mamuju, IAINews – Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) Cabang Mamuju melaksanakan kegiatan Bakti Sosial Ramadan pada Sabtu, 8 April 2023, dengan tema Apoteker Berbagi Bersama Melawan Stunting. Kegiatan ini dilakukan sebagai upaya IAI Cabang Mamuju dalam membantu pemerintah menekan angka prevalensi Stunting di Sulawesi Barat, khususnya di Mamuju.
Ketua IAI Cabang Mamuju, Hasmiaty, mengatakan bahwa dalam kegiatan ini para apoteker yang tergabung dalam IAI Cabang Mamuju memberikan edukasi atau pemahaman kepada keluarga sasaran di dua wilayah yaitu Lingkungan Sese Kelurahan Rangas dan Lingkungan Sampaga Kelurahan Mamunyu, terkait bagaimana pencegahan stunting.
Para apoteker memberikan edukasi kepada ibu hamil dan remaja putri terkait bagaimana cara mencegah stunting. Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan memberikan tablet penambah darah, sebagai upaya mencegah anemia pada ibu hamil dan remaja putri. Selain itu, para apoteker juga memberikan susu berbagai jenis sesuai usia balita keluarga sasaran, dan memberikan vitamin penambah nafsu makan agar gizi anak bisa terpenuhi dengan baik.
Kepala Lingkungan Sampaga, Kelurahan Mamunyu, Hendrawan, merasa bersyukur atas kehadiran IAI Cabang Mamuju di wilayahnya. Ia berharap kegiatan ini akan membantu para keluarga sasaran dalam hal pertumbuhan balitanya. Hendrawan menyadari bahwa tak sedikit balita dan anak yang gizinya belum terpenuhi dengan baik di wilayahnya. Hal yang sama diungkapkan Kepala Lingkungan Sese, Kelurahan Rangas, Abdul Kadir. Ia sangat mengapresiasi kegiatan Bakti Sosial Ramadan yang dilaksanakan IAI Cabang Mamuju. Menurutnya, kegiatan ini semoga terus berkesinambungan sehingga angka stunting di daerah ini bisa berkurang.
Sebagai informasi, kegiatan bakti sosial ramadan merupakan kegiatan rutin yang digelar oleh IAI Cabang Mamuju setiap tahun sebagai bentuk kepedulian antar sesama. Melalui kegiatan ini, IAI Cabang Mamuju berupaya untuk memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar, khususnya untuk membantu pemerintah menurunkan angka prevalensi stunting di daerahnya.
Stunting merupakan masalah gizi kronis yang terjadi pada anak-anak di bawah usia 5 tahun. Stunting adalah kondisi ketika tinggi badan anak jauh di bawah standar normal, sehingga menyebabkan dampak buruk pada tumbuh kembang anak, termasuk masalah kesehatan di masa dewasa. Stunting dapat terjadi karena kurangnya asupan gizi, pola makan yang tidak sehat, dan faktor lingkungan yang tidak mendukung pertumbuhan anak.
Mengatasi stunting merupakan salah satu prioritas pemerintah Indonesia dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia di masa depan. Pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk menekan angka prevalensi stunting di Indonesia, termasuk di Sulawesi Barat. Namun, upaya tersebut belum sepenuhnya berhasil menurunkan angka stunting di Sulawesi Barat, terutama di Mamuju.
Sulawesi Barat merupakan provinsi dengan prevalensi balita stunting tertinggi kedua di Indonesia pada 2022. Menurut hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan, prevalensi balita stunting di provinsi ini sebesar 35% pada tahun lalu.
Prevalensi balita stunting Sulawesi Barat tercatat naik 1,2 poin dari tahun sebelumnya. Pada 2021, prevalensi balita stunting di provinsi ini sebesar 33,8%.
Stunting tidak hanya berdampak pada pertumbuhan fisik anak, tetapi juga berdampak pada perkembangan kognitif dan kecerdasan anak di masa depan. Oleh karena itu, pencegahan stunting menjadi sangat penting untuk memastikan generasi muda Indonesia memiliki kualitas sumber daya manusia yang baik di masa depan.
Melalui kegiatan Bakti Sosial Ramadan bertajuk Apoteker Berbagi Bersama Melawan Stunting, IAI Cabang Mamuju turut berkontribusi dalam upaya pencegahan stunting di Sulawesi Barat. Dalam kegiatan tersebut, IAI Cabang Mamuju memberikan edukasi dan pemahaman kepada keluarga sasaran di dua wilayah tersebut, terkait dengan cara-cara pencegahan stunting.
Salah satu cara yang dilakukan adalah memberikan tablet penambah darah kepada ibu hamil dan remaja putri, sebagai upaya mencegah anemia yang dapat memicu terjadinya stunting pada bayi. Selain itu, para apoteker juga memberikan susu berbagai jenis sesuai dengan usia balita keluarga sasaran, serta memberikan vitamin penambah nafsu makan agar gizi anak bisa terpenuhi dengan baik.
Kegiatan ini merupakan bukti nyata bahwa sektor swasta juga dapat turut berperan aktif dalam upaya pencegahan stunting di Indonesia. Pemerintah perlu memberikan dukungan dan fasilitasi kepada sektor swasta, termasuk organisasi profesi seperti IAI Cabang Mamuju, untuk turut serta dalam upaya pencegahan stunting di Indonesia.
Tentu saja, upaya pencegahan stunting tidak dapat dilakukan hanya oleh satu pihak saja. Peran serta semua pihak, baik pemerintah, swasta, masyarakat, maupun keluarga, sangat diperlukan dalam upaya pencegahan stunting. Dalam hal ini, peran apoteker sebagai tenaga kesehatan yang berada di garis depan dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, turut memiliki peran yang sangat penting dalam upaya pencegahan stunting di Indonesia