JAMBI, IAINews – Universitas Jambi (UNJA) terus menunjukkan peran nyatanya dalam menyelesaikan persoalan lingkungan melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat, salah satunya dengan program eco enzyme.
Kegiatan ini didanai Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DPPM) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia.

Kali ini, tim dosen dari Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) berkolaborasi dengan Program Studi Biologi Fakultas Sains dan Teknologi UNJA menggelar pelatihan bertema “Eco Enzyme Sebagai Solusi Berkelanjutan untuk Pengelolaan Sampah Organik” di Desa Legok, Kecamatan Danau Sipin, Kota Jambi.
Kegiatan ini diketuai oleh apt. Yuliawati, M.Farm., dengan anggota Hasnaul Maritsa, S.Si., M.Sc., dan apt. Fathur Sani, S. Farm., dengan tim anggota dari mahasiswa Sepriani dan Milda Rahayu dari Program Studi Farmasi dengan mitra sasaran yaitu Bank Sampah Dayung Habibah yang diketuai oleh Leni Haini.
Menjawab Permasalahan Sampah Organik dengan Solusi Fermentasi
Permasalahan sampah organik memang cukup mendesak. Sebagian besar masyarakat masih membuang limbah dapur seperti kulit buah dan sayuran tanpa pengolahan.
Data dari mitra menunjukkan bahwa sampah organik yang dihasilkan bisa mencapai 50 kg per hari. Jika tidak ditangani, limbah ini dapat mencemari lingkungan, termasuk perairan Danau Sipin yang menjadi ikon ekowisata Kota Jambi.
Eco enzyme menjadi solusi inovatif dan berkelanjutan. Cairan hasil fermentasi antara limbah organik, gula, dan air ini memiliki banyak manfaat, mulai dari pembersih alami, pupuk organik, hingga penjernih air.
Dukungan dari DLH Kota Jambi dan Lurah Desa Legok
Acara ini dilaksanakan di Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, Recyle (TPS3R) Dayung Habibah pada 30 Juni 2025. Kegiatan ini dihadiri puluhan warga yang merupakan nasabah dan tim Bank Sampah Dayung Habibah.
Program Eco Enzyme ini mendapat sambutan hangat dari pihak pemerintah yang dibuktikan dengan hadirnya tim dari kecamatan Danau Sipin, perwakilan Dinas Lingkungan Hidup dan Lurah Legok.
Kiki, ST selaku Kepala Bidang Pengelolaan Sampah Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Jambi, dalam sambutannya menyatakan, “Jika masyarakat Desa Legok mampu membuat eco enzyme secara mandiri, maka tidak hanya sampah berkurang, tetapi juga kualitas lingkungan akan meningkat. DLH tentu sangat mendukung keberlanjutan program ini”.

Hal senada disampaikan oleh Rahman Syah SE selaku Lurah Desa Legok, yang menyambut baik pengabdian masyarakat berupa program eco enzyme ini dan menyatakan komitmennya untuk mendorong seluruh warga berpartisipasi dalam program pengelolaan limbah organik berbasis rumah tangga.
Pelatihan Interaktif dan Tugas Mandiri
Pelatihan berlangsung secara interaktif dengan teori dan praktik langsung pembuatan eco enzyme. Peserta belajar tentang rasio bahan (1:3:10 untuk gula, limbah, dan air), standar penyimpanan, serta tips keberhasilan fermentasi. Bahan-bahan telah disediakan oleh panitia, sehingga seluruh peserta dapat merasakan langsung proses pembuatan.
Panitia memberikan tugas individu kepada seluruh peserta untuk membuat minimal 1 liter eco enzyme secara mandiri di rumah masing-masing. Hasilnya akan dievaluasi tiga bulan kemudian oleh tim dosen UNJA untuk menilai keberhasilan fermentasi, kualitas produk, dan potensi pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari.
“Kami berharap ini bukan hanya pelatihan, tetapi awal dari perubahan. Kami ingin warga tidak hanya tahu cara membuat, tapi juga merasakan manfaat nyata dari eco enzyme ini serta akhirnya nanti juga meningkatkan pendapatan nasabah bank sampah Dayung Habibah,” kata apt. Yuliawati.
Dampak Sosial dan Keberlanjutan Program
Pelatihan ini merupakan langkah awal dari serangkaian kegiatan lanjutan yang mencakup diversifikasi produk eco enzyme seperti cairan pembersih lantai, pupuk cair, hingga bantalan kompres kesehatan. Program juga dirancang untuk meningkatkan keterampilan pemasaran digital warga melalui pelatihan marketplace, desain kemasan, dan promosi produk.
Ketua Bank Sampah Dayung Habibah, Leni Haini, menyatakan komitmennya untuk melibatkan semua anggota dalam produksi skala komunitas, serta menjalin kerja sama dengan toko sayur dan buah dalam penyediaan bahan baku limbah buah dan sayur.
Dengan semangat kolaborasi dan kepedulian terhadap lingkungan, kegiatan ini menjadi bukti nyata bahwa perubahan bisa dimulai dari rumah tangga. Sampah dapur bukan akhir dari segalanya—melainkan awal dari solusi berkelanjutan.