JAMBI, IAINews- Program Studi Pendidikan Profesi Apoteker (PSPPA) Universitas Jambi (UNJA) kembali menegaskan komitmennya mencetak apoteker unggul melalui kuliah praktisi.
Pada Senin, 8 September 2025, mahasiswa angkatan ke-2 mendapat kesempatan istimewa belajar langsung dari Letkol Kes Siswandi, S.Si., Apt., M.Farm, Kepala Instalasi Farmasi Rumah Sakit Pusat Angkatan Udara dr. Suhardi Hardjolukito, Yogyakarta.

Dengan tema “Peran Apoteker di Rumah Sakit: Tanggung Jawab dan Inovasi Pelayanan Farmasi Masa Kini,” kuliah ini mengupas tuntas perubahan peran apoteker di era modern. Kini, apoteker dituntut bukan hanya mengelola obat, tetapi juga terlibat aktif dalam aspek klinis demi keselamatan pasien.
Ketua Jurusan Farmasi UNJA, Dr. Indri Maharini, S. Far.,M.Sc., Apt, menegaskan bahwa kuliah praktisi memberi nilai tambah signifikan bagi mahasiswa. “Kegiatan ini menjadi membantu mahasiswa menyiapkan diri sebelum Praktik Kerja Profesi Apoteker (PKPA),” ujarnya.
Dalam pemaparannya, Letkol Kes Siswandi menekankan bahwa paradigma pelayanan farmasi telah berubah. Dulu identik dengan dispensing, kini beralih ke patient-centered care. Apoteker hadir dalam visite, memberi masukan terapi, memantau interaksi obat, hingga memberikan konseling penggunaan obat yang benar kepada pasien.
Selain itu, digitalisasi layanan kesehatan melalui rekam medis elektronik menjadi peluang sekaligus tantangan. Apoteker dituntut sigap dalam menilai interaksi obat, meningkatkan efisiensi layanan, dan memperkuat sistem keselamatan pasien.
Mahasiswa terlihat antusias menyimak penjelasan detail mengenai pengelolaan sediaan farmasi di rumah sakit serta pelayanan kefarmasian di rumah sakit. Semua aspek ini dipaparkan dengan penekanan pada regulasi dan standar pelayanan.
Indri Maharini menambahkan bahwa mahasiswa PSPPA harus memahami kompleksitas peran apoteker sejak dini. “Apoteker tidak hanya bertugas menyalurkan obat, tapi juga menjaga mutu pelayanan, melakukan penelitian, serta berkolaborasi dengan tenaga medis lain. Inilah yang membuat profesi apoteker semakin strategis,” jelasnya.
Letkol Kes Siswandi juga menyoroti pentingnya keterampilan komunikasi. Menurutnya, kemampuan apoteker dalam memberikan informasi obat kepada pasien maupun tenaga kesehatan lain sangat menentukan keberhasilan terapi. Kompetensi ini, katanya, harus dilatih sejak masa pendidikan profesi.
Kuliah praktisi ini tidak hanya memberi wawasan, tetapi juga inspirasi. Mahasiswa PSPPA UNJA angkatan ke-2 mendapat gambaran nyata tentang tanggung jawab profesi dan termotivasi untuk menjadi apoteker yang kompeten serta berintegritas.
“Kerja sama dengan praktisi lapangan akan terus kami tingkatkan. Harapannya, lulusan PSPPA UNJA bukan hanya unggul akademis, tetapi juga siap bersaing secara profesional di dunia kesehatan modern,” tutup Indri Maharini.***