Mataram, Lombok, IAINews – Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) 2024 menghadirkan berbagai topik penting, salah satunya adalah tatalaksana perawatan luka mandiri di apotek.
Dr. apt. Lusy Noviani, MM, salah satu pembicara, menyampaikan pentingnya peran apoteker dalam memberikan edukasi dan layanan kepada pasien atau keluarga pasien, terutama yang datang ke apotek tentang cara perawatan luka secara tepat.
Hal ini menjadi penting, karena kerap kali terjadi kekeliruan dalam praktik perawatan luka secara mandiri sehari-hari.
Dalam presentasinya bertajuk “Kenali, Pahami, dan Obati dengan Tepat,” Lusy menekankan bahwa luka merupakan gangguan integritas dan fungsi jaringan tubuh yang memerlukan penanganan tepat untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.
Kenali Jenis Luka dan Tantangannya
Luka dapat dikategorikan berdasarkan penyebabnya, seperti luka iris, lecet, sobek, cakar, lepuh, pasca operasi, dan bekas luka. Setiap jenis luka memiliki karakteristik dan tantangan tersendiri dalam penanganannya.
Salah satu tantangan utama adalah mengubah kondisi luka menjadi kulit utuh kembali.
“Apoteker diharapkan mampu mengenali jenis luka yang sering dikeluhkan oleh pasien yang datang ke apotek, seperti luka iris akibat benda tajam atau luka lecet akibat gesekan.” terang Lusy
Prinsip Penyembuhan Luka: Konsep TIME
Lusy menyoroti prinsip penyembuhan luka yang dikenal dengan konsep TIME, yang dikembangkan oleh Schultz et al. (2003).
TIME merupakan singkatan dari Tissue (jaringan), Infection (infeksi), Moisture (kelembaban), dan Edge (tepi luka).
“Konsep ini memberikan kerangka kerja terstruktur bagi apoteker untuk menilai kondisi luka secara menyeluruh dan menentukan langkah perawatan yang tepat” lanjut apoteker senior yang berpraktik di Rumah Sakit Atmajaya Jakarta ini.
Faktor yang Mempengaruhi Penyembuhan Luka
Proses penyembuhan luka dipengaruhi oleh berbagai faktor umum dan lokal. Faktor umum meliputi usia, vaskularisasi, dan kondisi kesehatan umum pasien, sementara faktor lokal mencakup kelembaban luka, temperatur, manajemen luka, tekanan, gesekan, tarikan, benda asing, dan risiko infeksi.
Dr. apt. Lusy Noviani menyampaikan pentingnya Apoteker memahami faktor-faktor ini untuk memberikan rekomendasi yang tepat dalam pemilihan produk perawatan luka, seperti antiseptik dan plester.
Rekomendasi Pemilihan Antiseptik dan Plester
Pemilihan antiseptik dan plester yang tepat menjadi kunci dalam perawatan luka.
Membiarkan luka terbuka untuk mempercepat penyembuhan atau mengharapkan luka menjadi lebih cepat kering, tidaklah terlalu tepat.
Antiseptik digunakan untuk mencegah infeksi pada luka akut maupun luka kronis yang terkolonisasi oleh mikroorganisme resisten.
Lusy menjelaskan bahwa antiseptik yang ideal harus efektif dalam mencegah infeksi tanpa merusak jaringan sehat.
Sementara itu, plester yang baik harus mampu melindungi luka, menjaga kelembaban yang mendukung penyembuhan, dan tidak menimbulkan iritasi pada kulit.
Edukasi Pasien dan Peran Apoteker
Edukasi menjadi salah satu peran utama apoteker dalam tatalaksana perawatan luka.
Apoteker tidak hanya bertugas menyediakan obat dan alat kesehatan, tetapi juga memberikan informasi yang benar tentang perawatan luka kepada pasien.
Edukasi ini mencakup cara membersihkan luka dengan benar, penggunaan antiseptik yang tepat, dan waktu penggantian plester.
Apoteker juga berperan dalam meluruskan mitos yang sering beredar di masyarakat, seperti anggapan bahwa luka harus dibiarkan terbuka agar cepat kering atau penggunaan alkohol untuk membersihkan luka.
Monitoring dan Dokumentasi Perawatan Luka
Selain memberikan edukasi, apoteker juga perlu melakukan monitoring terhadap pasien yang menjalani perawatan luka mandiri.
Hal ini penting untuk memastikan bahwa perawatan yang dilakukan sudah sesuai dan luka menunjukkan tanda-tanda penyembuhan yang baik.
Dokumentasi perawatan luka juga merupakan bagian yang tidak kalah penting, karena dapat menjadi referensi bagi apoteker dalam mengevaluasi dan menyesuaikan rencana perawatan sesuai kebutuhan pasien.
Kesimpulan
Peran apoteker dalam tatalaksana perawatan luka mandiri di apotek sangat vital.
Dengan pemahaman yang baik mengenai jenis luka, prinsip penyembuhan, dan pemilihan produk perawatan yang tepat, apoteker dapat membantu pasien dalam mempercepat proses penyembuhan luka dan mencegah komplikasi.
Edukasi yang tepat dan monitoring yang berkelanjutan akan meningkatkan kualitas hidup pasien dan memperkuat peran apotek sebagai pusat layanan kesehatan yang dapat diandalkan oleh masyarakat.
Pertemuan Ilmiah Tahunan IAI 2024 ini menjadi momentum penting bagi apoteker untuk memperbarui pengetahuan dan keterampilan mereka dalam perawatan luka, sehingga dapat memberikan kontribusi yang lebih besar dalam sistem pelayanan kesehatan di Indonesia.