
Oleh Dr. apt. IGA Rai Widowati (Ketua Komunitas Autoimun-Reumatik Bali, Humas PP IAI)
SISTEMIC Lupus Erythematosus (SLE), atau Lupus, adalah penyakit autoimun yang berlangsung lama dan membutuhkan pengobatan seumur hidup.
Penyakit autoimun biasanya disebabkan oleh gangguan sistem imun tubuh, yang menyebabkan tubuh kehilangan kemampuan untuk membedakan antara “self” dan “nonself”.
Tanda khas penyakit autoimun adalah produksi berlebihan auto-antibodi terhadap jaringan tubuh sendiri, yang menyebabkan peradangan dan kerusakan jaringan.
Sejak tahun 1970, insidensi dan prevalensi penyakit Lupus telah meningkat secara signifikan.
Peningkatan ini disebabkan oleh tersedianya alat diagnostik yang lebih baik, yaitu kriteria The American College of Rheumatology (ACR) 1997 untuk diagnosis penyakit Lupus dan pemeriksaan laboratorium penunjang yang lebih lengkap.
Meskipun kemajuan dalam pengobatan telah meningkatkan prognosis pasien Lupus secara signifikan, memastikan kepatuhan pengobatan jangka panjang masih merupakan tantangan berat.
Memahami faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan terhadap rejimen pengobatan sangat penting untuk meningkatkan hasil kesehatan dan kualitas hidup penderita Lupus.
Pentingnya Kepatuhan Pengobatan
Pasien Lupus biasanya menggunakan kombinasi imunosupresan, kortikosteroid, dan obat antimalaria (hidroksiklorokuin) untuk mengatasi gejala dan mencegah penyakitnya memburuk.
Pengobatan yang konsisten dapat mengurangi keparahan penyakit, mencegah kerusakan organ, dan mengurangi angka kematian.
Pada kegiatan pengabdian masyarakat yang dilaksanakan oleh prodi Fisioterapi dan prodi Farmasi Universitas Bali Internasional, Sabtu, 25 Mei 2024, dilakukan pengukuran kepatuhan pada peserta.
Menggunakan instrumen Morisky Medication Adherence Scale (MMAS-8), didapatkan hasil hanya sekitar 30% penyintas Lupus yang patuh pada pengobatannya.
Hambatan terhadap Kepautan
Beberapa faktor berkontribusi terhadap rendahnya kepatuhan pengobatan pada pasien Lupus adalah sebagai berikut.
- Efek Samping
Efek samping yang signifikan, seperti penambahan berat badan, perubahan suasana hati, dan peningkatan risiko infeksi, dapat menghalangi pasien dari mengikuti rejimen yang telah ditentukan. Kortikosteroid sebagai obat Lupus, memiliki efek samping ini.
- Kompleksitas Pengobatan
Mengelola sejumlah besar obat dengan jadwal pemberian dosis yang berbeda dapat menjadi sangat mahal. Pasien mungkin kesulitan mencatat dosis obat mereka, yang dapat menyebabkan lewat dosis.
- Faktor Psikologis
Penyakit kronis dapat menyebabkan depresi dan kecemasan, yang dapat mengganggu kemampuan pasien untuk menjalani pengobatan teratur. Kebosanan minum obat dapat muncul sebagai akibat dari beban mental harus menjalani sakit seumur hidup.
- Faktor Sosial Ekonomi
Salah satu hambatan yang paling signifikan adalah keterjangkauan obat-obatan dan layanan kesehatan. Pasien mengalami kesulitan mendapatkan dan melanjutkan pengobatan mereka karena biaya pengobatan yang tinggi, tidak dilindungi oleh asuransi, dan terbatasnya akses ke dokter.

Strategi untuk Perbaikan
Untuk mengatasi tantangan ini membutuhkan pendekatan multifaset, sebagai berikut.
- Edukasi Pasien
Pasien lebih cenderung mematuhi rencana pengobatan mereka jika mereka diberi tahu tentang pentingnya kepatuhan pengobatan dan pengelolaan efek samping.
- Menyederhanakan Rejimen Pengobatan
Jika memungkinkan, jadwal pengobatan yang lebih sederhana dapat membantu pasien. Terapi kombinasi juga dapat membantu mengurangi jumlah dosis harian yang dibutuhkan.
- Dukungan Psikososial
Konseling dan dukungan psikologis dapat membantu pasien mengatasi masalah kesehatan mental yang terkait dengan penyakit kronis. Kelompok atau komunitas pendukung juga dapat sangat membantu dalam menjaga kepatuhan. Komunitas Autoimun-Reumatik Bali (KARiB) menawarkan dukungan peer pada para penyintas.
- Program Bantuan Keuangan
Dengan mengurangi biaya obat-obatan melalui asuransi, program bantuan pasien, dan subsidi, diharapkan kepatuhan menjadi meningkat.
- Tindak Lanjut Secara Reguler
Rencana perawatan yang disesuaikan dengan kebutuhan pasien, dapat meningkatkan kepatuhan dengan melakukan pengukuran kepatuhan dan mengelola efek samping / komplikasi.
Peran Teknologi
Solusi yang menjanjikan untuk meningkatkan kepatuhan pengobatan tersedia melalui kemajuan teknologi.
Aplikasi seluler yang melacak gejala pasien, mengingatkan untuk meminum obat, dan menyediakan sumber daya edukasi menjadi semakin populer.
Dengan kemajuan teknologi kesehatan, pasien Lupus dapat mendapatkan perawatan medis tanpa harus pergi ke rumah sakit, tetapi dapat melalui konsultasi jarak jauh.
Selain konsultasi, pasien bahkan dapat mendapatkan obat tanpa harus datang ke apotek melalui telefarmasi.
Kepatuhan pengobatan jangka panjang pada pasien Lupus sangat penting untuk mengoptimalkan kesehatan dan kualitas hidup.
Dengan mengatasi berbagai hambatan dalam kepatuhan dan memanfaatkan kemajuan teknologi, penyedia layanan kesehatan dapat memberikan dukungan yang lebih baik kepada pasien lupus dalam mengelola penyakit mereka. (Disampaikan oleh penulis pada acara World Lupus Day di Prodia Denpasar, Sabtu 25 Mei 2024)
Referensi :
Emamikia, S., Gentline, C., Enman, Y. and Parodis, I., 2022. How can we enhance adherence to medications in patients with systemic lupus erythematosus? results from a qualitative study. Journal of Clinical Medicine, 11(7), p.1857.
Hardy, C., Gladman, D.D., Su, J., Rozenbojm, N. and Urowitz, M.B., 2021. Barriers to medication adherence and degree of nonadherence in a systemic lupus erythematosus (SLE) outpatient population. Rheumatology international, 41(8), pp.1457-1464.
Herndon, S., Corneli, A., Dombeck, C., Swezey, T., Clowse, M.E., Rogers, J.L., Criscione-Schreiber, L.G., Sadun, R.E., Doss, J., Eudy, A.M. and Bosworth, H.B., 2024. A qualitative study of facilitators of medication adherence in systemic lupus erythematosus: Perspectives from rheumatology providers/staff and patients. Lupus, 33(2), pp.137-144.