PADANG, IAI News – Setelah sempat vakum karena pandemi Covid-19, Fakultas Farmasi Universitas Andalas, kembali menyelenggarakan Olimpiade Farmasi Indonesia (OFI) tahun 2024 ini.
Olimpiade Farmasi Indonesia XI tahun 2024 diselenggarakan bersamaan dengan Lustrum ke-12 Fakultas Farmasi Unand.
Olimpiade Farmasi Indonesia (OFI) untuk pertama kali digagas oleh Dr. apt. Syofyan, M.Farm, dosen Fakultas Farmasi Unand pada tahun 2009 silam.
Kegiatan itu diselenggarakan dalam rangka memeriahkan dies natalis ke-45/Lustrum ke-9 Fakultas Farmasi Universitas Andalas.
Sejak itu Olimpiade Farmasi Indonesia menjadi kegiatan rutin tahunan Fakultas Farmasi Universitas Andalas Padang dengan memperebutkan piala bergilir Dirjen Dikti.
Menurut Syofyan pada tahun 2018, OFI X terakhir dilaksanakan, sejak tahun 2019 terhenti karena pandemi Covid-19, hingga baru diadakan lagi tahun 2024 ini sebagai OFI XI.
‘’Olimpiade Farmasi Indonesia XI ini akan memperebutkan piala bergilir dari Asosiasi Pendidikan Tinggi Farmasi Indonesia (APTFI) yang akan diselenggarakan pada tanggal 1-4 November 2024 di Universitas Andalas Padang,’’ tutur apt Syofyan, Ketua Komite Olimpiade Farmasi Indonesia kepada IAINews di kampus Fakultas Farmasi Unand beberapa waktu lalu.
Menurut Syofyan, tujuan diselenggarakan Olimpiade Farmasi Indonesia ini untuk menggali dan mengasah kemampuan mahasiswa farmasi se-Indonesia di bidang IPTEK kefarmasian.
Disamping itu untuk mengembangkan hard skill dan soft skill antar mahasiswa farmasi se-Indonesia
Sementara itu, Dekan Fakultas Farmasi Unand, Prof Dr apt Fatma Sri Wahyuni berharap, Olimpiade Farmasi Indonesia ini akan menjadi ajang silaturahmi antar mahasiswa farmasi di Indonesia.
’’Olimpiade Farmasi Indonesia juga diharapkan sebagai ajang untuk menjalin silaturahim dan persaudaraan antar sesama mahasiswa farmasi se-Indonesia serta sebagai wadah untuk saling tukar informasi berkaitan dengan perkembangan IPTEK kefarmasian,’’ ungkap Prof Fatma Sri Wahyuni yang akrab disapa Prof Ayu menambahkan.
‘’Pendaftaran OFI dibuka sebanyak 3 (tiga) gelombang yaitu gelombang 1 pada bulan Juni, gelombang 2 pada bulan Juli dan gelombang 3 sampai akhir bulan Agustus 2024. Pendaftaran dilakukan secara online melalui web www.ofi.ffarmasi.unand.ac.id,’’ jelas Prof Ayu.
Olimpiade Farmasi Indonesia dibagi menjadi 3 kelompok lomba, yaitu kelompok farmaseutika/farmasi sains, kelompok farmakologi/farmasi klinis, dan kelompok farmasi sosial dan administrasi.
Prof Ayu berharap agar perguruan tinggi farmasi seluruh Indonesia bisa mengikuti kegiatan ini.
’’Setiap perguruan tinggi boleh mengirim peserta lebih dari 1 orang untuk tiap-tiap cabang lomba,’’ kata Prof Ayu.
’’Persyaratan peserta adalah mahasiswa S1-Farmasi yang masih aktif dan terdaftar pada semester berjalan, tidak terikat dengan semester dan Indeks Prestasi (IP), asal dapat menguasai materi lomba dan diharapkan membawa kalkulator scientific serta laptop,’’ tambah apt Syofyan, Manager Akademik dan Kemahasiswaan Fakultas Farmasi Unand.
Menurut Prof Ayu, olimpiade akan dibagi dalam tiga babak, penyisihan, semi final dan final.
Di babak penyisihan, para peserta dari tiga katagori akan mendapatkan materi lomba berupa ujian tulis berbasis komputer (UTBK), dengan materi ujian untuk kelompok farmasetika / farmasi sains adalah Biologi Farmasi (10%), Kimia Farmasi (10%), Farmakokinetik/Biofarmasetik (10%), Teknologi Farmasi Sediaan Non Steril (40%), Teknologi Farmasi Sediaan Steril (10%), Famakologi/Farmasi Klinis (10%) dan Farmasi Sosial dan Administrasi (10%).
Untuk kelompok Farmakologi / Farmasi Klinis dengan materi uji Farmaseutika/Farmasi Sains (10%), Farmakokinetik Klinik (10%), Farmakologi/Farmakoterapi Penyakit Infeksi (20%), Farmakologi/Farmakoterapi Penyakit Non Infeksi (40%), Pelayanan tradisional/obat bahan alam (10%) dan Farmasi Sosial dan Administrasi (10%).
Sementara kelompok Farmasi Sosial dan Administrasi dengan materi uji Farmaseutika/Farma Sains (10%), Farmakologi/Farmasi Klinis (10%), Farmakoekonomi/biostatistik (10%), Regulasi/Per-UU dan Etika Farmasi/Kesehatan (20%), Pengelolaan/manajemen sediaan farmasi (40%) dan Farmasi Kesehatan Masyarakat/Perilaku Kesehatan (10%).
Dari hasil UTBK panitia akan memilih 10 peserta dengan nilai tertinggi untuk melaju ke babak semifinal.
Di babak ini, peserta akan kembali mengerjakan soal tertulis berupa soal pernyataan benar atau salah dan soal essai. Dalam soal benar atau salah, peserta harus memberikan penjelasan mengenai jawabannya.
Dari babak semifinal akan dipilih 5 peserta terbaik yang berhak melanjutkan ke babak final.
Di babak final peserta akan menjalani tiga tahapan lomba. Yakni tahap simulasi, tahap bedah kasus serta tahap presentasi jurnal.
Di tahap simulasi peserta lomba katagori bidang Farmasetika/Farmasi Sains akan mendapat penugasan yakni menentukan bentuk sediaan obat yang tepat dari zat aktif yang diberikan, menyusun formulanya dan melakukan evaluasi obat.
Sementara bidang Farmakologi/Farmasi Klinis akan menerima satu resep yang sama dan setiap peserta harus melakukan skrining resep, membuat kopi resep dan melakukan dispensing serta konseling kepada pasien.
Katagori Farmasi Sosial dan Administrasi akan menerima data mentah hasil riset sosial dan diminta untuk mengolahnya menggunakan aplikasi SPSS.
Di tahap bedah kasus, setiap peserta dari masing-masing katagori akan mendapat soal yang berbeda untuk dilakukan pembahasan.
Di tahap akhir, yakni presentasi jurnal, para peserta akan menerima 1 buah jurnal internasional dan akan diminta untuk mempresentasikannya sesuai dengan pemahaman masing-masing.
Pemenang OFI diberikan dalam bentuk Juara 1, 2 dan 3 per bidang lomba yang masing-masing pemenang akan memperoleh medali, tropi, tabungan dan sertifikat.
Perguruan Tinggi yang memperoleh juara umum OFI yang akan memperoleh tropi bergilir OFI dari APTFI.***