Informasi
Hubungi Redaksi IAINews melalui email : humas@iainews.net
Floating Left Ads
Floating Right Ads
banner 950x90

Resistensi Antimikroba, Ancaman Global yang Mendesak! Yuk Kenali Penyebab dan Cara Pencegahannya

Kaltim HUT 1
Perayaan HUT IAI ke-69 di RT 01 kompleks pegawai Pemrpov Samarinda
banner 120x600
banner 468x60

SAMARINDA, IAINews.id – Resistensi antimikroba adalah salah satu ancaman  global serius yang paling mendesak dan membutuhkan aksi yang harus dilaksanakan dengan segera.

Tak hanya di Indonesia, namun organisasi kesehatan dunia yakni WHO (World Health Organisation) pun telah memberi perhatian akan hal ini.

Iklan ×

Bahkan WHO, FAO (Food and Agriculture Organization), OIE (World Organization for Animal Health) bersama pemerintahan sejumlah negara telah  menyusun rencana global dengan pendekatan multi sektor.

Hal ini dilakukan agar negara-negara tersebut dapat melakukan pengendalian Resistensi Antimikroba atau Antimicrobial Resistance (AMR).

Menurut data, diprediksi saat ini kematian akibat resistensi antimikroba mencapai 700 ribu orang per tahun dan di tahun 2050 bisa mencapai 10 juta orang per tahun di seluruh dunia.

AMR menimbulkan ancaman kesehatan global yang signifikan bagi populasi di seluruh dunia.

AMR adalah masalah kompleks yang memerlukan tindakan spesifik sectoral.

Tidak hanya di sektor kesehatan manusia, tetapi juga produksi pangan, hewan dan lingkungan hidup serta pendekatan terkoordinasi di seluruh sektor tersebut.

Untuk mengendalikan resistensi ini tentu dibutuhkan berbagai upaya dan strategi pengendalian, salah satunya dengan meningkatkan kesadaran dan pemahaman resistensi antimikroba kepada masyarakat.

Untuk itu, maka pada momentum puncak  perayaan HUT IAI ke-69 yang digelar pada Sabtu 22 Juni 2024, PD IAI Kalimantan Timur melakukan edukasi tentang Resistensi Antimikroba kepada warga RT 01 kompleks perumahan Pegawai PemProv, M.T.Haryono, Samarinda.

Baca Juga  PP IAI dan Pusat Halal Unair Sukses Gelar Pelatihan Pendamping Produk Halal Batch 4 untuk Apoteker

Edukasi ini dilakukan melalui penyuluhan yang disampaikan oleh apt. Trianti Taruk Lamba’, S.Farm. Wakil Sekretaris PD IAI Kalimantan Timur sekaligus Apoteker Praktisi Rumah Sakit.

Edukasi ini dilakukan sebagai salah satu kontribusi nyata PD IAI Kalimantan Timur dalam berkontribusi untuk kesehatan Indonesia.

Definisi Antimikroba dan Resistensi Antimikroba

Antimikroba adalah obat-obatan yang dapat membunuh atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme penyebab terjadinya penyakit.

Kaltim HUT 1
Perayaan HUT IAI ke-69 di RT 01 kompleks pegawai Pemrpov Samarinda

Antimikroba terdiri atas beberapa golongan yakni antibakteri, antijamur, antiparasit dan antivirus.

Resistensi antimikroba atau biasa dikenal dengan kekebalan antimikroba adalah suatu kondisi ketika bakteri, virus, jamur dan parasit tidak lagi merespon obat antimikroba.

Akibat resistensi obat, antibiotik dan obat antimikroba lainnya menjadi tidak efektif dan infeksi menjadi sulit atau tidak mungkin diobati sehingga meningkatkan risiko penyebaran penyakit, penyakit parah, kecacatan bahkan kematian.

Penyebab Resistensi Antimikroba

Penyebab utama terjadinya AMR adalah misuse atau overuse pada manusia dan hewan.

Di negara berkembang seperti Indonesia, kontributor utama penyebab resistensi antimikroba adalah karena penyalahgunaan antimikroba khususnya antibiotik yang sering digunakan secara tidak bijak dan rasional.

Bahkan ada yang menggunakan  tidak berdasarkan rekomendasi dari dokter.

Baca Juga  Si Duo Obat "Penggemuk Badan": Mengenal Dampak dan Efek Sampingnya

Selain itu pemilihan antimikroba tidak sesuai dosis yang diberikan serta penggunaan antimikroba yang tidak tepat pada manusia juga menjadi salah satu penyumbang munculnya resistensi.

Dampak dan Bahaya

Resistensi antimikroba merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang paling mendesak di dunia karena dapat mempengaruhi orang-orang pada setiap tahap kehidupan.

Juga mempengaruhi industri kesehatan, kedokteran hewan dan pertanian, dapat membuat semua antibiotik atau antijamur menjadi tidak efektif, sehingga mengakibatkan infeksi yang tidak dapat dihentikan.

Resistensi antimikroba memberikan dampak begitu luar biasa diantaranya dapat menyebabkan perawatan di rumah sakit menjadi lebih lama, kunjungan ke dokter akan meningkat,  biaya perawatan meningkat bahkan  kematian dan kesakitan pun akan meningkat.

Apa yang Dapat Dilakukan untuk Mencegah Resistensi Antimikroba?

Pengendalian resistensi antimikroba memang membutuhkan upaya  dan strategi multi sektor.

Untuk itu dibutuhkan kesadaran dari seluruh pihak termasuk masyarakat untuk ikut berperan dalam pengendalian ini.

Lalu apa yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya resistensi ini?

Ada beberapa hal sederhana dan mudah dilakukan yakni tidak membeli antibiotik tanpa resep dari dokter dan meminum antibiotik sampai habis.

Selain itu juga tidak menggunakan antibiotik selain untuk infeksi bakteri, tidak menyimpan antibiotik untuk persediaan di rumah serta tidak memberi antibiotik sisa kepada orang lain termasuk keluarga sendiri.

Baca Juga  Persiapan Panitia KIT HISFARMA 2025: Kunci Sukses Ajang Ilmiah Apoteker Nasional

Resistensi antimikroba merupakan 1 dari 10 ancaman kesehatan global. Dampak dari kejadian ini sangat banyak.

Untuk itu dibutuhkan kesadaran  dari seluruh pihak terutama masyarakat agar menggunakan antimikroba secara bijak.

Mulai sekarang jangan membeli antibiotik tanpa resep dari dokter dan jika mendapat antibiotik maka antibiotik tersebut harus diminum sampai habis.

“Kita semua mempunyai peran dalam pengendalian ini. Tak hanya penyedia layanan kesehatan dan pemberi pelayanan saja, tetapi kita sebagai pasien atau masyarakat juga harus peduli,’’ tutur Trianti Taruk Lamba’.

‘’Untuk itu mari berperan sesuai porsi kita masing-masing sehingga kita dapat meminimalisir bahkan mengendalikan resistensi antimikroba ini,’’ pesan Trianti.

Untuk diketahui, WHO telah mencanangkan sebuah aksi global untuk mengatasi masalah resistensi terhadap antibiotik dan obat-obatan antimikroba lainnya.

Aksi ini telah disahkan  dalam sidang kesehatan dunia ke-68 pada bulan Mei 2015.

Aksi ini bernama Pekan Kesadaran Antimikroba Sedunia atau World Antimicrobial Awareness Week yang diperingati setiap bulan November setiap tahunnya.

Pekan kesadaran antimikroba sedunia ini merupakan kampanye global untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang resistensi antimikroba dan mempromosikan praktik terbaik di antara para pemangku kepentingan untuk mengurangi kemunculan dan penyebaran infeksi yang resisten terhadap obat.***

banner 325x300

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

banner 950x90