Informasi
Hubungi Redaksi IAINews melalui email : humas@iainews.net
Floating Left Ads
Floating Right Ads
banner 950x90

Rakerda PD IAI Kaltim, Ajak Apoteker Berani Menjadi Pharmapreneur

Panitia Seminar Kefarmasian PD IAI Kaltim
banner 120x600
banner 468x60

Panitia Seminar Kefarmasian PD IAI Kaltim

SAMARINDA, IAINEws.com – Pengurus Daerah Ikatan Apoteker Indonesia (PD IAI) Kalimantan Timur terus mendorong apotekernya agar berani menjadi seorang pharmepreneur.

Iklan ×

Dengan ilmu kefarmasian yang dimiliki, peluang apoteker untuk menjadi seorang pharmepreneur sangat luas.

Hal tersebut mengemuka dalam Seminar Kefarmasian bertajuk ‘Upgrade Skill dan Kompetensi Melalui Sinergitas Organ IAI’

Seminar digelar dalam rangka Rapat Kerja Daerah (Rakerda) PD IAI Kaltim pada hari Minggu, 3 Maret 2024 di Swissbell Hotel Samarinda.

Acara pembukaan dihadiri oleh Wakil Ketua Umum II PP IAI apt. Drs. M. Nasruddin serta sejumlah tamu undangan lainnya.

Tamu tamu undangan antara lain perwakilan Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur, perwakilan BBPOM di Samarinda, perwakilan BPBD Samarinda, perwakilan LPPOM MUI Kalimantan Timur, Dekan/ Ketua Perguruan Tinggi Farmasi Kalimantan Timur (Universitas Mulawarman, STIKES Samarinda, Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur, Stikes Dirgahayu, dan Universitas Nahdhotul Ulama Kalimantan Timur).

Hadir pula Ketua/perwakilan Organisasi Profesi Kesehatan Kalimantan Timur (IDI, PDGI, PPNI, IBI dan PAFI),  juga hadir perwakilan beberapa sponsor.

Dalam laporannya, ketua panitia apt. Nuficho Nor Rachman, S.Farm. menyampaikan bahwa acara ini diselenggarakanoleh Himpunan Seminat, Perhimpunan, dan Pengurus Daerah IAI Kalimantan Timur dengan tujuan untuk melaksanakan salah satu amanat AD/ART organisasi tercinta kita, yaitu IAI.

‘’Seminar ini diharapkan dapat menjadi wadah untuk meningkatkan pengetahuan, meng-upgrade keilmuan dan kompetensi seorang apoteker yang hadir dalam melayani seluruh lapisan masyarakat” ujar Nuficho.

“Jumlah peserta yang mengikuti acara pada hari ini cukup banyak yakni berjumlah sekitar 600 orang, baik yang mengikuti secara daring maupun luring,’’ jelas Nuficho.

‘’Peserta merupakan sejawat apoteker yang berpraktik di berbagai sektor kefarmasian bahkan  juga ada mahasiswa apoteker yang sedang menempuh studi,” tutur Nuficho.

Baca Juga  Hisfarma PD IAI Lampung Gelar Workshop, Kemampuan Klinis dan Ketrampilan Bisnis, Tingkatkan Omset Apotek

Ketua PD IAI Kalimantan Timur Dr. apt. Arsyik Ibrahim, M.Si. dalam sambutannya mengajak seluruh apoteker Kaltim agar rajin mengupgrade ilmu pengetahuan kefarmasian.

Hal ini merupakan salah satu jiwa yang harus dimiliki oleh seorang apoteker yakni “Long life learner” atau pembelajar seumur hidup.

Tak hanya itu, orang nomor satu di PD IAI Kalimantan Timur ini juga menekankan agar apoteker dapat berdaptasi dengan peraturan terbaru semenjak terbitnya Undang-Undang No 17 Tahun 2023 Tentang Kesehatan khususnya yang terkait dengan pekerjaan kefarmasian.

‘’Saya mengajak semua apoteker Kalimantan Timur untuk bersatu dalam menghadapi berbagai tantangan, berkontribusi aktif dalam organisasi IAI,juga bagi masyarakat khususnya  di bidang kesehatan sehingga peran apoteker semakin dirasakan kehadiran dan perannya ’’ ajak Arsyik Ibrahim, Dosen Farmasi Universitas Mulawarman tersebut

Arsyik Ibrahim juga mendorong apoteker agar berani menjadi seorang  pharmapreneur, yakni terjun menjadi wirausaha di bidang kefarmasian untuk menciptakan kemandirian serta membantu menyejahterakan masyarakat.

Sementara itu, Wakil Ketua Umum II PP IAI apt. Drs. M. Nasruddin dalam sambutannya, mengingatkan pentingnya organisasi untuk fokus pada pembinaan anggota supaya menjaga dan meningkatkan kompetensi termasuk advokasi anggota.

Apoteker yang akrab dipanggil Oding ini menyoroti perubahan UU no. 17 tahun 2023 tentang kesehatan yang mengambil alih kembali kewenangan yang sebelumnya diserahkan oleh pemerintah kepada Organisasi Profesi, salah satunya IAI.

Saat ini, kesadaran masyarakat akan pencegahan penyakit menjadi lebih penting dibandingkan dengan pengobatan.

Pergeseran paradigma pelayanan kefarmasian menjadi tantangan baru bagi apoteker untuk dapat memberikan pelayanan yang baik kepada pasien.

“Kemajuan teknologi akan mempercepat penelitian di bidang kesehatan. Semua kemajuan dan inovasi ini akan melengkapi interaksi manusia dan juga meningkatkan kebutuhan akan perubahan dalam hal ilmu pengetahuan maupun kesehatan termasuk praktik kefarmasian,” ujar Nasruddin, apoteker RSUD AW Sjahranie tersebut.

Baca Juga  Makanan Tinggi Kalsium: Langkah Bersama Apoteker dan Posyandu Gantinga dalam Menanggulangi Stunting

Seminar Kefarmasian ini menghadirkan 2 narasumber yang masing-masing pakar di bidangnya, yaitu dr. R.R Ignatia Sinta Murti, Sp.Pd-KGEH, satu satunya dokter internist atau dokter spesialis penyakit dalam Gastroenterologi-Hepatologi di Kalimantan Timur.

Narasumber dr. R.R Ignatia Sinta Murti Sp.Pd KGEH

dr Ignatia Sinta Murni

Ignatia membawakan topik “Terapi Penyakit Gastritis dan Problematikanya”, dengan dipandu apt Heri Wijaya, MSi, PhD.

Narasumber kedua, apt. Audrey Clarissa, S.Si. owner sekaligus Managing Director PT. Imedco Djaja.

Apoteker yang sering disapa Audrey ini merupakan figur dan inspirator bagi apoteker karena di usia yang masih muda, namun telah berhasil menjadi pharmapreneur sukses bahkan sudah wara-wiri hingga kancah internasional.

Dalam presentasinya, Ignatia Sinta Murni menerangkan, gastritis merupakan peradangan pada mukosa lambung dan memiliki gejala bervariasi yang bisa berupa gejala akut hingga kronis.

Di Indonesia, angka kejadian gastritis cukup tinggi yakni sekitar 40,8 % dan di Kalimantan Timur sendiri mencapai angka 14 % yang penyebabnya multi faktor namun mayoritas disebabkan oleh infeksi bakteri H. Pylori.

“Penyebab lain adalah karena konsumsi obat-obatan golongan NSAID inhibitor non selektif, konsumsi alkohol berlebihan, merokok dan pola diet yang tidak baik” ujar dr. Sinta.

Pada sesi kedua, membahas topik “Peluang Kewirausahaan dalam Bisnis Kefarmasian:Strategi Untuk Kesuksesan Bisnis”.

Narasumber apt. Audrey Clarissa S.Si .
apt Audrey Clarissa

Topik ini dibawakan oleh apt. Audrey Clarissa, S.Si. dan dipandu oleh apt. Trianti T. Lamba;, S.Farm. sebagai moderator.

Mengawali presentasinya, Founder Indonesian Young Pharmacists Group (IYPG) ini mengatakan bahwa pertumbuhan pasar farmasi global dari tahun ke tahun terus mengalami kenaikan, hal ini mengindikasikan bahwa potensi pasar farmasi masih terbuka lebar.

“Apoteker yang memiliki keilmuan di bidang farmasi memiliki peluang yang sangat besar untuk berkarir menjadi “Pharmapreneur” atau usaha yang terkait dengan kefarmasian seperti membuka apotek, klinik, distributor obat bahkan menciptakan komoditi tersendiri,” tutur Audrey.

Baca Juga  Training Bijak Antibiotik pada Tenaga Kesehatan: Langkah Penting dalam Menangani Resistensi Antibiotik

“Hal-hal yang dibutuhkan untuk menjadi pharmapreneur yakni pengetahuan tentang kefarmasian, visi dan passion, rencana kerja,’’ ungkap Audrey Clarisa.

‘’Selain itu, tentunya dibutuhkan pula beberapa soft skill di antaranya yaitu kemampuan berkomunikasi, kemampuan memimpin, kemampuan mengambil keputusan dan memecahkan masalah, kemampuan berbicara di depan umum, tim kerja dan kemampuan mengelola stress,” ujar Apoteker yang pernah menjabat sebagai Presiden Asean Young Pharmacists Group (AYPG).

Tak hanya berbagi teori dan tips, namun apoteker yang telah sukses menjadi pharmapreneur ini juga berbagi pengalaman tentang perjuangannya merintis sebuah bisnis farmasi yang kini telah sukses meramaikan pasar farmasi dengan menghasilkan produk-produk berkualitas dan berbeda dari lainnya.

Dalam berbisnis, kita perlu mempunyai sebuah strategi salah satunya “Blue Ocean Strategy”.

Ini adalah sebuah strategi bisnis yang mencari konsumen dengan segmen tertentu untuk menghindari persaingan kompetitor atau sederhananya menciptakan ruang pasar tanpa pesaing.

Tak hanya strategi, namun hal lain yang dibutuhkan untuk menjadi pebisnis sukses adalah pengetahuan tentang regulasi dan mental yang kuat yakni punya passion dan tidak mudah menyerah.

“Kesuksesan bukanlah keajaiban dalam satu malam, tapi proses yang terjadi melalui perjuangan dan bertahap,” ucap Managing Director PT Imedco Djaja ini menutup presentasinya.

Animo peserta dalam mengikuti kegiatan ini sangat tinggi ditandai dengan aktifnya peserta untuk bertanya kepada narasumber.

“Materinya sangat edukatif, narasumbernya kompeten dan acaranya keren”, ujar salah satu peserta di akhir kegiatan (Eka Siswanto Syamsul, Ovhan Trianti/Tim Media Nasional PP IAI/ PD IAI Kaltim).***

 

 

banner 325x300

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

banner 950x90