Jakarta, IAINews – World Pharmacist Day (WPD) atau Hari Apoteker Sedunia adalah perayaan global yang melibatkan apoteker di seluruh dunia, baik di bidang pelayanan, pendidikan, penelitian, wirausaha, maupun semua sektor kefarmasian.
Tahun 2024, tema yang diusung oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melalui World Health Organisation (WHO) adalah “Pharmacists: Meeting Global Health Needs” atau “Apoteker: Memenuhi Kebutuhan Kesehatan Global.” Tema ini mencerminkan harapan atas kontribusi apoteker yang telah diakui secara global dalam mendukung kesehatan masyarakat dunia.
Setiap negara memiliki cara unik untuk merayakan WPD 2024, termasuk Ikatan Apoteker Indonesia (IAI). IAI membagi perayaan menjadi tiga kategori utama: Branding, Edukasi, dan Challenge.
Untuk kategori Branding, partisipasi dilakukan melalui media sosial dengan mengisi twibbon dan mengunggahnya ke akun masing-masing, mulai dari 25 September hingga 20 Oktober 2024.
Pada kategori Edukasi, diadakan program seperti Kampung ASK ME DAGUSIBU, Apoteker Bertamu (Berantas Tuberculosis Bersamamu), bimbingan teknis penyuluh obat bahan alam, suplemen kesehatan, dan kosmetik.

Program ini bekerja sama dengan BPOM RI untuk memberdayakan masyarakat agar lebih paham tentang penggunaan obat dan kesehatan.
Sementara itu, kategori Challenge ditujukan bagi apoteker yang ingin berkontribusi dengan menulis berita, feature, atau opini mengenai WPD di daerah masing-masing. Tulisan dapat dikirimkan sebelum 20 Oktober 2024, dengan syarat yang tertera di akun media sosial IAI.
Puncak acara WPD IAI 2024 digelar dalam bentuk bimbingan teknis (bimtek) yang bekerja sama dengan BPOM RI. Acara ini bertajuk “Bimbingan Teknis Penyuluh dan Kader Farmasi untuk Obat Bahan Alam, Suplemen Kesehatan, dan Kosmetik” atau Bimtek PENDEKAR OBASKK. Acara ini diselenggarakan secara daring dan luring, diikuti oleh lebih dari 2.000 apoteker dari seluruh Indonesia. Di penghujung acara, dilakukan pengukuhan PENDEKAR OBASKK.
Ketua Umum PP IAI, apt. Noffendri, S.Si., dalam sambutannya menegaskan pentingnya peran apoteker yang telah diakui secara global. Ia mengajak para apoteker di berbagai bidang—baik pelayanan, akademisi, maupun penelitian—untuk terus mengembangkan peran mereka.
Melalui program PENDEKAR OBASKK, IAI menargetkan dapat mengedukasi 25.000 masyarakat di seluruh Indonesia sebelum akhir tahun 2024.
Acara ini resmi dibuka oleh Direktur Pemberdayaan Masyarakat dan Pelaku Usaha Obat Tradisional, Suplemen Kesehatan, dan Kosmetik BPOM, Nurvika Widyaningrum, S.Si., Apt., M.Epid.
Ia menekankan pentingnya keterlibatan apoteker dalam memberikan komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) terkait penggunaan obat bahan alam, suplemen, dan kosmetik. BPOM RI juga memperkenalkan aplikasi BPOM Mobile, serta menyediakan bahan KIE dalam bentuk file PowerPoint untuk mempermudah para PENDEKAR OBASKK dalam menjalankan tugas edukasi mereka.
Meskipun program ini mendapat apresiasi, tantangan tetap ada, seperti menjangkau masyarakat yang paling membutuhkan informasi terkait obat-obatan dan produk kesehatan.
Apoteker perlu bergerak lebih cepat dan proaktif dalam memberikan edukasi, terutama mengenai penggunaan obat bahan alam yang tidak selalu diawasi dengan baik.
Salah satu program unggulan yang akan diluncurkan pada tahun ini adalah “Apoteker Bertamu.” Program ini bertujuan untuk mendekatkan apoteker dengan komunitas lokal melalui edukasi langsung terkait isu-isu kesehatan mendesak, seperti penggunaan obat yang tepat dan pencegahan penyakit menular seperti Tuberkulosis.
Pendekatan personal ini diharapkan dapat memperluas jangkauan edukasi kesehatan dan menjadi inspirasi untuk inisiatif serupa di masa depan.
WPD 2024 diharapkan bukan hanya menjadi perayaan rutin, tetapi juga momentum untuk merefleksikan peran apoteker dalam menghadapi tantangan kesehatan global yang semakin kompleks.
Pertanyaan penting yang muncul adalah: Apakah langkah-langkah yang diambil sudah cukup cepat dan efektif, atau masih ada ruang untuk inovasi?
Melalui puncak acara ini, PP IAI dan BPOM RI berharap dapat meningkatkan efektivitas program pemberdayaan masyarakat agar masyarakat terlindungi dari produk obat bahan alam, suplemen kesehatan, dan kosmetik yang berbahaya.
Harapan besar lainnya adalah kolaborasi dengan BPOM dapat terus diperkuat, sehingga para apoteker dapat lebih aktif berperan sebagai penyuluh kesehatan di komunitas mereka. Semoga target ini tercapai, dan apoteker Indonesia terus berjaya.