Tuberkulosis, atau yang sering disingkat TBC atau TB, adalah sebuah penyakit menular serius yang disebabkan oleh infeksi bakteri bernama Mycobacterium tuberculosis.
Meskipun umumnya menyerang paru-paru, bakteri ini memiliki kemampuan untuk menyebar dan memengaruhi bagian tubuh lainnya, seperti tulang belakang, ginjal, otak, kelenjar getah bening, bahkan jantung.
Penyakit ini bukanlah masalah baru; TBC telah menjadi tantangan kesehatan global yang serius selama berabad-abad.
Sejarahnya yang panjang terbukti telah ada pada manusia sejak zaman dahulu. Bahkan di Indonesia, catatan tertua mengenai TBC ditemukan pada relief Candi Borobudur pada abad ke-8 Masehi.
Asal Mula Nama “Tuberkulosis”
Nama “Tuberkulosis” sendiri berasal dari kata “tuberkel” dan berkaitan erat dengan karakteristik patologis yang disebabkan oleh penyakit ini.
Secara etimologi, tuberkel (dari bahasa Latin tuberculum, yang berarti “benjolan kecil” atau “nodul”) mengacu pada tonjolan kecil dan keras yang terbentuk di dalam jaringan tubuh penderita TBC.
Ketika bakteri Mycobacterium tuberculosis masuk ke dalam tubuh, sistem kekebalan akan berusaha melawannya. Dalam proses pertahanan ini, sel-sel kekebalan akan membentuk semacam “dinding” atau “benteng” di sekitar kelompok bakteri untuk mengisolasi dan mencegah penyebarannya. Struktur yang terbentuk inilah yang dinamakan tuberkel, yang menjadi dasar penamaan penyakit ini.
Dua Wajah Infeksi TBC: Laten dan Aktif
Terdapat dua kondisi utama terkait infeksi TBC, yang menentukan apakah seseorang sakit dan menularkan:
-
TBC Laten (Infeksi Tidak Aktif)
Pada kondisi ini, bakteri TBC sudah ada di dalam tubuh, tetapi sistem kekebalan tubuh berhasil mencegahnya untuk berkembang biak dan menimbulkan gejala. Orang dengan TBC laten tidak menunjukkan gejala apa pun dan tidak dapat menularkan penyakit kepada orang lain. Namun, infeksi ini bisa menjadi aktif sewaktu-waktu, terutama jika sistem kekebalan tubuh melemah. -
TBC Aktif (Penyakit yang Menular)
Ini adalah kondisi di mana bakteri TBC mulai berkembang biak secara aktif dan menyebabkan gejala yang serius. Pada tahap ini, penderita TBC aktif dapat menularkan penyakitnya kepada orang lain dan memerlukan penanganan medis segera. Penting untuk diketahui bahwa sekitar 90% kasus TBC aktif pada orang dewasa berasal dari infeksi TBC laten yang menjadi aktif kembali.
Bagaimana Tuberkulosis Terjadi?
Penyebab utama TBC adalah infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penularannya terjadi melalui udara ketika seseorang yang mengidap TBC aktif di paru-paru atau tenggorokan batuk, bersin, berbicara, atau meludah.
Aktivitas ini menyebarkan bakteri dalam bentuk percikan dahak atau droplet ke udara. Jika orang lain menghirup droplet yang mengandung bakteri ini, mereka dapat terinfeksi.
Mekanisme Lengkap Terjadinya Tuberkulosis di Dalam Tubuh
Proses terjadinya TBC di dalam tubuh manusia adalah sebuah rangkaian yang melibatkan beberapa tahapan, dimulai dari masuknya bakteri hingga perkembangan penyakit. Berikut adalah penjelasannya secara rinci:
1. Penularan Bakteri
-
Sumber Penularan: Bakteri Mycobacterium tuberculosis umumnya ditularkan melalui udara. Sumber utama penularan adalah orang yang menderita TBC aktif, terutama jika hasil pemeriksaan dahaknya positif (BTA positif).
-
Penyebaran Melalui Udara: Ketika penderita TBC aktif batuk, bersin, atau bahkan berbicara, mereka mengeluarkan percikan dahak (disebut juga droplet nuclei) yang sangat kecil dan mengandung bakteri. Satu kali batuk saja dapat menghasilkan ribuan percikan dahak.
-
Inhalasi (Terhirup): Percikan dahak ini dapat melayang di udara selama beberapa jam, terutama di ruangan yang tertutup, gelap, lembab, dan memiliki ventilasi yang buruk. Orang yang menghirup udara yang terkontaminasi tersebut berisiko tinggi untuk terinfeksi.
2. Infeksi Primer
-
Masuk ke Paru-paru: Setelah terhirup, bakteri Mycobacterium tuberculosis akan masuk melalui saluran pernapasan dan mencapai paru-paru. Bakteri ini sangat menyukai lingkungan yang kaya oksigen, sehingga mereka mulai memperbanyak diri di sana.
-
Respon Sistem Kekebalan Tubuh: Sistem kekebalan tubuh akan segera mendeteksi keberadaan bakteri ini. Sel-sel imun, seperti makrofag, akan berusaha untuk menelan dan menghancurkan bakteri.
3. Infeksi Laten (TBC Laten)
-
Bakteri “Tertidur”: Jika sistem kekebalan tubuh seseorang kuat dan berhasil mengendalikan infeksi, bakteri TBC tidak akan aktif menyebabkan penyakit dan tidak menimbulkan gejala. Kondisi ini disebut TBC laten. Bakteri tetap ada di dalam tubuh, namun dalam keadaan “tidur” (dormant) dan tidak menular kepada orang lain.
-
Tanpa Gejala: Orang dengan TBC laten umumnya tidak menunjukkan gejala penyakit TBC dan tidak dapat menularkan bakteri.
-
Potensi Aktivasi: Meskipun tidak aktif, infeksi laten ini masih memiliki potensi untuk menjadi aktif di kemudian hari, terutama jika daya tahan tubuh penderita melemah.
4. Infeksi Aktif (TBC Aktif)
-
Pemicu Aktivasi: TBC laten dapat berkembang menjadi TBC aktif ketika sistem kekebalan tubuh melemah. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan daya tahan tubuh menurun antara lain:
-
Kekurangan gizi atau malnutrisi.
-
Penyakit penyerta seperti HIV/AIDS, diabetes, penyakit ginjal kronis, atau kanker.
-
Penggunaan obat-obatan imunosupresif (obat yang menekan sistem kekebalan tubuh, misalnya pada pasien transplantasi organ).
-
Usia yang sangat muda (bayi dan anak-anak) atau lanjut usia, karena sistem kekebalan tubuh yang belum sempurna atau sudah menurun.
-
Kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol berlebihan.
-
Lingkungan yang buruk, seperti pemukiman padat, lembab, dan kurangnya ventilasi udara serta sinar matahari.
-
-
Perkembangan Bakteri dan Kerusakan Jaringan: Ketika daya tahan tubuh tidak lagi mampu menahan serangan, bakteri Mycobacterium tuberculosis akan mulai berkembang biak secara aktif dan menyerang sel-sel sehat di paru-paru. Ini menyebabkan kerusakan jaringan dan munculnya gejala TBC.
-
Gejala dan Penularan: Pada tahap ini, penderita akan menunjukkan gejala TBC aktif. Penderita TBC aktif inilah yang dapat menularkan penyakit kepada orang lain.
-
Penyebaran ke Organ Lain: Selain paru-paru, bakteri TBC juga dapat menyebar ke organ tubuh lain melalui aliran darah atau saluran napas. Kondisi ini disebut TBC ekstrapulmoner.
Gejala Umum Tuberkulosis yang Perlu Diwaspadai
Gejala TBC bisa bervariasi, tetapi gejala umum TBC paru meliputi:
-
Batuk berkepanjangan (lebih dari 2 minggu), seringkali disertai dahak atau darah.
-
Nyeri dada atau nyeri saat bernapas dan batuk.
-
Demam dan menggigil, terutama di malam hari.
-
Penurunan berat badan yang signifikan tanpa sebab yang jelas.
-
Kehilangan nafsu makan.
-
Keringat malam yang berlebihan.
-
Lelah berlebihan atau merasa lemah sepanjang hari.
Penting untuk diingat bahwa tidak semua orang yang terinfeksi bakteri TB akan langsung sakit. Banyak orang memiliki TB laten, di mana bakteri ada di dalam tubuh tetapi tidak aktif dan tidak menimbulkan gejala.
Namun, TB laten dapat berkembang menjadi TB aktif di kemudian hari, terutama jika sistem kekebalan tubuh melemah.
Pesan Penting Terkait Pengobatan
TBC adalah penyakit yang dapat disembuhkan jika penderita menjalani pengobatan secara teratur dan tuntas selama minimal 6 bulan.
Pengobatan yang tidak lengkap atau berhenti di tengah jalan dapat menyebabkan bakteri menjadi kebal terhadap obat (resisten obat), sehingga penyakit menjadi lebih sulit untuk diobati (dikenal sebagai TB MDR).