Informasi
Hubungi Redaksi IAINews melalui email : humas@iainews.net
Floating Left Ads
Floating Right Ads
banner 950x90

Pekan Imunisasi Nasional Polio di Papua Barat Daya Menyusul KLB Polio di Sejumlah Daerah

Wilayah Papua Penyumbang Kasus Terbanyak KLB Polio

Papupa Polio 1
Pencangan Pekan Imunisasi Nasional Polio di SDN 40 Soprauw, Sorong
banner 120x600
banner 468x60

SORONG, IAINews – Kejadian Luar Biasa (KLB) Polio terjadi di Papua Pengunungan, Papua Selatan, dan Papua Tengah.

Menindaklanjuti temuan kasus polio di beberapa daerah di Indonesia, Kementerin Kesehatan (Kemenkes) menyelenggarakan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio yang dilaksanakan dua tahap di 33 provinsi.

Iklan ×

Di Indonesia, ditemukan sejumlah kasus polio tahun ini, tiga diantaranya ditemukan di wilayah Papua yaitu Kabupaten Nduga, Kabupaten Asmat, dan Kabupaten Mimika serta satu kasus ditemukan di Kabupaten Sidoarjo.

Pada 9 Maret 2024, seorang anak laki-laki berusia 6 tahun di Kabupaten Nduga mengalami lumpuh layu akut (Acute flaccid paralysis/AFP) dan terkonfirmasi positif polio tipe II setelah dilakukan pemeriksaan laboratorium.

Onset kelumpuhan terjadi pada 20 Februari 2024.

Selanjutnya, pada 6 April 2024 ditemukan satu kasus polio tipe II lainnya di Kabupaten Sidoarjo.

Seorang anak perempuan berusia 11 tahun dengan onset kelumpuhan pada 25 Februari 2024 dan hasil pemeriksaan laboratorium terkonfirmasi positif polio tipe II.

Kemudian pada 25 April 2024, anak perempuan berusia 11 tahun di Kabupaten Asmat, Papua Selatan juga terkonfirmasi positif polio tipe II melalui pemeriksaan laboratorium.

Baca Juga  World Pharmacist Day 2023 Peran Apoteker Bali Dirasakan Hingga Akar Rumput

Onset kelumpuhan pada kasus ini terjadi pada 25 Februari 2024.

Papua polio 2

Temuan kasus AFP juga terdeteksi di Kabupaten Mimika, Papua Tengah.

Kasus ini melibatkan anak laki-laki berusia 9 tahun dengan onset kelumpuhan pada 20 Desember 2023.

Pemeriksaan dilakukan dengan pengambilan spesimen tinja pada anak-anak sehat di sekitar kasus (bukan kontak) dari hasil pemeriksaan tersebut menunjukkan 8 anak positif polio tipe II.

Hal ini menunjukkan terdapat transmisi virus polio di Kabupaten Mimika.

Berdasarkan beberapa temuan kasus polio, Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (P2KB) Provinsi Papua Barat Daya menggelar Sosialisasi Pelaksanaan PIN Polio guna memutus rantai penularan polio.

Sosialisasi ini bertujuan agar memberikan informasi dan edukasi kepada seluruh pemangku kepentingan tentang pentingnya PIN Polio dan bagaimana cara menjalankannya dengan sukses.

Vaksin yang digunakan dalam PIN Polio kali ini adalah nOPV2 dan vaksin bivalent Oral Polio Vaccine (bOPV).

Vaksin ini khusus diberikan hanya untuk 6 provinsi, yaitu Papua, Papua Tengah, Papua Selatan, Papua Pegunungan, Papua Barat dan Papua Barat Daya.

Vaksin nOPV2 merupakan vaksin yang hanya digunakan dalam program imunisasi KLB Polio tipe II dan tidak digunakan dalam imunisasi rutin.

Baca Juga  Waspada Polio Muncul Kembali, IAI Kota Cilegon Turut Sukseskan Pekan Imunisasi Nasional 2024

Sedangkan vaksin bOPV merupakan vaksin yang digunakan dalam program imunisasi rutin.

Kegiatan PIN Polio ini akan dilaksanakan dalam 4 tahap yaitu tahapan pertama mulai 27 Mei-8 Juni 2024, tahapan kedua 24 Juni-7 Juli 2024, tahapan ketiga 5 Agustus-18 Agustus 2024, dan tahapan terakhir pada 16 September-30 September 2024.

Selanjutnya Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat Daya melakukan Pencanangan PIN Polio pada Senin, 27 Mei 2024 di SD Negeri 40 Kelurahan Soprauw, Kota Sorong.

Adapun tujuan Pencanangan PIN Polio untuk memberikan perlindungan secara optimal kepada anak-anak usia 0-7 tahun agar melakukan pencegahan terhadap penularan virus polio.

Dinas Kesehatan Kota Sorong telah membentuk 33 tim percepatan realisasi imunisasi polio yang akan tersebar di 10 Puskesmas dengan sasaran posyandu, PAUD, TK, dan SD.

Beberapa tim juga akan mengujungi setiap rumah masyarakat untuk memberikan tetesan polio bagi anak-anak usia 0-7 tahun yang belum sempat ikut dalam kegiatan posyandu.

Pada kegiatan ini dihadiri antara lain oleh Kepala Dinas Kesehatan P2KB Papua Barat Daya, Dr. Naomi Netty Howay, SKM, M.Kes, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Sorong, Sekretaris Ikatan Apoteker Indonesia Papua Barat Daya apt. Ellistiawati E. Laos, S.Farm.

Baca Juga  Tantangan dan Peluang Profesi Apoteker dalam Menghadapi Dinamika Tren Kesehatan Global - Ketua PD IAI Sulsel

Sekretaris PD IAI Papua Barat Daya ikut mengambil bagian dalam menghadiri PIN Polio yang diselenggarakan oleh Dinas Kesehetan Provinsi Papua Barat Daya.

‘’Dalam hal ini peranan penting Apoteker dalam suksesnya PIN Polio adalah bertanggung jawab terhadap sediaan dan menjamin keamanan, mutu, dan khasiat vaksin mulai dari penerimaan, penyimpanan dan distribusi hingga saat digunakan,’’ ungkap Ellistiawati E Laos di sela kegiatan pencanangan PIN Polio.

Dengan kualitas yang terjaga, maka saat diberikan kepada anak usia 0-7 tahun akan mendapatkan manfaat penuh dari vaksin yang diterima.

Harapannya dengan adanya PIN Polio ini Dinkes Provinsi Papua Barat Daya bekerjasama dengan Dinkes Kota Sorong, seluruh Fasilitas Pelayanan Kesehatan serta masyarakat ikut berperan aktif dalam pencengahan transmisi virus polio dengan cara memastikan anak usia 0-7 tahun memperoleh imunisasi rutin dan tambahan polio lengkap. (apt. Firayanti Hamka, S.Farm/Tim Media Nasional PD IAI Papua Barat Daya)

banner 325x300

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

banner 950x90