Site icon IAI NEWS

Menyongsong Masa Depan Kesehatan Bali: UNBI Resmi Buka Program Studi Profesi Apoteker Pertama di Perguruan Tinggi Swasta Bali

Denpasar, IAINews – Dunia pendidikan tinggi di Bali mencatat sejarah baru. Universitas Bali Internasional (UNBI), sebuah perguruan tinggi swasta yang berkembang pesat di Pulau Dewata, resmi membuka Program Studi Pendidikan Profesi Apoteker (PSPA).

Izin operasional ini tertuang dalam Keputusan Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Nomor 779/B/O/2025 yang disahkan pada 8 September 2025.

Langkah ini menjadi tonggak penting bagi Bali, yang selama ini masih terbatas dalam menyediakan pendidikan lanjutan di bidang farmasi.

Dengan hadirnya PSPA UNBI, para lulusan Sarjana Farmasi kini memiliki kesempatan untuk melanjutkan pendidikan profesi tanpa harus meninggalkan daerah asal.

Local Genius “Usadha Bali Berbasis Bukti”

Salah satu keunggulan UNBI terletak pada integrasi ilmu farmasi modern dengan local genius “Usadha Bali berbasis bukti”. Konsep ini menekankan kajian empiris terhadap pengobatan tradisional Bali yang dikombinasikan dengan pendekatan ilmiah. Inovasi ini menjadi nilai tambah sekaligus ciri khas yang membedakan UNBI dengan institusi pendidikan farmasi lainnya di Indonesia.

Di bawah kepemimpinan apt. Ida Ayu Manik Partha Sutema pada Program Studi Farmasi Klinis, UNBI terus menekankan pentingnya penelitian dan pengembangan farmasi berbasis bukti. Kini, langkah strategis ini diperkuat dengan hadirnya apt. Putu Wintariani, S.Farm., M.Farm. sebagai Ketua Program Studi Profesi Apoteker.

“Kami ingin memberikan wadah bagi putra-putri Bali untuk berkembang di bidang farmasi, sekaligus berkontribusi langsung pada kesehatan masyarakat tanpa harus mencari jalur pendidikan ke luar daerah,” ujar apt. Putu Wintariani.

sosialisasi rutin prodi farmasi ke sekolah-sekolah

Jawaban atas Kebutuhan Apoteker di Bali

Hadirnya PSPA UNBI sekaligus menjawab kebutuhan mendesak akan tenaga apoteker di berbagai sektor kesehatan. Apoteker tidak hanya berperan di apotek dan rumah sakit, tetapi juga di industri farmasi, laboratorium, dan lembaga penelitian. Dengan bertambahnya jumlah lulusan apoteker di Bali, diharapkan distribusi tenaga farmasi semakin merata dan dapat meningkatkan mutu layanan kesehatan masyarakat.

Data dari Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa jumlah apoteker di Indonesia masih jauh dari ideal, terutama di daerah-daerah yang pertumbuhan penduduknya tinggi, termasuk Bali. Karena itu, UNBI mengambil tanggung jawab besar untuk berkontribusi dalam percepatan pemenuhan kebutuhan tenaga apoteker yang kompeten, profesional, dan beretika.

Komitmen terhadap Standar Mutu Pendidikan

UNBI menegaskan bahwa penyelenggaraan PSPA akan dijalankan sesuai Standar Nasional Pendidikan Tinggi dengan kurikulum yang relevan terhadap kebutuhan industri dan pelayanan kesehatan. Selain itu, UNBI berkomitmen menjaga kualitas lulusannya agar memiliki kompetensi klinis, manajerial, dan sosial.

“Program ini tidak hanya mencetak apoteker yang mahir dalam bidangnya, tetapi juga yang menjunjung tinggi etika profesi dan memiliki jiwa pengabdian kepada masyarakat,” tegas apt. Ida Ayu Manik Partha Sutema.

Harapan untuk Bali dan Indonesia

Dengan lahirnya PSPA di UNBI, Bali kini tidak hanya dikenal sebagai pusat pariwisata dunia, tetapi juga mulai menegaskan perannya sebagai pusat pendidikan kesehatan di Indonesia Timur. Ke depan, lulusan apoteker UNBI diharapkan mampu membawa semangat inovasi sekaligus menjaga kearifan lokal dalam praktik farmasi.

Hadirnya program ini diharapkan dapat memperkuat sistem kesehatan di Bali, sekaligus menjadi model bagi pengembangan pendidikan farmasi di wilayah lain.

UNBI optimis bahwa langkah besar ini akan menciptakan generasi apoteker yang siap menghadapi tantangan global, tanpa meninggalkan identitas budaya lokal.

Kampus UNBI
Exit mobile version