“Titik awal membangun harga dirimu adalah agar kamu memiliki pemahaman yang jelas tentang siapa dirimu dan apa yang kamu inginkan.” – Brian Tracy
SALAH satu upaya yang bisa dilakukan oleh apoteker untuk memperkuat hubungan emosional, intelektual, dan moral antara individu apoteker dengan Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) adalah dengan menumbuhkan rasa identitas dan kebanggaan terhadap IAI.
IAI adalah wadah yang mewakili profesi apoteker di Indonesia yang memiliki fungsi penggerak, pelindung, dan pemberdaya anggota dalam mendukung pelayanan kefarmasian yang bermartabat dan profesional.
Berikut ada beberapa cara yang bisa kita gunakan untuk menumbuhkan identitas dan kebanggaan terhadap Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) antara lain:
Pertama, memahami visi dan misi organisasi. Dengan memahami visi, misi, dan tujuan organisasi maka kita akan terhubung dengan nilai-nilai yang diusung organisasi serta kita mengetahui mau dibawa kearah mana organisasi untuk ke depannya.
Ibarat perjalanan, kita akan berjalan ke tujuan yang sama dengan tujuan organisasi.
Kedua, berpartisipasi aktif dalam berbagai kegiatan Ikatan Apoteker Indonesia dengan cara mengikuti seminar, pelatihan, workshop, atau pertemuan rutin yang diadakan oleh IAI.
Ini dilakukan guna membangun rasa keterlibatan dan koneksi antar sesama anggota.
Terlebih, di era sekarang, tidak dibatasi oleh jarak, bisa diikuti secara daring maupun luring.
Ketiga, berperan dalam program sosial, atau kita lebih mengenal dengan istilah pengabdian kepada masyarakat.
Berbagai kegiatan Ikatan Apoteker Indonesia yang berfokus kepada masyarakat bisa ikut mengambil peran seperti edukasi kesehatan, bakti sosial, pelayanan kesehatan, penyuluhan pengobatan, dan berbagai kegiatan kemasyarakatan lainnya.
Keempat, mendukung kampanye profesi. Cara ini yakni aktif mempromosikan peran apoteker melalui berbagai media seperti media sosial dengan memposting status, foto, video singkat ataupun lainnya yang berkaitan dengan profesi apoteker guna meningkatkan citra profesi apoteker dan Ikatan Apoteker Indonesia.
Kelima, menjalin hubungan erat dengan sesama anggota Ikatan Apoteker Indonesia.
Saling berkomunikasi dan interaksi dengan sesama sejawat apoteker IAI akan menumbuhkan rasa memiliki dan persahabatan antar anggota IAI.
Apoteker tidak berdiri sendiri, tetapi ada sejawat apoteker lainnya yang bisa saling sharing pengalaman dan pengetahuan terkait profesi apoteker.
Keenam, mengembangkan kompetensi melalui Ikatan Apoteker Indonesia.
Badiklat IAI adalah salah satu wadah yang difasilitasi oleh IAI untuk memgembangkan kompetensi apoteker dalam berbagai program pelatihan dan sertifikasi untuk meningkatkan keahlian dan memperkuat rasa bangga karena IAI memberikan dukungan penuh dan memfasilitasi untuk pengembangan anggotanya.
Ketujuh, mengenalkan Ikatan Apoteker Indonesia kepada generasi muda.
Salah satu program yang dijalankan IAI yakni apoteker cilik dengan cara datang langsung ke sekolah-sekolah dengan membawa berbagai program terkait pengenalan apoteker pada siswa-siswi.
Kegiatan diselingi dengan games kefarmasian yang membuat siswa-siswi semakin kenal dengan apoteker.
Kedelapan, berkomitmen terhadap etika profesi yakni menjalankan praktik kefarmasian berdasarkan etika dan standar yang diterapkan yang akan menjadi cerminan kebanggaan terhadap organisasi dan profesi.
Delapan cara di atas semoga bisa diterapkan sehingga bisa menumbuhkan identitas dan kebanggaan terhadap profesi apoteker dan organisasi Ikatan Apoteker Indonesia (IAI), sehingga kita pun akan selalu bangga berada di dalam organisasi serta kita menemukan apa yang kita cari selama ini.***