SEBERAPA besar pengaruh pemilihan kata terhadap psikologis lawan bicara. Pilihan diksi negatif dan diksi positif ternyata memiliki akibat yang sangat berbeda terhadap kondisi psikologis lawan bicara.
Kita ambil contoh sebagai berikut :
“Kok wajahmu pucat, sakit ya?”, tanya mahasiswa farmasi ke temannya yang sesama mahasiswa farmasi.
“Iyakah?, tanya balik mahasiswa yang ditanya.
Mahasiswa yang dikatakan wajahnya pucat pun mulai gelisah, dia mulai merasakan ada hal yang salah pada dirinya sehingga wajahnya pucat bahkan sampai ditanyakan sang teman apakah dia sakit?
Apa yang terjadi jika mahasiswa itu adalah kita? Apakah kita pun akan mengalami dan merasakan hal yang serupa dengan yang dirasakan oleh sang mahasiswa tersebut?
Apa yang terjadi selanjutnya dengan mahasiswa tersebut? Ada yang bisa menebak?
Iya, besok harinya. Sang mahasiswa tersebut tidak masuk sebab dia merasakan benar-benar sakit. Padahal, sehari sebelumnya dia dalam kondisi sehat dan merasakan sesuatu hal yang lain setelah mendengarkan pernyataaan dan pertanyaan dari temannya. “Kok wajahmu pucat, sakit ya?”
Satu kalimat yang sekilas kita perhatikan hanya biasa saja. Namun, sangat berdampak bagi psikologis seorang mahasiswa sehingga akhirnya dia benar-benar menjadi sakit.
Begitu pula, jika kalimat yang keluar berupa diksi positif yang akan memberikan semangat kepada sesama manusia secara umum, ataupun kepada pasien secara khusus. Semangat lewat diksi positif yang membuat pasien terus berjuang dan bertahan untuk menjalani pengobatan.
“Kamu lebih kuat dari penyakit ini. Jangan menyerah, kamu pasti bisa melewati ini”, satu contoh diksi positif yang akan menularkan semangat dan kekuatan bagi yang mendengarkannya.
Diksi positif tidak hanya bisa kita gunakan untuk percakapan sehari-hari, tetapi diksi positif kita gunakan untuk memberikan semangat dan keyakinan kepada pasien, dan sebagai kekuatan dari dalam diri ketika sang diri mengucap diksi positif untuk dirinya sendiri.
Diksi positif bisa digunakan setiap hari dalam berbagai hal, termasuk untuk kesembuhan. Selain dengan rutin meminum obat yang telah dianjurkan, mengucapkan dan mendengarkan diksi positif juga akan berpengaruh pada terapi pengobatan sehingga membuat jalannya terapi terasa mudah untuk dilakukan.
Dengan mendengarkan atau mengucapkan diksi positif secara tidak langsung kita memberikan sugesti kepada diri untuk tetap bertahan, berpikir positif, dan berprasangka baik atas segala kejadian yang telah dialami.
Bertahan, diksi positif mengajarkan kepada kita untuk menjadi pribadi yang sabar dan kuat melaksanakan pengobatan yang telah dijalani.
Berpikir positif, diksi positif mengajarkan kepada kita untuk bisa menilai kebaikan dari pengobatan yang dialami.
Berprasangka baik, diksi positif memberikan pelajaran bahwa sangkaan baik itu akan berbuah kebaikan pula.
Kita berprasangka baik bisa lekas sembuh, maka kesembuhan pun akan menghampiri. Begitu pula sebaliknya, jika berprasangka tidak baik, merasa tidak akan sembuh, maka kesembuhan tidak menghampiri bahkan memperparah kondisi yang dirasakan sekarang ini.
Mulai dari sekarang, dari hal-hal yang kecil, dan dari diri sendiri untuk membiasakan memakai diksi positif.***