Banda Aceh, IAINews – Dalam rangka memperingati Hari Apoteker Sedunia 2024 yang jatuh pada 25 September 2024, para apoteker di Kota Banda Aceh dan Aceh Besar yang tergabung dalam Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) Provinsi Aceh berperan aktif meningkatkan kesadaran masyarakat tentang kesehatan melalui penyuluhan tuberkulosis (TB). Acara ini dilaksanakan bersamaan dengan Car Free Day pada Minggu pagi, 20 Oktober 2024, dan berhasil menarik perhatian ratusan peserta dari berbagai kalangan.
Acara ini diselenggarakan oleh Pengurus Daerah Ikatan Apoteker Indonesia (PD IAI) Aceh dengan tema “World Pharmacists Day,” yang mengampanyekan bahaya dan pencegahan Tuberkulosis. Ini merupakan bagian dari kampanye nasional melawan TB, salah satu penyakit menular paling mematikan di Indonesia.
Menurut ayosehat.kemkes.go.id, Indonesia menduduki peringkat kedua dunia dalam jumlah kasus TB setelah India. Hal ini sejalan dengan Peraturan Presiden No 67 Tahun 2021 tentang Penanggulangan Tuberkulosis, yang mengamanatkan bahwa penanggulangan TB harus didukung seluruh jajaran lintas sektor dan masyarakat untuk mewujudkan Eliminasi TB 2030.
Kegiatan dimulai pagi hari di Jalan Daud Beureueh, dari Simpang Lima hingga Simpang Jambo Tape, pusat keramaian Banda Aceh yang biasanya dipadati warga setiap Car Free Day. Para apoteker mengenakan dresscode biru dan merah dengan tulisan serta logo IAI, memberikan kesan profesional dan bersahabat. Stand penyuluhan kesehatan IAI terletak strategis diapit stand kuliner yang ramai dikunjungi dan dikelilingi poster yang mengingatkan masyarakat akan bahaya tuberkulosis.
Dalam wawancara, Ketua Pengurus Cabang IAI Aceh, Apt. Hafiz Alroza, S.Farm, menyampaikan pentingnya keterlibatan apoteker dalam pencegahan dan pengendalian penyakit menular seperti TB. “Apoteker memiliki peran strategis tidak hanya dalam penyiapan, penyerahan, dan pemberian informasi obat, tetapi juga dalam memberikan konseling dan edukasi kepada masyarakat tentang penggunaan obat yang benar, serta mendorong kesadaran masyarakat mengenai kesehatan,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa keterlibatan apoteker dalam kampanye kesehatan semacam ini dapat memberikan dampak positif yang signifikan, terutama di Aceh, di mana pengetahuan masyarakat tentang TB masih sangat terbatas. “Kami berharap dengan adanya penyuluhan ini, masyarakat dapat lebih memahami cara pencegahan, deteksi dini, dan pengobatan TB, sehingga angka penularan bisa ditekan,” tambahnya.
Dalam sesi penyuluhan, para apoteker memberikan berbagai informasi penting terkait TB. Mereka menjelaskan bahwa tuberkulosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis, yang umumnya menyerang paru-paru, tetapi juga dapat mempengaruhi bagian tubuh lainnya seperti ginjal, tulang, dan otak. Penyakit ini menular melalui udara saat penderita TB aktif batuk atau bersin.
Para apoteker menekankan bahwa meskipun TB bisa diobati, penanganan yang tidak tepat atau terputus dapat menimbulkan komplikasi, termasuk TB yang kebal obat. “Penting bagi pasien untuk mengikuti seluruh tahapan pengobatan yang telah ditentukan, karena pengobatan TB memerlukan waktu lama, yaitu minimal 6 bulan,” jelas Apt. Hafiz.
Selain itu, penggunaan masker, menjaga kebersihan lingkungan, serta memastikan sirkulasi udara yang baik di rumah dan tempat kerja merupakan langkah-langkah pencegahan utama yang disarankan.
Warga yang hadir tampak antusias mendengarkan penjelasan dari para apoteker, terutama terkait gejala TB, seperti batuk yang berlangsung lebih dari 2 minggu, demam ringan, berkeringat di malam hari, dan penurunan berat badan yang signifikan. Penyuluhan juga mencakup informasi mengenai pentingnya melakukan pemeriksaan dahak di Puskesmas atau fasilitas kesehatan lainnya jika gejala tersebut muncul.
Untuk membuat sesi penyuluhan lebih interaktif, para apoteker mengadakan sesi tanya jawab. Banyak warga yang menanyakan cara memastikan pengobatan TB yang efektif, terutama dalam konteks rumah tangga dan tempat kerja. Para apoteker menjelaskan bahwa salah satu kunci kesuksesan dalam pengobatan TB adalah disiplin minum obat secara rutin dan tidak berhenti meskipun gejala sudah berkurang.
Selain penyuluhan, acara ini juga dimeriahkan dengan pembagian masker dan pemeriksaan kesehatan gratis. Peserta dapat melakukan cek tekanan darah, gula darah, dan pemeriksaan berat badan di stand-stand yang disediakan. Masyarakat pun dapat berkonsultasi langsung dengan apoteker mengenai masalah kesehatan mereka.
“Ini kesempatan bagus bagi kami yang tidak sempat ke dokter. Kami bisa cek kesehatan dan mendapatkan informasi tentang TB langsung dari sumber yang terpercaya,” ungkap Razi, salah satu warga yang ikut serta dalam pemeriksaan. Ia mengaku bahwa informasi yang didapatnya dari apoteker sangat berguna untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya pencegahan penyakit.
Para apoteker juga membagikan brosur mengenai TB dan cara pencegahannya, serta memberikan suplemen dan vitamin secara gratis kepada peserta yang telah melakukan pemeriksaan kesehatan. Kegiatan ini menjadi salah satu upaya nyata apoteker Aceh dalam mendekatkan diri kepada masyarakat, serta menunjukkan bahwa mereka bukan sekadar peracik obat di apotek, tetapi juga garda depan dalam edukasi kesehatan.
Acara World Pharmacists Day di Banda Aceh ini sukses membuktikan bahwa apoteker memiliki peran penting dalam meningkatkan kesehatan masyarakat.
Melalui penyuluhan tuberkulosis yang diberikan, para apoteker tidak hanya membagikan pengetahuan medis, tetapi juga memberdayakan masyarakat untuk berperan aktif dalam mencegah dan mengobati TB.
Kesadaran masyarakat Aceh terhadap TB memang masih perlu ditingkatkan, namun dengan adanya kegiatan seperti ini, diharapkan semakin banyak masyarakat yang peduli dan memahami pentingnya pencegahan TB sejak dini. “Apoteker adalah bagian integral dari sistem kesehatan.
Mereka membantu kita memahami pentingnya penggunaan obat yang tepat dan mendorong perilaku hidup sehat,” ujar salah satu pengunjung. Kegiatan penyuluhan semacam ini diharapkan bisa terus berlangsung secara berkala, tidak hanya pada momen tertentu saja, demi mewujudkan masyarakat Aceh yang lebih sehat dan bebas dari TB.