PERNAHKAH kita mendengar atau membaca kisah dua tanaman yang diberikan perlakuan dengan berbeda ucapan?
Kisah ini berasal dari sekolah di Timur Tengah yang diberikan proyek oleh perusahaan Swedia. Perusahaan tersebut menguji dua tanaman dengan perlakuan yang sama yakni jumlah pupuk, jumlah air, dan cahaya matahari, kecuali satu perlakuan.
Satu perlakuan tersebut yakni satu tanaman diberikan komentar-komentar diksi positif dan satu tanaman lainnya diberikan komentar-komentar diksi negatif yang tidak mengenakkan.
Siswa-siswa diminta memberikan perlakuan dua komentar berbeda tersebut sekaligus mengamati dua tanaman selama 30 hari. Bagaimanakah hasilnya setelah 30 hari?
Hasilnya sangat mencegangkan para siswa-siswa karena mereka merasakan keanehan. Tanaman yang diberikan komentar-komentar diksi positif tumbuh tinggi dan sehat. Sedangkan tanaman yang diberikan komentar-komentar diksi negatif terlihat layu bahkan hampir mati.
Itulah yang terjadi pada tanaman yang juga termasuk makhluk hidup. Bagaimanakah juga dengan manusia?
Tentu, manusia pun akan bisa bertahan dan bersemangat jika diberikan dan membiasakan diri dengan ucapan diksi-diksi positif. Diksi positif tersebut selalu diucapkan kemudian memasuki alam bawah sadar sehingga akan otomatis bekerja dengan sendirinya.
Ketika kita sakit pun, berharap dengan kesembuhan. Awalilah dengan ucapan diksi positif berupa doa agar diberikan kesembuhan kembali.
Apabila kita sendiri malah mengucapkan bukan diksi positif pada diri sendiri, berarti kita pun tidak yakin dengan diri akan sembuh. Bahkan malah memperparah kondisi sakit yang diderita.
Seperti seseorang yang baru divonis dokter suatu penyakit yang berat. Ketika itu pula dia mengucapan diksi positif, dia menyakini bahwa dirinya bisa sembuh.
Walaupun awalnya memang pedih seakan-akan dunia ini runtuh ketika mendengar vonis tersebut. Namun, diksi positif itulah yang membuat dia selalu berpikir positif dan berprasangka baik pada kesembuhan.
Bukankah dokter hanya bisa mengobati bukan menyembuhkan? Bukankah obat hanya perantara agar kita bisa sehat kembali? Berarti ucapan diksi positif pun bisa menjadi perantara kesembuhan.
Dikala dia mendengarkan orang-orang mendoakannya dengan diksi positif, dia menjadi semangat dan berjuang agar bisa sehat. Ketika diksi positif dia ucapkan sendiri pun, ada rasa yang berbeda dia rasakan di dalam dirinya.
Ucapkanlah diksi positif berulang-ulang, selayaknya tanaman yang diuji dengan komentar-komentar diksi positif selama 30 hari sehingga dia bisa tumbuh tinggi dan sehat.
Manusia pun jika diberikan dan mengucapkan diksi positif yang awalnya divonis sakit berat, tidak menutup kemungkinan untuk sembuh dan bisa bertahan dalam menghadapi berbagai masalah kesehatan.
Apabila kesembuhan itu dimulai dari kata yang diucapkan maka ucapkanlah diksi positif berulang-ulang ke dalam diri sendiri. Agar kelak kesembuhan itu akan kita rasakan sendiri kehadirannya.
Berawal dari diksi positif yang akan menghadirkan berbagai kesembuhan lewat kisah nan inspiratif.***